1 Juli
B. Juniperus Serra
1773-1784
RIWAYAT HIDUPNYA
Dilahirkan di Petra, di pulau Spanyol Mallorca, pada 24 November 1713, Juniperus Serra masuk Ordo Fransiskan pada usia enam belas tahun dan ditahbiskan imam pada 1738. Dia memperoleh gelar doktor dalam ilmu teologi bahkan sebelum pentahbisannya. Selama sebelas tahun dia mengajar filsafat di Universitas Lullus di Palma.
Dia memperoleh nama besar sebagai seorang pengkhotbah mimbar. Sebagai guru pun dia memetik hasil yang sama. Jalan menuju nama besar dan hormat terbuka lebar baginya, tetapi dengan kemauan bebas dia meninggalkan semua itu dan merindukan sebagai seorang misionaris ke tengah-tengah orang-orang Indian di Dunia Baru (Amerika). Atasannya mengabulkan permohonannya dan mengijinkan dia bergabung dengan sekelompok misionaris yang sedang mempersiapkan diri pergi ke Mexico.
Pada hari Tahun Baru 1750 dia memasuki pintu gerbang Kolese San Fernando di Mexico City. Dari 1750 sampai 1758, di tempat terpencil Sierra Gorda dekat Querétaro, Mexico, dia mengajar orang-orang Indian yang masih kejam dan penyembah matahari, jalan kebudayaan bersama dengan kebenaran dan hidup orang beriman. Selama sepuluh tahun berikutnya, dia malang melintang di Mexico bagi Kristus, sebagai misionaris pengkhotbah di dermaga-dermaga laut yang penuh manusia, kam-kam penambangan yang kasar dan di kota-kota yang sudah berbudaya, dan berhasil membawa tak terbilang banyaknya orang-orang berdosa kembali ke pertobatan.
Pada usia lima puluh enam tahun, setelah diam setahun di semenanjung California Selatan, di mana dia mendirikan sebuah pos misi baru, Pater Serra mulai karyanya yang besar, mendirikan misinya yang pertama dari begitu banyak misi yang dia dirikan di sepanjang pantai dari negara California. Misi yang pertama itu didirikannya setelah perjalanan sejauh 900 mil ke arah utara dan misi itu bernama San Diego de Alcala (1769). Pada tahun itu ketiadaan perseddiaan makanan hampir mengagalkan ekspedisi itu. Dengan berjanji untuk tinggal bersama dengan orang-orang setempat, Juniperus dan seorang Fransiskan lain mulai sebuah novena dalam rangka persiapan bagi hari St. Yusup, 19 Maret. Pada hari itulah dia berencana untuk berangkat. Maka pada hari itu pun tibalah kapal yang membawa bantuan. Di San Diego dia mempertobatkan hampir 6.000 orang Indian. “Selama hidupku,” katanya pada suatu kesempatan, “saya akan berbuat sejauh saya mampu, untuk menyebarkan Iman kita yang kudus.” Dengan menggabungkan suatu spiritualitas yang mendalam serta kegembiraan dalam melayani Tuhan, dengan suatu sikap praktis yang membumi, dia meletakkan dasar-dasar bagi pertanian dan pemeliharaan ternak di Calofornia zaman sekarang ini. Misi-misi yang lain pun menyusul: San Carlos Borromeo, Monterey/Carmel (1770); San Antonio dan San Gabriel (1771); San Luís Obispo (1772); San Francisco dan San Juan Capistrano (1776); Santa Clara (1777); San Buenaventura (1782), Misi Santa Barbara (1786). Masih ada dua belas misi lagi yang didirikan setelah kematian Serra. Kota-kota sepanjang pantai negara itu pun berkembang pesat yang berasal dari misi-misi yang dia dirikan. Semangat dan visinya mendorong dia melancarkan eksplorasi melalui laut ke Alaska, dan melalui darat ke New Mexico. Selama tiga puluh lima tahun sebagai misionaris, dia berjalan 10.000 mil, kendati kakinya yang menderita bisul bernanah. Hidupnya diwarnai kemartiran sepanjang hayat berupa jerih payah, kesepian dan pengorbanan.
Untuk menjadi seorang santo yang dikanonisasi, si calon harus telah menjalankan tiga keutamaan ilahi dan empat keutamaan utama dengan tingkatan yang unggul kepahlawanan. Iman Pater Serra nampak dalam kehidupan kerasulan; harapannya dalam semangat kesalehan; dan belas-kasihnya dalam kedua hal tadi. Kebijakannya dapat dikenali khususnya dalam tindakan-tindakan yang bijak yang telah dia terapkan demi kepentingan orang-orang Indian. Orang-orang Indian ini sering menyebabkan karyanya menjadi sulit dan rumit karena pemikiran dan pendapat mereka yang penuh takhayul. Misalnya, baru saja dia mengangkat tangannya untuk mencurahkan air pada anak yang pertama yang menyerahkan diri untuk dibaptis, orang tuanya yang ketakutan merebut bayi itu dan melarikan diri. Kesetiaannya dalam melaksanakan tugas, kendati kekecewaan, pertentangan dan penderitaan badan, memberikan bukti akan adanya keteguhan dan keberanian. Dengan penuh keberanian dia membela orang-orang Indian dan hak-hak Gereja sepanjang hidup misionernya yang berat. Kesederhanaannya terungkap dalam hidup matiraga yang dia jalankan. Sudah pada perjalanannya ke America dia menunjukkan heroismenya yang luar biasa. Pelayaran itu berlangsung lebih dari sembilan puluh hari dan selama pelayaran itu para penumpang menderita kekurangan air. Dia memperlakukan kekurangan air itu sebagai latihan untuk masa depan dan ketika dia ditanya apakah dia tidak menderita kehausan, dengan sederhana dia menjawab: “Tidak begitu menderita, karena saya telah menemukan rahasia untuk tidak merasa haus, yakni makan sedikit dan kurang berbicara, sehingga tidak menghabiskan air liur.” Bukti lain dari keutamaan kepahlawanannya ditemukan ketika dia menolak untuk memanfaatkan bagi dirinya sendiri kendaraan yang tersedia dari Vera Cruz ke Mexico City. Dia dan seorang temannya mulai bergabung dengan pejalan kaki yang berjumlah seratusan orang, hanya dengan mempercayakan diri pada Penyelenggaraan ilahi dan kebaikan orang-orang yang kiranya akan mereka jumpai.
Pater Serra meninggal dunia di Misi San Carlos, yang dinamakan juga Carmel, pada 28 Agustus 1784 dan dimakamkan dalam gereja misi di situ. Pada 1934 dimulailah persiapan-persiapan untuk mengajukan dia sebagai seorang calon santo. Dan berkas-berkas hukum hasil sidang yang diadakan di California diajukan ke Roma pada 1950. Dia dibeatifikasi pada 1988 oleh Paus Yohanes Paulus II.
PERIHAL HASIL BUAH PERTOBATAN
1. Semangat pertobatan yang sejati membimbing kita ke kesucian. Ini kita amati dalam semua pentobat yang kudus. Semangat pertobatan inilah yang juga memainkan peran yang sedemikian penting dalam proses kekudusan Pater Junipero Serra. Semua laku tobat yang dia laksanakan membawa dia ke kesempurnaan yang lebih besar. Karena dia didorong oleh maksud-maksud yang tulus, dia pun unggul, tidak hanya dalam semangat pertobatan tetapi juga dalam “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,kelemah-lembutan, penguasaan diri.” (Gal 5:22-23). – Apakah keutamaan-keutamaan ini nampak dalam tingkah lakumu sebagai bukti akan adanya semangat pertobatan sejati yang engkau miliki?
2. Semangat pertobatan yang sejati memberikan kegembiraan dalam saat-saat kacau balau. Pater Juniperus banyak mengalami hal itu dalam menghadapi baik orang-orang Indian maupun penguasa-penguasa Spanyol di California. Dengan keras dia harus bernegosiasi, bahkan dia harus memepersiapkan diri sebelumnya supaya dia dapat menerima kesulitan dan kebringasan itu dalam semangat yang benar; karena itu dia tidak pernah terdengar mengeluh ketika mereka sungguh-sungguh menghalang-halangi jalannya. Dengan jalan menerima dengan senang hati hal-hal yang tidak diharapkan, dia memberikan bukti bahwa bila terjadi hal-hal yang disukai, yang sesuai dengan kemauannya, hal itu bukanlahmerupakan penipuan diri. – Apakah engkau termasuk dalam kelompok orang-orang Kristen yang dengan keras kepala mengikuti kecenderungan-kecenderungannya sendiri, tetapi yang ternyata lemah, kurang tenaga dalam saat-saat kesedihan dan kekacauan?
3. Semangat pertobatan yang tulus menghasilkan banyak kebaikan bagi orang lain. Kristus adalah “pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1 Yoh 4:10). Orang yang menyatukan diri dengan Kristus dalam semangat pertobatan yang sejati dapat menghasilkan banyak kebaikan dalam karya pentobatan orang-orang berdosa. Cita-cita besar dari Pater Serra adalah bertobatnya orang-orang Indian. Dia telah memilih hidup di antara mereka. Kepedihan hidup mereka telah mengilhaminya semenjak masa novisiatnya, untuk mempersembahkan diri bagi tugas yang sukar ini. Sejarah California memberi kesaksian akan keberhasilan yang dia peroleh. – Engkau dapat ambil bagian dalam kegiatan misioner ini, bila engkau mempersembahkan perbuatan-perbuatan mati-raga dan pertobatanmu yang tak seberapa itu bagi bertobatnya orang-orang berdosa.
DOA GEREJA
Ya Tuhan, Engkau yang tak pernah menyingkirkan seseorang, tidak peduli bagaimana dia itu telah berdosa, namun telah tergerakkan ke belaskasihan karena penyesalan; lihatlah dengan penuh kemurahan hati doa-doa kami yang hina ini dan terangilah hati kami sehingga kami dapat menaati perintah-perintah-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, ofm., © 1959 Franciscan Herald Press. Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM.