Tetesan air hujan terus berjatuhan membasahi ibu bumi saat para kapitularis beranjak menuju kapel. Hawa pun makin dingin. Seperti hari-hari sebelumnya, pukul 06.00 semua sudah berkumpul di kapel untuk bersyukur menyambut hari baru. Setelah ofisi, misa pagi ini dipersembahkan Sdr. Darmin Mbula dengan lektor Sdr. Eddy Kristiyanto. Dalam kotbahnya Sdr. Darmin menegaskan tentang pentingnya kepedulian kita terhadap seluruh makhluk ciptaan sebagai sesuatu yang mutlak untuk diwujudkan.
Pada sesi pertama pertemuan hari ini, para kapitularis diajak untuk melihat sebuah karya besar yang dikembangkan oleh persaudaraan, yakni karya di bidang JPIC. Sesi ini difasilitasi oleh sdr. Ignas Wagut. Sdr. Peter C. Aman sebagai Direktur JPIC memberikan laporan yang jelas dan sangat sistematis. Ia mengawali laporannya dengan kutipan dari kata-kata Minister General dalam Kapitel General OFM 2009, dimana ditegaskan bahwa JPIC adalah salah satu bagian dari DNA Fransiskan kita.
Sdr. Peter melaporkan beberapa hal penting berkaitan tentang kegiatan yang telah dilakukan oleh Komisi JPIC. Pertama, restrukturisasi dan pembenahan internal komisi dalam hal kantor dan staf, program dan jejaring pelayanan serta pembentukan Standar Operasional Pelayanan sebagai arah seluruh kerangka kerja JPIC. Pada bagian kedua dipaparkan berbagai aktivitas di berbagai bidang: animasi, advokasi, ekologi, litbang dan karya sosial karitatif. Laporan ini diakhiri dengan sejumlah refleksi berupa peluang dan tantangan yang dihadapi komisi JPIC.
Setelah Sdr Peter mempresentasikan laporannya, giliran berikut Sdr. Ignasius Widiaryoso. Ia menyajikan laporan tentang karya pastoral ekologi atau yang popular disebut Ekopastoral. Ekopastoral merupakan salah satu divisi kerja komisi JPIC yang secara khusus menangani aspek ekologis; gerakan pastoral kategorial yang menjangkau masyarakat petani. Ekopastoral yang berpusat di Pagal, Flores – NTT memiliki visi membangun kualitas hidup masyarakat pedesaan yang lebih harmonis dan berkelanjutan berdasarkan spiritualitas St. Fransiskus dari Asisi. Adapun hal-hal yang menjadi perhatian Ekopastoral antara lain pertanian organik, konservasi hutan dan air, pengembangan ketahanan pangan dengan memaksimalkan pangan lokal, pemberdayaan perempuan dan anak, pemeliharaan ternak, pengembangan mata ajar Pertanian Organik di sekolah-sekolah yang sudah terealisasi lewat penerbitan buku pelajaran.
Paparan yang disampaikan Sdr. Peter dan Widi amat sistematis. Hal ini terungkap dari pengakuan beberapa saudara yang secara eksplisit memberi apreasiasi. “Saya mengapresiasi setinggi dan sedalam mungkin terhadap laporan dari kedua saudara ini; sangat jelas, objektif. JPIC dan Ekopastoral sangat jelas dalam misi dan nilai-nilai fransiskan yang ditampilkan sangat cemerlang.” demikian ungkapan Sdr. Eddy Kristiyanto. Seluruh peserta berharap karya ini harus tetap dipertahankan demi melestarikan opsi kita pada kaum miskin dan tertindas serta kepedulian terhadap keutuhan seluruh ciptaan.
Pada sesi kedua, pkl 11.00 yang dilanjutkan dengan sesi ketiga pada sore hari, pukul 16.00, para kapitularis dibagi ke dalam tiga kelompok untuk mendiskusikan beberapa hal penting berkaitan dengan tanggapan-tanggapan atas laporan yang telah dipaparkan pada hari-hari sebelumnya. Tiga kelompok ini dibagi menurut topik diskusi masing-masing yakni karya parokial, karya panti dan asrama, serta karya persekolahan. Setiap kelompok berkumpul untuk membicarakan secara khusus berkaitan dengan integrasi Warisan Injili Fransikan dalam karya-karya persaudaraan yang memang tetap terarah sebagai model Evangelisasi dan Misi.
Pleno hasil diskusi dipaparkan pada malam hari pukul 19:30. Sdr. Matheus Batubara sebagai fasilitator mencoba membatasi satu tema yang dipresentasikan pada kesempatan ini, yakni pandangan kelompok tentang kemungkinan karya-karya alternatif persaudaraan misalnya rencana pembentukan komunitas Saudara Tani—komunitas yang akan ditempati saudara-saudara yang memiliki minat di bidang pertanian, tentang karya-karya khusus yang sudah ada seperti ekopastoral, rumah singgah, Komisariat Tanah Suci, dan lain-lain. Rapat yang berakhir pada pukul 21:35 ini menegaskan bahwa berkaitan dengan bidang karya khusus; para saudara yang memiliki kharisma khusus di bidang karya tertentu (misalnya: pertanian) tetap diberi tempat dan dihargai tetapi harus tetap terintegrasi dalam persaudaraan, sehingga mereka harus selalu tinggal dalam komunitas-komunitas.
Para kapitularis menutup seluruh rangkaian kegiatan hari kelima ini dengan ibadat malam yang dipimpin Sdr. Ferry Suharto di bawah tema “Panggilan menyambut rahmat penerimaan dan penyerahan diri”. Dalam renungannnya Sdr. Ferry menekankan bahwa janganlah sesuatu yang lain yang menyenangkan dan menggembirakan kita, selain Pencipta, Penebus dan Penyelamat kita, satu-satunya Allah yang benar.*** ( ruben dan rdgr).
Sdr. Darmin Mbula sedang memimpin misa pagi.
Saudara saudara notulis kapitel sedang membuat notulensi di sekertariat.
Saya setuju dengan pernyataan Sdr. Peter yang mengutip pernyataan dari Minister General bahwa JPIC tetap harus dilihat sebagai bagian integral dari pelayanan kefransiskanan kita. Terima kasih Sdr. Peter yang telah memberi “warna” baru yang lebih positif tentang eksistensi JPIC Indonesia. Juga tentu saja, apresiasi yang sebesar-besarnya terhadap Provinsi kita (semua saudara) yang memberi dukungan dan supportnya. Namun penting pula mengingat catatan yang diberi oleh Provinsial Sdr. Narko dalam Taufan bebeberapa bulan terakhir bahwa kesaksian eksternal mesti dimulai dan dihidupkan juga dalam lingkungan internal (komunitas-komunitas kita). Ini tantangan untuk kita bersama…tidak saja mencari alternatif2 baru dalam karya..tetapi juga memberi ruang untuk mengkaji hidup berkomunitas yang selaras dengan nilai2 kefransiskanan kita.
Sekali lagi selamat berkapitel….kami tetap mendoakan dari Roma
Untuk saudara-saudara Notulis…MANTAP..Saudara Febrian tersenyum dan saudara Jordan tampak “agak” serius….pertanda : KAPITEL BERJALAN SERIUS TETAPI TETAP TERJAGA SUASANA PERSAUDARAAN…
Untuk Sdr. Paskalis…Salam kami dari Roma…semoga selalu sehat
Para saudara notulis! Terimakasih atas informasi atas kegiatan kapitel hari kelima. Bagi para anggota kapitularis, semoga penekanan hidup komunitas yang dibicarakan sungguh menjiwai seluruh praksis pelayanan karya provinsi di masa mendatang. Hidup dan berkarya melalui dan bersama dalam komunitas merupakan tekanan dasar dari Kapitel General 2009. Bandingkan Mandat Kapitel yang tertuang dalam dokumen “The Bearers of the gift of the Gospel” no. 13. Selamat melanjutkan kapitelnya. Salam dari Seoul. Tadi pagi saya dan minister mengunjungi karya rumah singgah yang diadakan oleh para saudara di provinsi Korea.