Mengenal Sejarah Sekolah Fransiskan

Jakarta, OFM— Dewan Pendidikan dan Studi (Wandikdi) OFM Provinsi Indonesia menyelenggarakan Pekan Kursus Kefransiskanan untuk para Saudara Muda tingkat IV pada Senin-Jumat (15-19/1). Kursus yang mengambil tema “Sekolah Fransiskan dalam Sejarah” ini diikuti oleh dua belas orang saudara. Menempati salah satu ruangan kuliah di STF Driyarkara, Jakarta, Sdr. Andreas B. Atawolo, OFM, sebagai pemateri kursus, mengantar para peserta ke dalam pengenalan mendalam akan tema yang dipilih.

Selama lima hari kursus, Sdr. Andre, OFM memperkenalkan secara bertahap kepada peserta mengenai Sekolah Fransiskan. Mula-mula, ia membuka kursus dengan pengenalan akan konteks umum teologi Abad Pertengahan. Kemudian, secara perlahan ia bertolak ke dalam latar belakang kemunculan Sekolah Fransiskan. Tema yang terakhir ini diawali dengan uraian tentang polemik seputar penamaan sekolah. Setelah mengurai benang kusut di seputar kerumitan polemik ini, pembahasan diakhiri dengan pengenalan akan kekhasan Sekolah Fransiskan.

Pada hari-hari selanjutnya, kursus difokuskan pada pendalaman pemikiran beberapa figur penting di beberapa Studium Sekolah Fransiskan. Tiga studium yang dimaksud, yakni Studium Paris, Studium Bologna, dan Studium Oxford. Menurut saudara yang merupakan doktor teologi dogmatik ini, kemunculan tiga pusat studi ini sekaligus menandai masa kejayaan Sekolah Fransiskan. Dikatakan demikian, sebab dalam periode setelahnya, yakni selama abad XIV-XVII, sekolah ini mengalami masa-masa sulit dalam perkembangannya. Sebelum di kemudian hari, persisnya sejak tahun 1882, sekolah ini mengalami kebangkitan kembali yang ditandai dengan penerbitan beberapa edisi kritis.

Selain mengulas sejarah pemikiran secara historis, Sdr. Andre, OFM juga mencoba membedah secara detail isi pemikiran dua pesohor dari sekolah ini, yakni Santo Bonaventura dan Beato Duns Scotus. Alhasil, selama dua pertemuan berturut-turut, tiba-tiba beberapa peserta dilanda rasa sakit kepala. Namun demikian, kendati tema-tema yang dibahas sangat njelimet, sebagian besar peserta tetap terlihat sangat antusias dan enerjik. Sdr. Bona OFM, salah seorang peserta, ketika ditemui di sela-sela sesi, mengungkapkan bahwa dirinya sangat menikmati isi materi yang telah dipelajari. “Saya akui bahannya cukup banyak, padat, dan berat. Tetapi inilah warisan kita. Saya sangat menikmatinya,” tuturnya dengan penuh semangat.

Kontributor: Sdr. Tian Gunardo, OFM

Ed.: Sdr. Vincent, OFM

Tinggalkan Komentar