16 Juli – Kanonisasi Santo Fransiskus dari Assisi

16 Juli
Kanonisasi Santo Fransiskus dari Assisi


Mira Circa Nos
(Keajaiban-keajaiban di sekitar kita)
Pada Kanonisasi St. Fransiskus dari Assisi
Paus Gregorius IX
Uskup, Hamba para Hamba Allah
demi kenangan abadi
16 Juli 1228 Tahun Tuhan kita.

1. Betapa menakjubkanlah bila kita mengenangkan belas kasihan Tuhan! Betapa tak ternilailah cinta kasih yang siap untuk mengurbankan seorang Putera untuk menebus seorang hamba! Tuhan tak kan pernah, baik mengabaikan anugerah-anugerah belaskasihan-Nya, maupun lalai melindungi tanpa henti kebun anggur yang telah ditanam dengan tangan-Nya sendiri. Dia mengirimkan para pekerja ke sana pada jam yang ke sebelas untuk memeliharanya, dan dengan cangkul dan bajaknya mencabuti ilalang dan rerumputan berduri, sebagaimana Samgar ketika dia membunuh 600 orang Philistin (Hak 3:31). Setelah sedemikian banyak cabang-cabang dipangkas dan akar-akar liar penghisap dicabuti, kebon anggur itu pun akan menghasilkan buah-buah yang segar, bernas dan menarik selera. Orang pun dapat memanennya dan, bila sudah dimurnikan melalui gilingan buah anggur pertobatan, menyimpannya di gudang anggur kekekalan. Kejahatan sungguh telah berkobar bagaikan api, dan hati manusia telah berubah menjadi dingin, seakan-akan mau menghancurkan dinding yang mengelilingi kebun anggur itu, bagaikan orang-orang Philistin yang mau menyerang itu dihancurkan oleh racun kenikmatan-kenikatan duniawi.

2. Lihatlah, bagaimana Tuhan, ketika menghancurkan bumi dengan air, menyelamatkan manusia hanya dengan sekeping kayu yang hina (Keb 10:4), dan tidak mengijinkan tongkat orang-orang fasik jatuh dalam nasib orang-orang benar (Mzm 125: 3). Sekarang, pada jam ke sebelas, Dia telah memanggil hamba-Nya, Fransiskus yang terberkati, seorang yang berkenan di hati-Nya (1 Sam 13:14). Orang ini adalah seorang yang periang, dihinakan oleh yang kaya, kendati demikian siap pada saat yang sudah ditentukan. Dialah yang dikirim Tuhan ke kebun anggur-Nya untuk mencabuti rerumputan berduri. Tuhan telah menyorotkan lampu ini sebelum orang-orang Philistin menyerang dan dengan demikian Dia menerangi tanah-Nya sendiri dan dengan ajakan yang sungguh-sungguh mengingatkannya untuk didamaikan kembali dengan Tuhan.

3. Ketika mendengar dalam jiwanya suara sahabatnya itu, Fransiskus tanpa ragu-ragu bangkit, dan sebagai seorang Samson yang lain, yang diperkuat berkat rahmat Allah, mengebaskan belenggu pesona dunia. Dipenuhi dengan semangat Roh Kudus dan dengan memegang tulang rahang keledai, dia mengalahkan tidak hanya seribu, melainkan beribu-ribu orang Philistin (Hak 15:15-16). Hal itu dilakukan dengan khotbahnya yang sederhana, tanpa dihiasi dengan kata-kata kebijakan insani yang menghasut (1Kor 1:17), tetapi dikuatkan dengan kekuatan Tuhan, yang memilih orang lemah dunia ini untuk menghadapi yang kuat (1Kor 1:17). Dengan pertolongan Allah, dia telah menyelesaikan yang berikut ini:

Tuhan yang menyentuh gunung-gunung sehingga berasap (Mzm 104:32), demikianlah Dia membawa kepada pelayanan rohani mereka yang sebelumnya menjadi hamba daya pikat kenikmatan daging. Bagi mereka yang telah mati terhadap dosa dan hanya hidup bagi Allah dan bukan bagi diri mereka sendiri (yakni: mereka yang bagiannya yang paling buruk telah mati), di sanalah telah mengalir dari tulang rahang ini arus air yang melimpah: menyegarkan, membersihkan, memberikan manfaat bagi yang sudah terjatuh, terpijak dan haus. Sungai air ini bermuara pada hidup yang kekal (Yoh 7:38), dapat dibeli tanpa perak dan tanpa beaya (Yes 55:1), dan bagaikan cabang-cabang yang menjulur jauh dan luas sampai ke anak-anak sungai untuk mengairi kebun anggur, yang cabang-cabangnya menjulur sampai ke laut dan pucuk-pucuknya sampai ke sungai (Mzm 79:12).

4. Mengikuti teladan bapa kita Abraham, orang ini melupakan, tidak saja negara dan handai taulannya, tetapi juga rumah ayahnya, untuk pergi ke sebuah negara yang telah Allah tunjukkan kepadanya melalui ilham ilahi (Kej 12). Dengan mengesampingkan halangan apa pun, dia teguh bertekad untuk memenangkan hadiah panggilan surgawinya (Fil 3:14). Dengan menyesuaikan dirinya pada Tuhan (Rom 8:29) yang kendati kaya, tapi membuat dirinya miskin demi kita (2Kor 8:9), dia membuang beban-beban pada dirinya yang berupa beban berat harta milik bendawi, supaya dapat dengan mudah masuk melalui pintu yang sempit (Mat 7:13). Dia mebagi-bagikan kekayaannya kepada orang-orang miskin, sehingga keadilannya dapat berlangsung selama-lamanya (Mzm 112:9).

Sewaktu mendekati tanah yang telah diperlihatkan kepadanya, dia mempersembahkan tubuhnya sendiri sebagai kurban bakaran kepada Tuhan, di atas pegunungan yang telah ditunjukkan kepadanya (Kej 22:2), gunung yang adalah imannya yang unggul. Tubuhnya, yang sesekali telah memperdaya dia, dia mengurbankan Yeftah, puterinya yang tunggal (Hak 11:34), menyalakannya dengan api cinta, menghukumnya dengan kelaparan, kehausan, kedinginan, ketelanjangan dan dengan banyak berpuasa dan berjaga. Ketika tubuh itu telah disalibkan bersama dengan cacat cela dan hawa nafsunya (Gal 5:24), dia pun dapat berkata bersama dengan sang Rasul: “Sekarang saya hidup, bukan saya, tetapi Kristus yang hidup dalam diri saya” (Gal 2:20). Karena dia sungguh tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri, tetapi terlebih bagi Kristus, yang telah wafat untuk dosa-dosa kita dan bangkit demi pembenaran kita (Rom 4:25), supaya kita dapat tidak lagi menjadi budak dosa (Rom 6:6).

Dia pun mencabuti semua cacat celanya, dan seperti Yakob bangkit kembali atas perintah Tuhan (Kej 35:1-11), dia meninggalkan isteri, ladang, sapi-sapi dan semua yang dapat mengelabui mereka yang diundang kepada pesta agung (Luk 14:15-20). Demikianlah dia lalu maju perang melawan dunia, daging dan kekuatan-kekuatan roh jahat yang ganas. Dan setelah dia menerima ketujuh rahmat Roh Kudus disertai bantuan kedelapan kebahagiaan Injil, dia berjalan ke Bethel, rumah Allah, melalui jalan yang telah dibangun pada lima belas anak tangga keutamaan, yang telah digambarkan secara mistik dalam Mazmur. Setelah dia membuat hatinya menjadi altar bagi Allah, dia pun mempersembahkan di atasnya ukupan doa-doa khusuk yang akan diangkat dan dipersembahkan kepada Tuhan melalui tangan-tangan para malaikat. Dengan rombongan para malaikat ini pun ia akan bergabung.

5. Tetapi supaya dia tidak menjadi orang satu-satunya yang menikmati berkat-berkat gunung itu, dengan hanya melekatkan diri semata dalam pelukan Rachel, yang melambangkan kehidupan kontemplasi penuh cinta namun mandul, maka dia pun turun menuju ke rumah terlarang dari Leah, untuk menggiring kawanan yang banyak beranakkan kembar, ke padang gurung (Kid 4:2) dan mencari padang rumput kehidupan (Kej 29). Di sanalah, di tempat di mana manna yang penuh dengan kemanisan surgawi telah memulihkan semua orang yang telah terpisahkan dari keributan dunia, dia akan didudukan bersama dengan putera-putera mahkota dari rakyatnya dan dimahkotai dengan mahkota keadilan. Setelah menebarkan benih-benih disertai air mata, dia pun akan kembali penuh kebahagiaan sambil membawa berkas-berkas panenannya ke dalam gudang penyimpanan yang kekal (Mzm 126:5-6).

Pastilah dia tidak hanya mencari kepentingan-kepentingannya sendiri (Fil 2:21), melainkan kepentingan-kepentingan Kristus, dengan mengabdi-Nya penuh semangat laksana lebah. Bagaikan bintang kejora di tengah-tengah awan gemawan, dan laksana bulan purnama (Sir 50:6), diambilnya dengan tangannya sebuah dian untuk menarik orang yang rendah hati dengan contoh perbuatan-perbuatannya yang mulia, dan sebuah terompet yang memanggil dari persembunyian jahat mereka, orang-orang yang tak kenal malu, dengan peringatan yang keras dan menakutkan.

Demikianlah, diperkuat dengan belas kasihnya dia dengan gagah berani ikut menyerang perkemahan orang-orang Midian (Hak 7:16-22), yaitu: perkemahan orang-orang yang dengan angkuhnya tidak menghormati ajaran Gereja yang didukung oleh Dia yang mengarahkan seluruh dunia dengan kewibawaan-Nya, bahkan ketika masih meringkuk dalam haribaan sang Perawan. Dia memegang teguh persenjataan yang menjadi kepercayaan orang yang dipersenjatai dengan baik dan dia pun menjaga rumahnya dan membagi-bagikan jarahannya (Luk 11:21-22). Dia juga membawa tawanannya tunduk pada Yesus Kristus (Ef 4:8).

6. Setelah mengalahkan tiga lapis musuh duniawi, dia menyerang Kerajaan Surga dan mendudukinya dengan kekuatan (Mat 11:12). Setelah banyak pertempuran yang jaya dalam kehidupan dunia ini, dia menang atas dunia dan dia yang dikenal sebagai orang tak terpelajar dan bodoh tapi bijak, dengan bahagia kembali kepada Tuhan untuk menempati tempat pertama di depan semua yang lain yang lebih terpelajar.

7. Sungguh, kehidupan seperti hidupnya itu, demikian kudus, demikian bersemangat, dan demikian cerdas, cukup untuk memenangkan sebuah tempat di Gereja yang Jaya. Namun, karena Gereja yang Masih berjuang ini, yang hanya mampu mengamati sebatas yang kelihatan, atas kewenangannya sendiri tidaklah berani mengadili mereka yang pengalamannya tidak diikutinya sendiri, maka Gereja hanya mengajukan orang-orang Suci yang pantas dihormati, hanyalah mereka yang hidupnya di dunia layak untuk mendapatkan penghormatan semacam itu, khususnya karena seorang utusan Setan kadang kala mengubah dirinya menjadi seorang utusan Terang (2Kor 11:14). Dalam kemurahan hati-Nya Tuhan yang Mahakuasa dan Mahapengasih telah menyelenggarakan bahwa Hamba Kristus yang telah disebutkan tadi, sungguh telah datang dan telah mengabdi Dia dengan pantas dan patut terpuji. Untuk tidak menyembunyikan cahaya yang sedemikian cemerlang itu tetap tersembunyi di bawah rimbunan semak-semak, tetapi ingin menempatkannya pada kaki dian, sehingga melegakan mereka yang tinggal dalam rumah itu (Mat 5:15), Tuhan melalui banyak mukjizat yang menakjubkan menyatakan bahwa hidupnya telah diterima dan berkenan pada Tuhan dan peringatannya harus dihormati oleh Gereja yang sedang berjuang ini.

8. Karena itu, karena kejadian-kejadian yang menakjubkan dari hidupnya yang mulia itu sangat kami kenal – berhubung ketika Kami masih menjabat kedudukan yang lebih rendah Kami sangat akrab dengannya dan karena Kami sangat diyakinkan oleh kesaksian-kesaksian yang dapat dipercaya berkat adanya mukjizat-mukjizat yang begitu mempesona – maka Kami bersama dengan kawanan yang dipercayakan kepada Kami oleh kemurahan hati Tuhan, percaya diri dan yakin telah dibantu berkat pengantaraannya dan yakin bahwa dia adalah pelindung kita di surga dan persahabatannya telah Kami nikmati di dunia. Setelah berkonsultasi dengan dan mendapatkan persetujuan dari para Saudara Kami (yakni para Kardinal), Kami telah mengambil keputusan bahwa dia telah dimasukkan ke dalam daftar pada kudus yang patut dihormati.

9. Kami memutuskan bahwa kelahirannya patut dirayakan dengan layak dan meriah oleh Gereja universal pada 4 Oktober, yakni hari dia masuk Kerajaan Surga, setelah dibebaskan dari penjara daging.

10. Karena itu, dalam Tuhan Kami mohon, menasehatkan dan mendorong kamu semua, Kami memerintah kamu melalui surat apostolik ini, bahwa pada hari ini yang dikhususkan untuk menghormati dan memperingati dia, kamu semua mengkhususkan diri lebih intesif lagi untuk memuji Tuhan dan dengan rendah hati memohon perlindungannya, sehingga melalui pengantaraan dan jasa-jasanya, kamu boleh didapati layak untuk termasuk dalam rombongan yang menyertainya berkat pertolongan dari Dia yang terberkati untuk selama-lamanya. Amin.

Diberikan di Perugia, pada tanggal 14 Agustus, pada tahun ke dua masa pontifikat kami.

Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM.