[tab name=”Berita”]
“Pulang Jo….Pulang Jo so nyanda guna mo batahan di perantauan,” demikian sepenggal lagu dari Manado-Sulawesi Utara. Lagu ini mungkin bagi kita terasa asing di telinga, tetapi barangkali ada beberapa saudara yang sangat menghafalnya (Sdr. Agung Suryanto sangat akrab dengan lagu-lagu Manado ini ..hahaha..). Mendengar nama Manado pasti terlintas banyak hal. Manado bukan hanya akrab dengan lagu-lagu, namun juga masakannya yang pedas-pedas. Masih banyak yang bisa kita beberkan. Bertempat di Manado inilah, para saudara yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pastoral Fransiskan (FORKAPAF) se-Jawa mengadakan saat jeda bersama.
Sekitar 16 orang saudara berkumpul di Terminal 1A Bandara Soetta pkl. 07.00 WIB Senin, 08 April 2013. Pkl. 08.15 WIB, pesawat Lion Air take off menuju Manado dengan transit di Bandara Sultan Hasanudin-Makasar. Pesawat Lion Air mendarat mulus di Bandara Sam Ratulangi-Manado pkl. 14.30 WIB. Sr. Gerarda, SMSJ sudah menunggu kedatangan kami. “Itulah untungnya punya relasi yang banyak tempoe doeloe, sehingga ada begitu banyak kemudahan,” kata sdr. Yosef Tote, moderator on going formation. Perjalanan menuju Komunitas SMSJ di Lotta ditempuh dalam waktu 35-40 menit. Kemudian para saudara dijamu dengan makan siang bersama. Sudah tentu ada masakan khas Manado yang mengundang selera. Setelah makan siang, para saudara beristirahat sejenak. Pkl. 18.00 WITA, kami merayakan ekaristi bersama dipimpin oleh sdr. Probo. Sesudah ekaristi dilanjutkan dengan makan malam bersama.
“Wah….ternyata ramai juga yah…Dimana-mana ada salib eee,” decak kagum sdr. Andre Bisa menyaksikan pemandangan malam di kota Manado. Manado memang terkenal dengan nuansa Kekristenannya. Hampir di setiap sudut kota, kita jumpai salib. Gaung Paskah masih sangat kental terasa. Pada malam harinya, kami mengunjungi Boulevard sebagai pusat rekreasi dan kuliner di kota Manado. Tepat pkl. 10.00 WIT, para saudara kembali ke Lotta untuk beristirahat.
Hari Selasa, 09 April 2013 diawali dengan perayaan ekaristi bersama yang dipimpin oleh sdr. Kristo Tara. Mengutip spirit perubahan yang lagi bergema saat ini, sdr. Kristo dengan berapi-api mengajak semua saudara untuk senantiasa berubah, tidak statis melainkan dinamis membaca tanda-tanda zaman yang terjadi di sekitar kita. Sesudah makan pagi, para saudara diantar menuju tempat ziarah di Mahawu. Kemudian, dilanjutkan dengan melihat bukit Kasih. Namun, karena hujan kami tidak sempat menikmati keindahan jalan salib di atas bukit Kasih. Diiringi gerimis mengundang, ujar sdr. Teo Betha hehehe…kami pun menuju danau Tondano. Suasana tenang sangat terasa. “Hampir samalah dengan danau Ranamese luasnya,” imbuh sdr. Aegy Ngarut. Lalu, perjalanan dilanjutkan menuju ke Kawatak-komunitas suster SMSJ berkarya. “Kayak di Beamese yah..tempatnya?” Puji sdr. Aleks Sugyarto. Menyaksikan alam Kawatak serasa membayangkan panorama alam di Manggarai. Tidak jauh berbeda!
Ketika makan siang, sdr. Alfons Suhardi pun berseloroh, ”Memang betul makanan Manado ternyata pedas sekali!” Barangkali sebelumnya saudara kita ini belum atau sudah pernah mencoba, hanya kadar pedasnya belum seperti yang dirasakanya saat itu. Sesudah mengisi ‘kampung tengah’ (perut) dengan makanan ala Manado yang super pedasnya, kami pun berangkat pulang sekitar pkl. 16.00 WITA. Sesampai di Tomohon, kami sejenak melihat dari dekat SMU Lokon, asrama Putra-Putri, dll. Malam harinya, para saudara semuanya makan malam bersama Ibu Mery dan keluarga (Pengurus Yayasan Lokon).
Hari Rabu, 10 April 2013 diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Sdr. Urbanus Kopong Ratu. Seluruh acara hari ini dipusatkan di Bunaken Island. Rombongan menuju Bunaken dengan menggunakan Kapal Motor. “Oeh…Chyko seperti di Digul saja yah?” Komentar singkat sdr. Probo alias Obo. Tiba di Bunaken sekitar pkl. 10.00 WITA. Para saudara pun dihantar menyaksikan indahnya taman laut Bunaken dengan “snorkeling”-menyelam melihat taman laut. Setelah puas menikmati keindahan pulau Bunaken, kami pun kembali ke Manado. Pkl. 16.00 WITA, kami menuju ke Kali untuk melihat tugu peringatan sdr. Lorenzo Garralda OFM yang mati dibunuh sekitar tahun 1644. Perihal sepak terjang saudara kita ini, dapat dibaca selengkapnya dalam buku sdr. Eddy Kristiyanto-“Khresna Mencari Raga”-hal. 112-120. Malam harinya, para saudara mengadakan rekreasi bersama para suster SMSJ.
Perayaan ekaristi hari Kamis 11 April 2013 dipimpin oleh Sdr. Niko Dharta. Seusai sarapan pagi, para saudara mengadakan evaluasi bersama karya pastoral parokial dengan merujuk pada hasil Kapitel tahun 2010. Ada banyak hal yang sudah dilaksanakan di paroki-paroki, namun tentunya masih ada pekerjaan rumah yang mesti kita lakukan di kemudian hari. Ada beberapa catatan penting yakni: pertama upaya memperkenalkan khasanah fransiskan di paroki sudah dilakukan dalam bentuk devosi-devosi dan simbol-simbol khas fransiskan. Namun, perlu digalakkan kembali misalnya dalam Transitus dan Hari Raya Bapa Fransiskus, doa-doa Kami Menyembah Engkau, Doa Salib dll yang dirayakan bersama umat. Kedua, ada semangat untuk memperhatikan bidang koinonia-membangun persaudaraan entah dengan karyawan-wati maupun dengan umat yang dilayani. Ketiga, mengupayakan nilai-nilai khas fransiskan mewarnai seluruh karya pewartaan. Harapannya para saudara dapat menampilkan diri sebagai gembala yang baik dan murah hati.
Demikian beberapa hal yang dapat kami bagikan dari pengalaman saat jeda di Manado. Kiranya ini menjadi pembangkit semangat dalam menjalani karya pelayanan di paroki-paroki yang kita layani. Bukan hanya sekedar ide, gagasan tetapi sungguh menjadi peristiwa hidup, gagasan menjadi peristiwa. Rombongan pun meninggalkan Manado tepat pkl. 19.00 WITA. “Detik detik terakhir torang dua baku sayang…Sadiki lei torang dua mo baku pisah,” lagu detik-detik terakhir mengalun lembut menghantar perjalanan kami menuju Jakarta. Akhirnya, Lion Air mendarat mulus di Bandara Soekarno Hatta pkl. 21.00 WIB. Sampai jumpa Jo…!
Kontributor: Sdr. Andreas Satur, OFM
[/tab][tab name=”Foto-foto”]
[/tab][end_tabset]
Wah sayang tidak dipajang foto waktu snorkeling! Padahal itu acara yg paling penuh ketegangan dan perjuangan “hidup-mati”! Tapi nampaknya kan kayak udah jago-jago….
Hahahaha….Iya Pater! Rencananya sich mau dimasukkan. Tapi biar menjadi koleksi pribadi dulu kali Pater!