30 Juni
Beato Raymondus Lullus
1236-1314
RIWAYAT HIDUPNYA
Raymondus berasal dari keluarga bangsawan yang bernama Lullus dan dilahirkan di Palma di pulau Mallorca pada 1236. Dia sudah menjadi seseorang yang terkemuka di lingkungan istana raja sejak usia mudanya dan sebelum berusia 30 tahun dia sudah memperoleh kedudukan yang terkemuka sebagai marsekal dan ajudan tinggi bagi Raja Yakobus dari Mallorca.
Selama beberapa tahun dia mengikuti saja adat kebiasaan orang-orang istana itu dengan melayani dunia dan kesia-siaan. Tetapi Tuhan dalam Kemurahan Hati-Nya segera membimbing dia menapaki jalan yang lebih baik. Pada pesta St. Fransiskus Asisi dia mendengar seorang Uskup menggambarkan dengan lukisan yang hidup-hidup perihal menghinakan dunia dan mencintai Kristus yang telah ditekuni oleh Si Miskin itu. Selama beberapa waktu Raymondus telah mendapatkan dalam dirinya kerinduan akan hal-hal yang lebih mulia daripada penghormatan-penghormatan manusia. Dengan demikian dia mengenali dalam kotbah Uskup itu adanya panggilan Tuhan untuk meninggalkan segala sesuatu dan merebut orang tak beriman di pantai utara Afrika bagi Kristus.
Tanpa ragu-ragu sedikit pun Raymondus mengikuti panggilan itu. Dia mengundurkan diri dari tugas-tugasnya, meninggalkan istana raja dan mendirikan sebuah kolese di mana para misionaris, khususnya mereka yang termasuk dalam Ordo Saudara-saudara Dina, selayaknya menerima pelatihan dalam bahasa-bahasa Afrika Utara. Dia sendiri bergabung dalam Ordo Ketiga Sekular St. Fransiskus, dan selam sembilan tahun mengundurkan diri dalam kesunyian gunung Randa dengan maksud mempersiapkan dirinya dengan doa dan belajar. Tuhan menganugerahinya dengan banyak inspirasi surgawi dan mengaruniakan pengetahuan luar biasa kepadanya, sehingga, kendati kegiatannya yang begitu banyak, dia mampu menulis hal-hal menakjubkan perihal masalah-masalah yang paling sulit dalam bidang filsafat dan teologi.
Kemudian Raymondus menempuh perjalanan-perjalanan yang jauh ke Roma, Avignon, Montipellier, Paris dan Wina, dengan maksud untuk menarik perhatian Bapa Suci dan berbagai penguasa dalam karya pentobatan dan pembangunan seminari-seminari bagi para misionaris.
Pada 1314, pada usianya yang ke 79, dia sendiri melakukan ekspedisi misionaris ke Afrika. Hal itu ternyata menjadi perjalanannya yang terakhir. Sementara berkhotbah perihal Iman pada Kristus di lapangan terbuka di Bougie, sekelompok orang Muslim yang fanatik menangkap dan merajamnya. Tubuhnya berdarah-darah karena luka yang tak terbilang banyaknya dan ditinggalkan terkapar sekarat di lapangan pasar. Para pedagang yang berasal dari Genoa (Italia) membawanya ke kapal mereka dengan maksud menguburkannya di negaranya sendiri. Selama perjalan pulang itu Raymondus selama beberapa waktu menjadi sadar kembali, tetapi ketika kapal itu sampai dekat Mallorca, dia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Massa umat yang besar jumlahnya mengiringi pemakamannya dalam gereja Fransiskan di Palma di Mallorca, di mana dia telah bergabung dalam Ordo Ketiga. Segera dilaporkan banyak mukjizat terjadi di makam martir yang agung itu. Paus Leo X memberikan beatifikasi padanya dan Mallorca menentukan dia sebagai pelindungnya yang khusus.
PERIHAL NILAI AGUNG IMAN KRISTEN
1. Segera setelah mata B. Raymondus terbuka karena sabda Allah dan rahmat dalam hatinya, dia melihat bahwa semua barang jasmani itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan harta tak ternilaikan dari Iman Kristen. Selama 9 tahun dia mengundurkan diri ke dalam keheningan untuk mengadakan studi yang cermat perihal Iman dengan membaca buku-buku religius, meditasi dan doa. Dia pun membelanjakan harta kekayaannya yang besar, bahkan memberikan hidupnya sendiri, supaya dapat mengantarkan berkat berharga itu kepada orang-orang lain. St. Agustinus memegang dan menyanjung Imannya dengan berkata: “Tak ada kekayaan sebesar apa pun, tidak ada harta karun, tak ada kehormatan, tak ada keberhasilan duniawi yang lebih besar daripada Iman Kristiani.” Hanya Iman saja yang mengajarkan kepada kita nilai sejati dari semua barang, karena pengetahuan duniawi itu dapat keliru. Apa pun yang Iman Kristen ajarkan kepada kita adalah kebenaran yang tak dapat sesat, karena “dia percaya pada Putera Allah, yang memiliki kesaksian Tuhan dalam dirinya” (1 Yoh 5:10). Hanyalah kesaksian ini yang menunjukkan nilai sejati dari segala-galanya yang bersifat material dan kekal. Siapa yang mengambil keputusan perihal masalah ini dengan cara yang lain mana pun tertipu untuk selama-lamanya. – Apakah engkau telah menilai Imanmu secara benar dan memandangnya sebagai seorang guru?
2. Pertimbangkanlah bahwa Iman Kristen adalah juga penghiburan yang terbesa dalam semua kesedihan duniawi kita. Di dunia ini seringkali terjadi, dan kebijaksanaan Tuhan sering mengaturnya demikian, bahwa seorang Kristen yang jujur dan takut pada Allah dikunjungi oleh masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan serta kemalangan-kemalangan yang berat, sementara orang yang tak beriman dan tak bertuhan nampak sejahtera dan apa pun yang dia lakukan nampak berhasil. Tetapi bila engkau terserap secara mendalam dengan Iman Kristen, engkau akan mengenali dalam semua kesedihan yang muncul dalam jalan hidupmu benih-benih panen yang kaya, yang menunggumu dalam kehidupan kekal. Dipenuhi dengan hiburan batin, engkau akan berkata bersama dengan para Rasul: “Saya tahu siapa yang saya imani, dan saya pun pasti bahwa Dia mampu memelihara hal-hal yang telah kupersembahkan kepada-Nya, melawan hari itu” (2 Tim 1:2). – Bersyukurlah kepada Allah karena anugerah Iman Kristen. Apakah engkau telah mempergunakannya dengan baik pada saat-saat kesedihan?
3. Bila Iman Kristen adalah suatu berkat yang sedemikian tak ternilai, betapa cermat hendaknya kita memeliharanya tanpa noda dan memperteguhkannya! Iman kita diperlemah dan sering hilang karena pergaulan dengan orang-orang yang tidak beriman, karena membaca bacaan-bacaan yang bermusuhan dengan Iman, melalui kritik-kritik keliru dan bermusuhan terhadap kebenaran-kebanran Iman kita. Waspadalah, karena itu, hindarilah perangkap-perangkap itu, dan sering berdoalah dengan semangat berkobar, supaya Tuhan sudi menjaga Iman itu dalam dirimu dan mengijinkan engkau semakin teresapi di dalamnya.
DOA GEREJA
Ya Tuhan, yang telah menghiasi B. Raymondus, martir-Mu, dengan semangat bagi penyelamatan jiwa-jiwa dan penyebaran Injil, anugerahkanlah kepada kami, hamba-hamba-Mu, supaya berkat pengantaraannya, kami dapat mampu memelihara dengan setia sampai mati apa yang telah kami terima dalam rahmat-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, ofm., © 1959 Franciscan Herald Press. Diterjemahkan oleh Alfons S. Suhardi, OFM