Sabtu, 9-10 Oktober 2021, para saudara muda Jakarta-Sindanglaya mengadakan rekoleksi bulanan secara online. Kali ini, rekoleksi diberikan oleh sdr. Fransiskus Ottor Sulaiman OFM (selanjutnya disapa sdr. Sulaiman). Rekoleksi dimulai dengan kutipan kata-kata Sdr. Masseo, dalam FIORETTI, terhadap St. Fransiskus Asisi, ”ia tidaklah kaya-raya dan terdidik (terpelajar). Namun, begitu banyak orang yang mengikutinya. Mengapa?” Daya pikat! Memang, St. Fransiskus dari Asisi tidaklah kaya-raya dan terdidik. Namun, dia mempunyai daya pikat yang luar biasa. Ia tunjukan bagaimana cinta Kristus sungguh ada dalam dirinya lewat teladan atau sikap hidupnya sehari-hari. Tak heran, begitu banyak orang yang datang mengikuti St. Fransiskus dari Asisi.
Selanjutnya, rekoleksi dibagi menjadi dua sesi, Adapun sesi pertama berjudul ‘Daya Tarik St. Fransiskus Asisi adalah Daya Tarik Kita Semua sebagai Fransiskan.’ Dalam sesi ini, sdr. Sulaiman menjelaskan bahwa terdapat 3 (tiga) ciri khas persaudaraan Fransiskan. Pertama, persaudaraan universal. Sebagai pengikut St. Fransiskus Asisi, saudara muda mesti bersedia ditempa oleh Allah melalui kehadiran orang-orang lain. Persaudaran universal ditunjukkan, salah satunya dengan mengunjungi dan menjaga saudara-saudari di Rumah Singgah St. Antonius Padua. Kedua, para Fransiskan mampu menyesuaikan diri dengan situasi apa pun. Sdr. Sulaiman menegaskan, “ciri khas St. Fransiskus adalah tidak mempunyai ciri khas. Ia hebat dalam segala hal. Ia bisa kontemplasi; bisa aktif; bermain musik; dan sebagainya.” ibarat air yang bisa menyesuaikan bentuk dengan wadahnya. Para Fransiskan juga hendaknya demikian. Ketiga, kemiskinan. Kemiskinan secara singkat berarti tahu merawat diri atau menjaga kesehatan.
Sesi kedua berjudul ‘Allah sebagai Keluarga’. Pada sesi ini, sdr. Sulaiman menjelaskan bahwa sebagai pengikut St. Fransiskus Asisi, kita yang tergabung di dalamnya adalah satu keluarga besar. Lebih lanjut, St. Fransiskus sendiri menganggap bahwa saudara yang lain adalah kado unik dari Allah. Oleh karena itu, sebetulnya tidak ada alasan untuk sombong terhadap saudara yang satu mengingat kita semua sama di hadapan Tuhan.
Pada akhir rekoleksi, sdr. Sulaiman mengajak saudara muda untuk merenungkan beberapa hal, yakni cita-cita awalku sebelum menjadi Fransiskan, perbandingan cita-cita sebelumnya dengan statusku sekarang sebagai seorang Fransiskan, dan daya arik cara hidup Fransiskan yang membuat saya tetap bertahan hingga sekarang.
Sdr. Arif Kelabur OFM.
Tinggalkan Komentar