28 Mei
St. Mariana dari Yesus de Paredes
1618-1645
RIWAYAT HIDUPNYA
Sesudah kematian Mariana dari Paredes, sekuntum bunga lili muncul tumbuh dari darahnya, dan karena itu dia digelari bunga Lili dari Quito. Tetapi ada alasan jauh lebih besar lagi mengapa dia layak menyandang gelar itu: karena hidupnya yang tak bercela. Dia tetap mempertahankan kesucian itu tak bercacat ditengah dunia yang jahat, dengan melindunginya dengan praktek kehidupan keras yang jarang terdapat.
Sejak masa kanak-kanaknya, Mariana yang dilahirkan pada 1618, merasa sama sekali ditarik kepada Tuhan dan kepada hal-hal surgawi. Sementara itu juga dia mengikatkan diri pada Santa Perawan Yang tak Bernoda dengan penyerahan diri yang tak terbatas dan dengan devosi yang mendalam. Dia menerima jubah Ordo III Fransiskan di kota kelahirannya: Quito, Ecuador, dan karena pertimbangan keutamaan-keutamaannya yang besar, dia diijinkan mengucapkan tiga kaul religius. Kemudian dia kembali tinggal di rumahnya dan di sanalah dia menjalani hidup tersembunyi dalam Tuhan dan mempersembahkan diri pada doa dan silih matiraga.
Dia meninggalkan rumahnya hanya bila pergi menghadiri peribadatan-peribadatan di gereja atau bila laku cinta kasih kepada tetangganya menuntut hal itu. Dalam kesempatan-kesempatan semacam itu dia memikat hati siapa saja yang ditemuinya, bahkan mereka yang paling tersingkirkan. Hal ini bisa terjadi berkat tingkah lakunya yang santun dan ramah, dan berhasil membimbing mereka kembali kepada kebajikan dan keutamaan. Sesekali Tuhan menganugerahi hamba-Nya yang setia dengan anugerah-anugerah mistik luar biasa demi mendukung karya kerasulannya. Dengan sarana Tanda Salib atau dengan perecikan air suci, dia menyembuhkan banyak orang sakit; dia juga menghidupkan kembali seorang wanita yang sudah meninggal dunia.
Ketika wabah meraja lela, dia mempersembahkan hidupnya yang masih muda dan murni itu sebagai kurban persembahan kepada Tuhan demi para penduduk kota yang tertimpa wabah itu. Tuhan menerima pengurbanan itu. Dia meninggal dunia tidak lama sesudah itu pada umur 28 tahun, pada tahun 1645. Dia dibeatifikasi oleh Paus Pius IX, dan memperoleh kanonisasi pada 1950 dari Paus Pius XII.
PERIHAL PENYERAHAN DIRI PADA MARIA
1. Bunda Maria ingin menolong kita. Dia membuktikan hal itu dalam Penjelmaan Penyelamat kita. Dia tahu, bahwa Bunda Orang Yang Menderita itu seharusnya menjadi Bunda Penderitaan, namun dia menerimanya demi anak-anak manusia, yang dia cintai sedemikian mendalam. Karena itu dia telah mengungkapkan kata-kata yang paling menyelamatkan itu: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38). Dengan demikian betapa terujilah bahwa Beata Mariana sedemikian erat dan penuh kepercayaan melekat pada Bunda Tuhan, bunda segenap umat manusia. – Tirulah dia dalam praktek sehari-hari dan serahkanlah kemurnianmu pada Bunda Maria yang Tak bernoda itu.
2. Bunda Maria dapat menolong kita. Dia dapat menolong kita karena dia adalah Bunda Putera Allah yang kekal. St. Bonaventura berseru: “Engkau dapat melakukan apa saja berkat Dia dan melalui Dia.” Maria adalah pengantara yang mahakuasa pada takhta Tuhan. Beata Mariana mengalami kekuatannya dalam tingkat yang sangat tinggi. – Pupuk dan percayakan kepercayaan diri yang paling mendalam dan keanak-anakan pada Bunda Allah yang Terberkati.
3. Maria mau menolong kita khususnya pada saat-saat bahaya. Hal ini telah dikatakan dengan kata-kata: “Saya akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini” (Kej 3:15). Bagi roh jahat Maria telah menjadi “menggentarkan bagaikan sepasukan tentara yang berbaris” (Cant 6:3). Bila Setan berusaha untuk membinasakan jiwa-jiwa, maka Maria adalah pemenang yang dipilih oleh Tuhan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa itu untuk kehidupan kekal. – Berjanjilah pada dirimu sendiri untuk menjadi seorang anak yang baik dari Ibu yang baik ini dan keselamatanmu pun akan terjamin.
DOA GEREJA
Ya Tuhan, yang telah sungguh menghendaki bahwa di tengah-tengah daya tarik dunia ini, Beata Mariana harus mekar berkembang dalam kemurnian keperawanannya dan mati raga yang terus menerus bagaikan setangkai bunga lili di tengah semak dedurian, kami mohon, anugerahkanlah bahwa berkat jasa dan perantaraannya, kami boleh menolak keburukan dan selalu lebih berjuang untuk memperoleh kesempurnaan. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Sumber: The Franciscan Book of Saints, ed. by Marion Habig, ofm., © 1959 Franciscan Herald Press. Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM.