27 Juli – B. Maria Magdalena Martinengo

27 Juli
B. Maria Magdalena Martinengo
1687-1737


RIWAYAT HIDUPNYA

B. Maria Magdalena berasal dari sebuah keluarga terpandang di Bresica. Bahkan sejak kanak-kanak dia sudah dapat ikut menikmati kehidupan membiara yang keras itu. Kendati banyak kesulitan yang menghadangnya, dia bergabung pada puteri-puteri St. Klara ketika dia berusia 17 tahun. Suster yang muda itu pun segera menonjol dalam kesederhanaan, kesabaran dan ketaatannya yang penuh kegembiraan. Jam-jam yang dikhususkan untuk doa dan meditasi, demikian juga kunjungan pada Tuhan di Tabernakel, merupakan jam-jam yang paling menyenangkan baginya.

Simpatinya pada Penebus kita yang menderita sedemikian mendalam sehingga dia seringkali didapati berlutut seolah-olah tidak hidup lagi. Sebagai magistra para novis, dan kemudian sebagai Abdis, dia membimbing para suster ke kesucian yang tinggi berkat contohnya yang menakjubkan dan kelembutan hatinya yang penuh kasih.

Kemasyhuran kesuciannya menyebabkan banyak orang awam datang padanya untuk mohon penghiburan dan nasehat. Pada kesempatan-kesempatan semacam itu, dia menunjukkan anugerah-anugerah yang khusus yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepadanya untuk memberikan semangat kepada jiwa-jiwa yang sudah loyo, untuk mendamaikan mereka yang sedang berselisih dan membawa para pendosa kembali pada jalan yang benar. Tidak jarang dia membaca pikiran-pikiran yang paling dalam pada diri orang lain dan meramalkan kejadian-kejadian yang akan terjadi.

Karena kehabisan tenaga disebabkan lebih oleh pekerjaan dan hidupnya yang keras, daripada oleh umurnya, dia meninggal dunia pada 27 Juli 1737 pada usia sucinya 50 tahun. Paus Leo XIII memberikan dia gelar Beata.

PERIHAL BERSYUKUR SESUDAH MENYAMBUT KOMUNI
1. Renungkanlah, bahwa sudah selayaknya mengucapkan syukur sesudah menyambut Komuni, karena dalam Komuni kudus itu kita telah mendapatkan perkenanan dari seorang Tamu agung. Kata-kata yang ditulis oleh pengarang Injil dan diterapkan pada kita: “Hari ini datanglah keselamatan pada rumah ini” (Luk 19:9). Karena itu, B. Maria Magdalena merasa bahwa merupakan kewajiban yang berat untuk meninggalkan rumah Allah sesudah Komuni kudus. – Apa yang dapat engkau katakan perihal rasa syukurmu? Jangan sampai dikatakan kepadamu apa yang dikatakan terhadap Judas: “Dia yang setelah menerima roti itu, lalu segera pergi” (Yoh 13:30).

2. Dalam syukur itu kita haruslah mempersembahkan diri kita seutuhnya kepada sang Penyelamat kita. Sesudah setiap Komuni kudus kita hendaknya berkata: “Apa yang akan kupersembahkan kepada Tuhan demi semua hal yang telah Tuhan anugerahkan kepada saya?” (Mzm 115:3). Karena Tuhan telah mengurbankan Diri-Nya seutuhnya demi keselamatan kita, kita hendaknya bersedia, demi Dia, membuat kurban yang sempurna dari diri kita. Karena itu, marilah kita sucikan bagi-Nya tangan dan kaki kita, mata dan telinga, pikiran dan segenap hati kita dengan mempergunakan semua itu hanya demi melayani Dia. Itu akan berkenan pada-Nya dan menurunkan berkat yang agung bagi kita. – Janganlah pernah melupakan mempersembahkan kewajiban ini kepada Tuhan.

3. Apalagi, marilah kita pergunakan saat-saat syukur itu untuk mempersembahkan permohonan-permohonan kita kepada Tuhan. St. Theresia berkata: “Saat-saat sesudah Komuni kudus merupakan saat-saat yang peling berharga dari hidup kita.” Marilah kita pergunakan saat-saat itu untuk meletakkan kebutuhan-kebutuhan kita di hadapan Tuhan yang terkasih. Terlebih lagi, marilah kita mempergunakannya seturut teladan B. Maria Magdalena, untuk berdoa bagi bertobatnya para pendosa. – Pada setiap sambut Komuni kudus, ingatlah bahwa suatu keistimewaan agung telah dianugerahkan kepadamu.

DOA GEREJA
Ya Allah, yang dalam diri perawan Maria Magdalena telah memberikan teladan kesucian dan matiraga, anugerahkanlah, bahwa kami boleh menolak semua nafsu-nafsu duniawi dan datang kepada-Mu melalui jalan kebenaran dan keadilan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.

Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, ofm., © 1959 Franciscan Herald Press. Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM