Prolog
Fundasi St. Antonio de Lisboa pada tahun ini mendapakan kesempatan istimewa karena pertama kali dikunjungi oleh Definitor General. Seingat saya sejak para saudara memulai misi di Timor Leste sampai tahun 2008, yaitu ketika fundasi didirikan, baru pertama kali fundasi dikunjungi Definitor General. Keistimewaan lain adalah Definitor berkesempatan untuk mengunjungi semua karya yang ditangani oleh para saudara di fundasi. Ia mengunjungi komunitas-komunitas dan karya-karya untuk melihat dan mendengarkan para saudara serta umat yang para saudara layani.
Rangkaian Acara Kunjungan
Definitor General, Sdr. John Wong, OFM dan Minister Provinsi OFM St. Michael Malaikat Agung Indonesia, Sdr. Mikael Peruhe, OFM tiba di Dili pada tanggal 17 Agustus 2023, pukul 02.00. Rupanya ini kali kedua saudara John datang Ke Timor Leste, yaitu ketika ia masih Saudara Muda, kurang lebih tahun 90-an. Sdr. John disambut dengan beberapa acara seperti mengenakan pakaian adat Timor Leste ala raja, serikala (kata-kata penyambutan tradisional) daru budaya Mambae, Tebe Dai (tarian penyambutan dari anak-anak), kemudian pengalungan Bungan, dan lantunan lagu penyambutan oleh para frater.
Hari itu juga ada pertemuan dengan para frater. Dalam pertemuan ini Sdr. John menyampaikan maksud kedatangan atau kunjungannya, yaitu untuk melihat situasi karya-karya pelayanan serta para saudara. Selain itu, ia juga hendak mendengarkan sharing dari para saudara. Ia juga membagikan pengalaman dan motivasi panggilannya yang kiranya meneguhkan para Saudara Muda di Timor Leste. Satu hal yang ia katakan kepada para saudara bahwa tantangan besar dalam hidup panggilan itu adalah diri-sendiri. Ego, keinginan, hasrat, dan lain hal sebagainya kadang menjadi penghambat atau tantangan terbesar yang masing-masing kita hadapi dalam hidup kita.
Pada hari kedua (18/08), Definitor General untuk Asia-Oceania ini mengunjungi Sekolah Assisi, Asrama, dan Rumah Formasi Novisiat dan Postulan Tiga Sahabat Fatucahi. Ketika mengunjugi karya persekolahan dan asrama, Sdr. John meminta para Saudara Dina di Fundasi untuk memikirkan bersama-sama suatu grand design untuk sekolah. Selain itu, ia memohon para saudara untuk membangun kerja sama dengan para guru dan murid sebagai agen-agen pendidikan itu sendiri. Sementara itu, dengan para postulan dan novis ia memotivasi mereka untuk tetap semangat dalam menjalankan formasi.
Pada hari selanjutnya (19/08), Sdr. John bersama Minister Provinsi dan para saudara mengunjungi Paroki Alas dan Ekopastoral Dotik. Dalam kunjungan ini, para saudara bersama Definitor mempunyai kesempatan untuk mendengarkan sharing dan juga menjawab pertanyaan-pertayaan dari pastor paroki, para tua adat, pemerintah, dan umat setempat. Bapak Camat Alas, dalam intervensinya, mengapresiasi kehadiran para Saudara Dina di bagian Selatan, khususnya di Alas dan Fatuberliu. Banyak perubahan yang dibawa oleh para saudara, yakni dalam hal pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan manusia. Akan tetapi, khususnya di daerah Alas, masih ada PR yang mesti dikerjakan oleh para saudara, yaitu bagaimana menggarap tanah-tanah yang diberikan oleh umat.
Selain itu, para saudara didorong untuk berjalan bersama umat sebagai Gereja yang adalah umat Allah. Sdr. John juga mendorong keluarga-keluarga untuk menyadari bahwa mereka adalah gereja domestik. Maka, penanaman iman dan moral itu dimulai dari keluarga. Sementara itu, Minister Provinsi mengimbau para saudara untuk memikirkan secara serius perekonomian umat. Ada potensi alam yang belum digarap dengan baik. Ia mendorong para saudara untuk memikirkan bagaimana memanfaatkan sumber daya laut sebagai mata pencaharian umat Alas. Kepada para saudara di Ekopastoral Definitor berpesan agar para saudara membangun relasi yang baik dengan umat di sekitar dan juga merawat harapan-harapan umat Allah pada para Franssikan.
Pada hari keempat (20/08), sdr. John melakukan kunjungan misa dan sharing bersama para tua adat, pemerintah serta umat di Paroki St. Fransiskus Assisi, Fatuberliu. Umat dan masyarakat Fatuberliu selama ini berupaya untuk membangun dialog untuk menyelesaikan masalah-masalah horizontal dan juga membangun keharmonisan serta perdamaian. Ada tiga pilar utama dalam dialog selama ini, yakni pemerintah, adat, dan Gereja. Definitor mendorong para saudara untuk menjadi peacemaker dan aktif dalam dialog dengan umat Allah. Hari berikutnya, yakni tanggal 21/08 Definitor, Minister Provinsi, dan Presiden Fundasi bersama Sdr. Alex Dedy Suprapto, OFM kembali ke Dili. Pada hari ini tidak dilaksanakan pertemuan, tetapi waktu untuk berbenah.
Pertemuan dengan para Saudara Tua di Fundasi St. Antonio de Lisboa
Setelah sdr. John berkeliling ke komunitas-komunitas, tempat-tempat karya untuk melihat dan mendengarkan umat Allah serta karya pelayanan para saudara, ia berkesempatan untuk mendengarkan para saudara. Pertemuan diawali dengan pemaparan laporan keadaan fundasi dari Sdr. Nicolau José Florentino, OFM selaku presiden, kemdian diteruskan dengan sharing dari para saudara. Sesudah itu, Minster Provinsi dan Definitor General memberikan tanggapannya.
Para saudara dari masing-masing unit karya mengutarakan perkembangan karya yang ditangani, kesulitan, dan juga harapan. Dalam sharing para saudara, ada kesadaran bersama bahwa perlunya meningkatkan kembali kerja sama antarsaudara dan juga dengan umat. Adalah penting untuk menciptakan jejaring kerja sama antarsaudara dalam unit karya, tetapi juga antarkarya. Para saudara mesti menyadari bahwa karya yang ditangani adalah karya persaudaraan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk berpikir dan bekerja sama.
Ada berbagai kesulitan yang dihadapi oleh para saudara, yakni masih kekurangan tenaga, medan geografis yang berat, kurangnya kerja sama, dan lain sebagainya. Kendati demikian, para saudara tidak kehilangan harapan. Banyaknya Saudara Muda yang mau bergabung dalam persaudaraan merupakan harapan yang sangat besar untuk Fundasi St. Antonio de Lisboa. Selain itu, para saudara juga yakin bahwa di masa yang akan datang akan tercipta kerja sama antarsaudara yang lebih baik lagi.
Setelah mendengarkan sharing dari para saudara, Minister Provinsi mengingatkan para saudara untuk berpikir dan menjalankan roadmap. Dalam roadmap yang diputuskan dalam Kapitel Provinsi 2022, selama 3 tahun ke depan, yaitu sampai tahun 2025, fundasi dipersiapkan untuk menjadi kustodi. Dalam kerangka itulah Dewan Fundasi dan para saudara mesti berpikir dan menjalankan karya-karya di Timor Leste, demikian ungkapan Minister Provinsi. Ia juga mengingatkan para saudara untuk setia dan serius dalam menjalankan roadmap yang telah dibuat dan direncanakan bersama; para saudara perlu memikirkan master plan untuk fundasi dan dalam unit paling kecil masterplan itu adalah roadmap. Maka, para saudara mesti fokus pada tugas yang dipercayakan dari persaudaraan. Sering kali para saudara menerima tugas lebih banyak, sehingga para saudara kewalahan dan kelelahan.
Sdr. John mengapresiasi para saudara dalam hal kerja sama dan kedekatan dengan umat di tempat-tempat pelayanan. Menanggapi berbagai sharing dari para saudara, ia mengingatkan fundasi agar pertama-tama mesti miliki adalah tiga dokumen berikut: pertama, Anggaran Rumah Tangga Pendidikan; Kedua, tata kelola keuangan; Ketiga, safeguarding. Saudara John juga mengimbau agar para saudara membangun kerja sama dengan semua pihak atau stakeholder di karya-karya pelayanan para saudara.
Epilog
Kunjungan persaudaraan ini merupakan perwujudan semangat sinode sinodal, yakni pergi, melihat, dan mendengarkan serta mau berjalan bersama. Dengan itu, persaudaraan secara umum mengetahui situasi real para saudara di daerah-daerah pinggiran; mengenal umat dan kondisi realnya dengan lebih baik. Kunjugan ke Fundasi Timor Leste juga bertujuan untuk membantu dewan pimpinin dalam merencanakan kunjugan Minister General pada tahun depan. Selain itu, melihat perkebangan fundasi dan juga bagaiaman persiapan ke depan untuk ke tahaberikut. Para saduara di Fundasi merasa disapa dan diteguhkan oleh persaudaraan internasional. Semoga para saudara semakin meingkatkan kerja sama dan dapat merencanakan hidup lebih bersama dan berkarya dengan lebih baik lagi ke depan.
Kontributor: Sdr. Marciano Almeida Soares, OFM
Ed.: Sdr. Vincent, OFM
Tinggalkan Komentar