19 Agustus
St. Ludovikus dari Toulouse
1274-1297
RIWAYAT HIDUPNYA
Ludovikus (Louis) adalah putera Karolus II dari Napoli dan Sisilia, dilahirkan pada 1274 dan diberi nama seperti pamannya yang kudus, raja Perancis. Adalah menjadi kepedulian ibunya, kemanakan dari St. Elizabeth, untuk putera-puterinya yang banyak itu sebagai hamba sejati dari sang Raja para Raja.
Ratu yang saleh dan berbakti itu memperhatikan dalam diri puteranya, Ludovikus, adanya hasil yang terberkati dari perhatian keibuannya. Dia suka berdoa, pendiam dan lembut, apalagi segala tingkah lakunya memancarkan kemurnian bagaikan malaikat. Bahkan sebagai anak-anak dia sudah melakukan matiraga. Pada kesempatan tertentu, setelah dia pergi untuk tidur, ibunya mendapatinya berbaring tidur pada selembar kain kasar di lantai kamarnya, dan bukan pada tempat tidurnya yang nyaman.
Dengan seizin ibunya, makanan yang sedap dan enak-enak dia bawa kepada orang-orang miskin dan sakit. Diceriterakan bahwa pada suatu ketika dia meninggalkan ruang makan dengan membawa sebuah ayam bakar di bawah mantolnya, dan di tengah perjalanannya dia bertemu dengan ayahnya. Sang Raja ingin mengetahui apa yang dibawanya itu. Penuh ketakutan sang anak membuka mantolnya, dan lihatlah, yang nampak adalah seberkas bebungaan nan indah!
Ketika dia berumur 14 tahun, Ludovikus dibawa ke Barcelona bersama dua orang dari saudara-saudaranya sebagai sandera demi membebaskan ayahnya, yang telah ditangkap dalam penjara karena perang. Dengan senang hati Ludovikus menerima hal yang nampak sial ini demi kebebasan sang ayah; tetapi pada waktu yang sama, kesediaan hati yang menyertai penerimaannya itu mengejutkan karena keluar dari seorang anak seumurnya. “Nasib sial”, katanya, “lebih bermanfaat bagi sahabat-sahabat Allah daripada nasib baik, karena pada kesempatan-kesempatan semacam inilah mereka dapat membuktikan loyalitas, kesetiaannya pada Tuhan mereka.”
Dibawah bimbingan beberapa saudara Fransiskan ulung, yang ditunjuk sebagai guru putera raja yang muda itu, Ludovikus membuat kemajuan yang mencolok baik dalam keutamaan maupun dalam pengetahuan duniawi. Dalam debat-debat terbuka dia menunjukkan penguasaannya atas berbagai cabang pengetahuan, baik yang kudus maupun yang profan. Teologi adalah bahan yang sangat dia sukai. Dia samasekali tidak mempunyai ambisi, sehingga dia berniat untuk menolak haknya untuk menduduki takhta kerajaan, supaya dapat mempersembahkan diri seluruhnya bagi pelayanan Tuhan.
Kurang lebih pada saat inilah dia jatuh sakit keras. Dia membuat janji bahwa bila dia sembuh, dia akan bergabung dalam Ordo Saudara-saudara Dina. Dengan segera penyakitnya pun berubah menjadi sembuh, tetapi para superior Ordo ragu-ragu menerima putera mahkota muda itu tanpa persetujuan Raja, ayahnya. Ludovikus dengan demikian wajib meninggalkan rencananya yang saleh itu.
Pada akhir jenjang waktu enam tahun, berakhirlah masa tawanannya. Begitu dia sampai kembali di rumah, dan setelah bertekun dalam permohonannya, akhirnya dia memperoleh izin dari ayahnya untuk memberikan hak atas takhta kepada sdrnya, Robert, dan dia pun menjadi imam. Tidak begitu lama sesudah tahbisan imamatnya, kendati dia baru berusia 21 tahun, dia dipilih oleh Paus Bonifacius VIII menjadi Uskup di Toulouse. “Apa pun yang kurang pada diri imam muda, dalam hal usia dan pengalaman,” kata Sri Paus, “pengetahuannya yang luar biasa, kematangan budinya, dan kesucian hidupnya akan mengisinya dengan berlimpah.”
Ludovikus harus menaati kehendak Sri Paus, tetapi dia mohon untuk diizinkan diterima terlebih dahulu ke dalam Ordo Saudara-saudara Dina. Permohonannya itu dikabulkan. Putera mahkota kerajaan itu pun sangat bergembira diizinkan, sekurang-kurangnya untuk beberapa waktu, menjalankan pekerjaan-pekerjaan sederhana dan rendahan dalam jubah seorang putera St. Fransiskus; di Roma dia pergi dari pintu ke pintu untuk mengumpulkan derma.
Sri Paus sendiri memimpin upacara pentahbisannya menjadi uskup. Tidak lama sesudahnya Ludovikus berangkat untuk memikul tugas pemerintahan keuskupannya. Kelahirannya sebagai bangsawan dan terutama kemashurannya dalam hal kesuciannya, membuat dia diterima di Toulouse seperti seorang utusan dari surga. Segenap kota itu keluar untuk menyongsongnya dan setiap orang terpesona karena kesederhanaannya, sikapnya yang manis dan keutamaan malaikat yang terpancar dari raut wajah dan pakaiannya. Seorang pendosa yang selama bertahun-tahun menjalani hidup tercela, berteriak ketika melihat dia: “Sesungguhnya, orang ini adalah seorang santo!” Sesudah itu dia berpaling dari kebiasaan buruknya dan menjalani hidup yang lebih baik. Seorang wanita yang meragukan kesucian orang muda ini, pada suatu pagi pergi ke gereja untuk menghadiri Misa Kudus yang dipimpin oleh uskup sendiri. Kemudian dia, juga, berteriak: “Ah, ya, sungguh, uskup kita adalah seorang santo!”
Uskup Ludovikus menjalani hidup miskin dan keras sebagai seorang Saudara Dina dan mempersembahkan dirinya sendiri dengan segenap perhatian demi kesejahteraan keuskupannya. Orang-orang miskin adalah sahabat terdekatnya dan setiap hari dia memberi makan kepada 25 orang dari mereka itu pada meja makannya sendiri. Namun, pelayanannya sudah ditentukan hanya berlangsung singkat. Dia meninggal dunia pada umur 24 tahun dan hanya menjadi uskup selama satu setengah tahun.
Dia menerima sakramen terakhir pada pesta Maria Diangkat ke Surga; dan pada 19 Agustus 1297, sementara mengucapkan nama kudus Maria, dia menyerahkan jiwanya kepada Allah. Karena banyak mukjizat yang terjadi berkat doa-doa yang dipersembahkan di makamnya, dia cepat dikanonisasi pada 1317, ketika ibunya masih hidup.
SEORANG PELINDUNG BAGI PARA MAHASISWA BERSEMANGAT MUDA
1. Contoh lebih baik manakah yang dapat dikemukakan bagi mahasiswa-mahasiswa bersemangat muda, selain St. Ludovikus. Dia dibedakan dari sesama mahasiswanya dengan sifat kesederhanaannya dan sikap ramah tamah, dan segenap hidupnya dia pelihara tetap murni tak tercela. Dia menghargai dan menyayangi guru-gurunya, dan dengan rajin memberikan diri pada studinya dan karenanya dia sangat berhasil baik. Dia mengarahkan segala usahanya itu demi kemuliaan Allah dan keselamatan sesamanya manusia. Dia pun tetap mempertahankan sikap penuh kecerahan bahkan bila dimusuhi orang. Itulah tipe mahasiswa yang seharusnya didambakan oleh setiap pemuda Kristen. Santo ini, yang telah memberikan sebuah contoh yang sedemikian cemerlang kepada mereka di dunia, akan juga menjadi seorang pelindung dan pengantara di surga yang perkasa bagi mereka.
2. Renungkanlah betapa pentingnya tingkah laku yang baik dari para mahasiswa yang bersemangat muda bagi masyarakat. Pada masa yang akan datang mereka akan menjadi guru-guru dan penguasa-penguasa, para direktur dan pemimpin masyarakat. Perasaan-perasaan mereka yang dominan akan menjadi kebijakan yang menguasai sebagian besar masyarakat. Karena alasan itu, banyak hal akan bergantung pada bagaimana para mahasiswa muda itu berkembang. Mereka dikepung oleh banyak bahaya, dan betapa banyak dari mereka itu kehilangan ketulusan dan iman mereka dengan akibat kesengsaraan banyak orang yang kemudian kena pengaruh mereka. Mereka yang ada hubungannya dengan para mahasiswa dan dapat memberikan bimbingan kepada mereka, berkewajiban untuk mengarahkan mereka kepada keutamaan dan menonjolkan kepada mereka seorang contoh kudus seperti Ludovikus dari Toulouse ini. Tetapi, demikian juga menjadi kewajiban setiap orang Kristen untuk sering merekomendasikan kepada mahasiswa-mahasiswa muda itu seorang pelindung yang begitu mumpuni seperti St. Ludovikus.
3. Renungkanlah bagaimana teladan dan perlindungan St. Ludovikus dapat menolong para mahasiswa yang bersemangat muda itu terutama menghadapi dua bahaya yang mengancam mereka: sensualitas dan ambisi. Betapa seringnya sifat buruk yang satu menghancurkan tubuh dan yang lain menggerogoti jiwa muda itu! Matiraga yang dilakukan oleh Ludovikus sejak masa mudanya dan devosi keanakan yang dipersembahkan kepada Bunda Maria membuat dia aman dalam kesederhanaan dan kemurnian. Cintanya pada orang miskin dan imannya yang hidup memeliharanya sedemikian jauh dari ambisi, sehingga dia lebih memilih kedudukan yang lebih rendah sebagai Saudara Dina daripada takhta kerajaan. Itulah sebabnya dia sekarang mengenakan mahkota kemuliaan surgawi yang tak kan musnah. Demi kepentingan para mahasiswa marilah kita seringkali berseru kepadanya dengan kata-kata Gereja Kudus dalam Ibadat Harian pestanya: “Kuntum mawar belas kasihan musim semi, bunga lili kemurnian, bintang yang gemerlapan, bejana kesucian, doakanlah kami pada Tuhan!”
DOA GEREJA
Ya Allah, yang telah mengajar pengaku iman dan Uskup-Mu St. Ludovikus untuk lebih memilih kerajaan surga daripada kerajaan dunia, dan dengan secara mengherankan mengenakan padanya dengan pakaian kemurnian tanpa cacat dan kasih luar biasa kepada orang-orang miskin, anugerahkanlah kepada kami supaya kami dengan meneladani keutamaan-keutamaannya di dunia, kami dapat layak memperoleh mahkota dari-Mu di surga. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, ofm., © 1959 Franciscan Herald Press. Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM.