Kedinaan Menjadi Pemelihara Ciptaan

Salah satu Saudara Muda sedang mengikuti rekoleksi bulanan yang dilakukan secara daring (12-13/03/2022)

Dalam suasana optimisme, para Saudara Muda di Jakarta dan Sindanglaya-Jawa Barat mengikuti kegiatan rekoleksi bulanan pada akhir pekan kedua bulan Maret (12-13/03/2022). Untuk kesekian kalinya, rekoleksi dilaksanakan secara daring. Kali ini rekoleksi dibawakan oleh Sdr. Jemianus H. Rance Tnomat, OFM dengan tema “Kedinaan Menjadi Pemelihara Ciptaan”. Pada sesi pertama, Sdr. Jemi, OFM menjelaskan sub tema “kedinaan” para Fransiskan. Bapa Serafik sendiri menghendaki agar persaudaraan ini dinamakan Ordo Saudara Dina. Hal tersebut tampak dalam kutipan riwayat hidup St. Fransiskus karya Thomas dari Celano yang berbunyi, “Aku mau supaya persaudaraan ini dinamakan Ordo Saudara Dina” (1Cel. 38) serta dalam Anggaran Dasar (AngTBul 6:3 dan AngTBul 9:1-2).

Semangat kedinaan yang diperjuangkan Fransiskus Asisi lahir dari proses refleksi yang panjang. Iman akan Kristus yang merendahkan Diri-Nya demi keselamatan manusia menjadi inspirasi bagi Fransiskus ketika menjawab panggilan Allah melalui cara hidup sederhana. Dalam terang refleksi perihal kedinaan, manusia pada hakikatnya merupakan ciptaan yang bergantung pada Allah. Hidupnya berasal dari Allah dan dituntun oleh Allah sendiri.

Pada sesi kedua,Sdr. Jemi, OFM mengajak para Saudara Muda merefleksikan sub tema “menjadi pemelihara ciptaan”. Menjadi pemelihara ciptaan berarti memiliki cara pandang yang khas terhadap lingkungan sekitar. Alam dipandang dalam rasa hormat dan takjub serta segenap ciptaan dipandang sebagai saudara/saudari. “Tema ini mau menyadarkan kita bahwa selalu ada hubungan atau keterkaitan relasi antara manusia dan ciptaan (persaudaraan semesta),” jelas Sdr. Jemi, OFM. Nilai kedinaan terletak pada kesadaran bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa ciptaan lain. Lantas, manusia mesti menghormati dan melindungi alam ciptaan. Rekoleksi ditutup dengan perayaan ekaristi yang dirayakan di komunitas masing-masing.

                                                               Kontributor: Sdr. Yoseph Antonius Renzo Bes Ohoira, OFM dan Sdr. Bona Jebarus, OFM

Ed.: Sdr. Rio, OFM