Sumber: FRATERNITAS Januari 2020.
Venerabel Olinto Fedi
Pada tanggal 28 November 2019, Paus Fransiskus memberikan otoritas untuk mengumumkan sebuah dekrit perihal kebajikan-kebajikan heroik dari Hamba Allah Olinto Fedi. Saudara Fedi ini adalah seorang imam praja dan pendiri sebuah Lembaga Suster-suster Fransiskanes Imakulata. Dia dilahirkan di Signa, Florence, pada tanggal 3 Oktober 1841 dan dipanggil Bapa disurga tanggal 23 Januari 1923.
Venerabel Olinto Fedi (1841-1923) adalah seorang imam praja dari keuskupan Florence dan selama 60 tahun melayani sebagai pastor paroki di San Mauro a Signa – dari 1864 hingga wafatnya. Karena tertarik pada spiritualitas Fransiskan, dia mengucapkan profesi ke dalam OFS dan mendirikan Lembaga Fransiskan Suster-suster Imakulata pada 1876 yang berpusat di San Piero a Ponti. Dalam kerjasama dengan para Suster itu, dia mampu menjawab kebutuhan-kebutuhan orang-orang dan mengorganisir serta mendukung program-program katekese yang efektif.
Venerabel Marie Louise dari Sakramen Mahakudus
Pada 11 Desember 2019, Paus Fransiskus memberikan otorita untuk sebuah dekrit perihal mukjizat yang terjadi berkat pengantaraan Venerabel Hamba Allah Maria Louise dari Sakramen Mahakudus (Maria Velotti), Pendiri Suster-suster Fransiskanes, Penyembah Salib Suci. Dia dilahirkandi Soccavo di Napoli pada 16 November 1826 dan meninggal duniadi Casoria (Napoli) pada 3 September 1886.
Di bawah bimbingan para Saudara Dina, dia ini sudah sejak masa mudanya telah menghidupi Spiritualitas Fransiskan sebagai seorang wanita yang mengucapkan profesinya dalam Ordo Ke Tiga St. Fransiskus. Dalam jalan kemiskinan dan kerendahan hati, dia membuat banyak kemajuan dan dianugerahi dengan anugerah-anugerah mistik dalam kesatuan dengan Sengsara Tuhan Yesus. Setelah menjalani beberapa tahun hidup dalam doa dan pertobatan, dia mendirikan keluarga religius yang baru: Para Fransiskanes Penyembah Salib Suci pada 1877. Tujuan kelompok ini adalah mendidik para gadis dan memperbaiki nasib para wanita. Dengan jalan ini, dia dan kelompok kerjanya memberikan contoh perihal pelibatan diri dalam karya-karya kemasyarakatan yang luar biasa subur, sehingga Gereja di Napoli menikmatinya dan melibatkan diri selama abad ke 19.
Misi Fransiskan di Kuba – pengalaman “Datang dan Melihat” selama 3 bulan
Tiga orang Saudara Dina dari Guatemala, Mexico/USA dan Irlandia/Amerika Tengah, para anggota dari Misi Internasional di Kuba, tahun ini telah menyelesaikan satu setengah tahun tinggal di sana ketika empat orang Saudara yang baru tiba. Mereka ini datang dari Bosnia, Mesir, USA dan Brasilia. Maksud tujuan dari pengalaman “datang dan lihatlah” ini adalah untuk memberikan ruang dan kesempatan untuk melihat dan memutuskan (see and discren), sebelum mengambil suatu keputusan untuk memastikan berkrya di Kuba. Program ini mencakup isi teoretis, pengalaman-pengalaman pastoral baik di perkotaan maupun di pedesaan maupun juga pendampingan rohani.
Berdasarkan pada pengalaman, sebuah deretan kriteria sepanjang satu halaman telah dikembangkan, demi untuk membantu para Saudara dan Provinsial mereka untuk memutuskan panggilan misionaris bagi Kuba. Bila ada seseorang yang tertarik, silahkan menghubungi Kantor Misi di Roma atau para Saudara di Kuba dengan alamat gfoconaireofm@gmail.com
St. Fransiskus Pelindung para ahli Ekologi: Perayaan tahun yang ke empat puluh
Sudah empat puluh tahun berlalu ketika Paus St. Yohanes Paulus II mengumumkan St. Fransiskus Asisi sebagai orang kudus pelindung para ekologis, orang-orang yang memusatkan perhatiannya pada lingkungan hidup, dalam Surat Apostoliknya Inter Sanctos tanggal 29 November 1979.
Dalam rangka merayakan tahun ke 40 penetapan St. Fransiskus sebagai pelindung para ekologis itu, Kantor JPIC OFM ingin mengadakan peringatan di suatu tempat yang yang sangat penting bagi spiritualitas Fransiskan – San Damiano, dekat Asisi, Italia. Dalam gereja kecil di pinggiran kota Asisi itu, St. Fransiskus berhadapan muka dengan panggilan Kristus dan mulailah dia menjalankan pertobatan. Dalam tempat yang sama itu, dua tahun sebelum kematiannya, dia menggubah Gita Sang Surya atau Lagu Matahari, yang – melalui pujiannya pada Tuhan – dia mengungkapkan komitmen manusiawi yang dalam pada segenap Alam Ciptaan. Dan dengan demikian, dalam kerjasama dengan World Catholic Climate Movement (Gerakan Katolik Dunia dalam Bidang Cuaca), Kantor JPIC telah menyelenggarakan peribadatan doa dan refleksi perihal Gita Sang Surya yang mengesan dalam tempat suci San Damiano itu.
Diterjemahkan oleh Alfons S. Suhardi, OFM
Tinggalkan Komentar