Sentul Zaman Semi Purba

(Tulisan ini merupakan kontribusi dari Sdr. Alfons Suhardi, OFM perihal pernak-pernik peristiwa menggelitik yang terjadi di dalam persaudaraan fransiskan OFM Provinsi St. Michael Malaikat Agung. Selamat membaca, semoga terhibur.)

Karena banyak saudara muda generasi milenial yang tidak mengenal tempat ini, maka perlu saya tuliskan perkenalan singkat. Ini niat saya, singkat, tapi kalau nanti jadi panjang, ya kesalahan jari yang mengetiknya.

Saya sebut zaman semi purba, karena peristiwa ini sudah lama sekali terjadi, dan ke dua: tempat itu pun sudah lama ditinggalkan, sehingga bagaimana keadaan sekarang sudah tidak saya ketahui lagi. Jalan ke sana pun saya sudah lupa sama-sekali.

Peristiwa-peristiwa berikut ini terjadi di “pedalaman Sentul”, artinya keluar tol memang harus di Sentul, kalau tidak keliru Sentul Utara (bukan Sentul Selatan), terus masuk melewati berapa kampung saya juga sudah lupa, sampai kampung yang jalannya (waktu itu) masih jelek.

Di sebuah desa, harus keluar dari jalan desa itu dan kendaraan jenis apa pun juga (termasuk sepeda) harus diparkir di depan rumah penduduk di tepi ja-lan desa itu, kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar satu kilometer. Sampailah di sebuah pondok di tengah sawah atau ladang yang bukan menjadi milik kita, OFM. Ada seorang ibu (yang bermukim di Bogor) yang baik hati menyerahkan penggarapan tanah yang lumayan luas itu kepada seorang saudara kita yang serba istimewa berinisial P. (saya tidak berani menyebut namanya, nanti bisa dituduh “pembunuhan karakter”). Dia menggarap tanah ini menurut metode ilmiah mutakhir (beliau selalu berujar begitu), sampai-sampai para ahli pertanian pun berkunjung ke situ. Di situ juga dibangunkan oleh sipemilik tanah sebuah saung/rumah yang bermutu lumayan bagus, di mana orang bisa dengan nyaman duduk-duduk sambil menikmati pemandangan yang hijau permai dengan belaian angin sejuk yang bisa menidurkan seseorang.

Selengkapnya bisa Saudara baca di tautan berikut ini dalam format e-Book:

 

1 Komentar

Tinggalkan Komentar