27 Juni – Santa Marguerite Bays

27 Juni

Santa Marguerite Bays

Perawan, Ordo III

Margeurite Bays dilahirkan di La Pierraz, pada sebuah kanton Swiss di Fribourg pada tahun 1815. Ia adalah anak kedua dari tujuh bersaudara dan dibesarkan dalam keluarga petani. Ketika ia berusia 15 tahun, ia mulai belajar menjahit, kemampuan yang ia praktekkan sepanjang hidupnya.

Marguerite terbiasa berdoa rosario secara reguler dan mengikuti ekaristi harian, sering melaksanakan adorasi kepada Sakramen Mahakudus dan mengundang orang-orang yang ia jumpai untuk ikut berdoa bersamanya. Ia menghabiskan waktu senggangnya dengan bekerja di paroki tempat ia mengajarkan katekismus kepada anak-anak, mengunjungi orang-orang sakit, merawat orang-orang miskin dan mereka semua yang disebut sebagai orang-orang “kesayangan Tuhan”.

Hidup merasul ini mengarahkannya untuk bergabung dalam Ordo III Fransiskan, sekarang Ordo Fransiskan Sekuler pada tahun 1860.

Hidup spiritualnya yang mendalam menimbulkan pertanyaan banyak orang mengapa ia tidak hidup sebagai seorang biarawati. Sebaliknya, ia sadar bahwa tempatnya bukanlah di dalam biara saja dan jalannya untuk mencapai kesucian terletak dalam pelayanan sehari-hari di dalam keluarganya. Pilihan ini tidak membuat segalanya mudah bagi hidupnya.

Ketika saudara laki-lakinya yang lebih tua menikahi pembantu rumah tangga Marguerite, Josette, ia harus mengalami penghinaan dari kakak iparnya tersebut yang belum mengerti cara hidup doanya. Marguerite menanggung segalanya dengan rendah hati dan ketika Josette sekarat, satu-satunya orang yang ia inginkan untuk mendampinginya adalah Marguerite. Ia merawat seluruh anggota keluarganya: saudarinya yang kembali ke rumah setelah pernikahannya gagal, saudaranya yang harus mendekam di balik jeruji, dan keponakannya yang dilahirkan di luar ikatan perkawinan yang pada akhirnya dirawat oleh Marguerite sendirian.

Pada tahun 1853, ketika ia berusia 35 tahun, Marguerite naik ke meja operasi karena ia mengalami kanker intestin. Kankernya menyebar dengan sangat cepat dan ia berdoa kepada Bunda Maria agar ia mengalami kesembuhan dan agar dapat memaknai penderitaan yang ia alami.

Ketika Paus Pius IX memproklamirkan dogma Bunda Maria dikandung tanpa noda pada 8 Desember 1854, doa-doa Marguerite terjawab. Sejak saat itu, Marguerite terikat sepenuhnya dengan penderitaan figur Yesus Kristus yang menderita di salib.

Ia dianugerahi stigmata, luka-luka penyaliban Yesus, pada kedua telapak tangan, kedua kaki, dan dadanya. Awalnya, ia merahasiakan hal tersebut, tetapi berita tersebut lama-kelamaan menyebar. Pada setiap hari Jumat dan selama Pekan Suci, ia akan jatuh sakit ataupun mendapatkan pengalaman ekstase. Perlahan-lahan rasa sakit tersebut bertambah parah dan pada 27 Juni 1879 Marguerite dipanggil Tuhan.

Paus Yohanes Paulus II menyatakannya sebagai Beata pada 29 Oktober 1995 dan pada 13 Oktober 2019 Paus Fransiskus mengkanonisasinya di Basilika St. Petrus.

DOA GEREJA

Tuhan, anugerahkanlah kepada kami semangat kebijaksanaan dan cinta kasih yang juga kau curahkan kepada Santa Marguerite Bays dalam pelayanannya semasa di dunia. Semoga kami mampu menyenangkan-Mu lewat iman dan tindakan kami. Semua ini kami mohon melalui perantaran Tuhan kami Yesus Kristus, Putra-Mu yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah sepanjang segala masa.

Sumber:  https://www.vaticannews.va/en/church/news/2019-10/biography-marguerite-bays-service-stigmata.html