Selasa (9/12/2014), kelima imam baru fransiskan yang baru ditahbiskan sehari sebelumnya merayakan misa perdananya di Aula Lantai 3 Paroki Hati Kudus Kramat, Jakarta. Perayaan ekaristi dimulai pukul 18.00 WIB. Terlihat keluarga dari para imam baru juga ikut serta dalam perayaan itu kecuali keluarga Sdr. Mino karena pagi harinya sudah berangkat menuju Timor Leste.
Suasana keceriaan tampak di wajah para saudara dina yang hadir dalam perayaan itu. Perjalanan dari Depok menuju Jakarta dengan KRL tidak membuat wajah para saudara novis kelihatan lelah. Begitu juga para saudara dari Rumah Biara Puncak tetap tersenyum dan gembira. Semua saudara yang ada di Jakarta turut ambil bagian dalam perayaan misa perdana kelima imam baru. Barisan koor para saudara muda mengambil posisi di kursi terdepan. Kelima imam baru sepakat menunjuk Sdr. Albertus Novendo Gesu Erens menjadi selebran utama perayaan itu.
Suasana terasa gembira terlebih saat kelima imam baru mulai menyampaikan motto tahbisannya masing-masing sebagai pengganti homili. “Aku tahu kepada siapa aku percaya,” ungkap Sdr. Mino saat menyampaikan motto tahbisannya. Ia mengatakan bahwa motto itu diambil dari teks 2Tim 1:12b. Ia menyadari bahwa perjalanan panggilan hidup untuk menjadi seorang saudara dina dan imam tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ia juga menyadari bahwa sebagai manusia ia masih memiliki banyak kelemahan. Namun ia tetap memberanikan diri memilih dan menghayati panggilan hidupnya karena ia tahu kepada siapa ia percaya.
Setelah itu giliran Sdr. Hans maju ke mimbar untuk mengungkapkan motto tahbisannya yang dikutip dari teks Matius 11:25 yang berbunyi, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, raja langit dan bumi karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” Kiranya inilah motto yang terpanjang di antara mereka. “Saya menyadari bahwa saya bukanlah siapa-siapa, saya hanyalah orang kecil,” ujar Sdr. Hans saat menjelaskan mottonya. Ia mengungkapkan bahwa Tuhanlah yang telah menganugerahkan dan menyatakan kasih dan kehendak-Nya kepada saya yang adalah orang kecil ini untuk menjadi perpanjangan tangan-Nya dalam mewartakan dan mewujudkan kasih-Nya kepada semua orang. Keyakinan inilah yang kemudian memantapkan diri saya untuk menjadi imam Tuhan dalam cara hidup St. Fransiskus Assisi yang juga adalah manusia kecil dan dina tetapi kepadanya Allah telah menyatakan kehendak-Nya.
“Jiwaku memuliakan Tuhan, hatiku bergembira karena Allah juruselamatku,” ungkap Sdr. Patris. Saat ia menyampaikan motto yang dikutip dari Lukas 1:46-47 itu semua hadirin yang turut serta dalam perayaan itu spontan tertawa dan terseunyum. Ada yang celetuk, “mottonya di copy paste ya dari motto Bapak Uskup Bogor……….?” Sdr. Patris pun menjelaskan bahwa motto itu murni dari pengalaman rohaninya sendiri. Ia bersaksi bahwa ia selalu berdevosi dengan Bunda Maria. Karena kedekatan itulah ia merasa bahwa perlindungan Bunda Maria nyata dalam sejarah hidupnya.
Sdr. Stefan pun mulai berdiri dan menyampaikan mottonya yang dikutip dari kitab Mazmur 143:10, “Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu.” “Bagi saya perjalanan panggilan ini, baik yang sudah saya jalani di masa lalu maupun yang masih akan saya jalani di masa yang akan datang adalah perjalanan melakukan kehendak Tuhan,” ungkap Sdr.Stefan saat memberi pertanggungjawaban atas mottonya. Lebih lanjut ia meyatakan bahwa ia perlu senantiasa belajar, belajar mengenal kehendak-Nya dan belajar melakukan kehendak-Nya. Kini giliran selebran utama, Sdr. Al Gesu menyampaikan mottonya, “di dalam hatiku, aku memegang janji-Mu.” Teks itu diambil dari kitab Mazmur 119:11.
Para saudara muda langsung bereaksi tersenyum dan tertawa spontan saat Sdr. Al menyampaikan mottonya. Ia pun langsung menangkap alasan reaksi spontan para saudara muda itu sehingga ia menegaskan bahwa “mu” di sini diawali dengan huruf “M” besar yang ditujukan langsung pada Tuhan dan bukan pada manusi. “Saya percaya pada janji Tuhan,” tegas Sdr. Al dengan penuh yakin. Janji bahwa Allah akan menyertainya sampai akhir zaman. Selauruh rangkai acara misa perdana ditutup dengan santap malam bersama dan tarian Ja’i bersama.
Kontributor : Sdr. Mateus Batubara OFM
[/tab][tab name=”Foto-foto”] [/tab][end_tabset]
Kami dari komunitas Pastoran St. Paulus, Depok, minta maaf kpd kelima Sdr2 imam baru dan seluruh persaudaraan, karena tidak dapat datang menghadiri pesta besar ini. Ada alasan pastoral yg segera harus dilayani. Dari jauh, seperti saya beritakan sebelumnya, kami tetap mendoakan kelima sdr kita ini. Selamat memulai hidup ‘baru’.
a.n. komunitas: Alfons S. Suhardi, OFM.
Sdr. Al Gesu, kami tunggu kedatanganmu untuk misa perdana pd hari Minggu tgl 14 Des. 2014 ini.