8 Juli – B. Gregorius Grassi dan Teman-temannya

8 Juli
B. Gregorius Grassi
dan Teman-temannya

RIWAYAT HIDUPNYA
Ada sekitar 25.000 orang Katolik di Cina dan 43 misionaris Eropa, memenangkan mahkota kemartiran selama apa yang dinamakan Penganiayaan Boxer tahun 1900. Kelompok Boxer itu adalah sebuah sekte fanatik yang membenci orang-orang asing, khususnya Gereja Katolik. Atas persetujuan Kaisar Janda Permaisuri Tzu Chi, kaisar yang berkuasa waktu itu, mereka berkeliaran membakari gereja-gereja dan membantai para misionaris bersama dengan mereka yang baru bertobat.

Salah seorang penganjur utama dari gerakan Boxer ini adalah gubernur Yu Hsien yang berdiam di Taiyuanfu, Shansi. Dalam kota ini, terdapat juga tempat tinggal Uskup Fransiskan Gregorius Grassi, Vikaris Apostolik dari Shansi Utara, dan Koajutornya, Uskup Frnsiskus Fogolla. Di sini juga terdapat sebuah seminari dan sebuah panti asuhan. Panti asuhan ini dipimpin oleh Suster-suster FMM yang baru tiba di situ setahun sebelumnya.

Pada 5 Juli malam hari, serdadu-serdadu Yu Hsien menerobos misi Fransiskan dan menahan dua orang Uskup, dua orang Pater dan seorang Bruder serta tujuh orang FMM. Lima orang seminaris Cina dan delapan orang Katolik Cina yang bekerja pada misi itu juga ditangkap. Di penjara bergabung juga seorang Katolik Cina lagi, yang datang ke sana dengan suka rela.

Empat hari kemudian, pada 9 Juli 1900, mereka semua dibawa ke hadapan pengadilan Yu Hsien, dan di tengah jalan beberapa dari mereka dicambuki dengan pedang. Yu Hsien memerintahkan supaya mereka semua dibunuh di tempat itu juga. Dan terjadilah suatu adegan yang tak bisa dipercaya dan diceriterakan. Serdadu-serdadu mendekati para tawanan itu, dengan membabi buta mengayunkan pedang-pedang mereka, melukai mereka yang di kanan dan kiri, bahkan terpotonglah tangan-tangan, kaki-kaki atau kepala mereka. Demikianlah 26 orang martir Taiyuanfu itu meninggal dunia. Kecuali tiga orang, mereka semua itu termasuk anggota Ordo Pertama dan Ketiga Regular serta Ordo Ketiga Sekular St. Fransiskus. Mereka mendapatkan beatifikasi pada 3 Januari 1943.

Lima orang dari mereka itu Fransiskan. Di samping B. Gregorius Grassi, yang berusia 68 tahun, dan B. Fransiskus Fogolla, ada pula B. Elias Facchini, seorang imam dari Italia, B. Theodorikus Balast, seorang Imam dari Perancis dan B. Adreas Bauer, seorang bruder awam dari Alsace.

Ketujuh orang Suster FMM itu menjadi martir pertama (protomartir) dari kongregasi mereka (FMM) dan anggota-anggota pertama yang dibeatifikasi. Mereka itu adalah: Ibu Maria Hermine, Givot dari Perancis, yang menjadi superior, B. Ibu Maria Ratu Damai Giuliani dari Italia, B. Ibu Maria Klara Nenetti dari Italia, B. Sr. Maria dari St. Natalie Kerguin dari Perancis, B. Sr. Maria dari St. Yustinus Moreau dari Perancis, B. Sr. Maria Amandine Jeuris dari Belgia, dan B. Sr. Maria Adolphine Dierkx dari Belanda. Semuanya berusia antara 25 dan 35 tahun.

Ada lima orang seminaris Cina, yang semuanya adalah tertiaris Fransiskan, berumur 16-22 tahun. Ada juga enam orang Tersiaris awam yang bekerja di kediaman Uskup dan misi, berumur 40 – 60 tahun. Ada lagi tiga orang awam yang bukan tertiaris, berumur antara 29 – 46 tahun. Empat belas orang dari martir itu adalah pribumi Cina dan 12 orang adalah orang Eropa. Pada hari yang sama dengan para martir ini dan dirayakan juga bersama mereka hari ini, dibeatifikasi juga tiga orang Martir Fransiskan lain yang meninggal sebagai kurban dari kaum Boxer di provinsi Hunan. Ketiga orang itu semuanya misionaris-misionaris dari Italia: seorang Uskup dan dua orang Imam.

PERIHAL KEMARTIRAN
1. Ada zaman di mana kemartiran dipandang sebagai suatu tugas suci. Karena itu para martir memperhatikan hal itu. Mereka memberikan kesaksian pada kata-kata Penebus kita: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” (Mat 16:26). Supaya menyelamatkan jiwa kita bagi hidup kekal, kita, juga, harus siap untuk mengurbankan darah dan hidup, daripada memisahkan diri kita dari Tuhan dan Iman kita. “jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Dia pun akan menyangkal kita” (2 Tim 2:12). – Apakah engkau telah selalu memperhitungkan hidup kekal?

2. Kemartiran merupakan rahmat yang agung. Banyak dari kita merasa ngeri bila mendengar sebuah ceritera perihal siksaan keji yang diderita para martir. Dan dalam ketakutan kita bertanya, “Bagaimana mungkin mereka bisa tahan menderitanya?” Namun, mengapa kita harus takut? Pada satu sisi, Tuhan tidak pernah meminta sesuatu yang tidak mungkin bagi kita. Pada sisi yang lain, bila waktu yang menentukan itu tiba, Tuhan yang baik yang sama itu mengangkat jiwa-jiwa pada tingkat cinta yang sedemikian tinggi, sehingga bersama St. Paulus dia berseru: “Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (Rom8:35-37). – Tak seorang pun, termasuk dirimu sendiri, mempunyai alasan untuk berkecil hati atau putus asa.

3. Kemartiran merupakan ganjaran yang berlimpah-limpah. Kristus telah meyakinkan kita: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yoh 15:13). Oleh karena itu, mempersembahkan hidup kita bagi teman kita yang terbaik, Yesus, membatalkan semua dosa kita dan semua kesalahan dosa serta membawa kita seketika itu juga ke surga. Karena itu, para martir berkata kepada siksaan-siksaan mereka, dalam kata-kata dari Makhabe: “Sungguh engkau membinasakan kami dari kehidupan sekarang ini; tetapi Raja dunia akan membangkitkan kami kepada kehidupan” (2 Mak 7:9). – Simpanlah selalu dalam hatimu hidup yang kekal dan rahmat kekekalan, maka semuanya akan menjadi mudah.

DOA GEREJA
Ya Tuhan, yang menghendaki bahwa semua manusia diselamatkan dan sampai pada pengakuan akan kebenaran, kami mohon, anugerahkanlah berkat pengantaraan para martirmu yang suci Uskup Gregorius, Fransiskus dan Antoninus beserta teman-teman mereka, bahwa semua bangsa boleh mengenal Dikau, yang adalah satu-satunya Tuhan yang benar dan Yesus Kristus yang telah Engkau utus, Tuhan dan Penebus kami. Amin.

Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, ofm., © 1959 Franciscan Herald Press. Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM.