4 September
St. Rosa dari Viterbo
1234-1252
RIWAYAT HIDUPNYA
Allah yang Mahakuasa telah mengerjakan hal-hal yang menakjubkan dalam jiwa St. Rosa. Nampaknya bahwa orang tuanya telah memberikan nama demikian itu berkat ilham ilahi, karena nama itu telah melambangkan seluruh karier hidupnya. Selama hidupnya, dia telah berkembang laksana bunga mawar nan harum semerbak dalam kebun Gereja, dan mencapai kepenuhannya ketika dia dipindahkan ke Firdaus. Sebelum dia mampu berbicara, Rosa mencoba mengucapkan nama manis dari Yesus dan Maria; dan segera setelah dia dapat berjalan, dia minta untuk dibawa ke gereja dan tempat-tempat sepi dan sunyi lainnya untuk berdoa. Apabila ada ceramah-ceramah keagamaan, dia mau mendengarkannya dengan penuh perhatian.
Ketika Rosa baru berumur 3 tahun, dengan cara yang menakjubkan Tuhan memperlihatkan betapa Tuhan berkenan padanya. Salah seorang bibinya meninggal dunia. Segenap keluarga berdiri di sekeliling peti jenazahnya sambil menagis keras-keras. Tergerak oleh kesedihan saudara-saudaranya, Rosa yang kecil itu pergi mendekati jenazahnya, mengangkat matanya ke atas dan berdoa dengan tenang. Lalu dia meletakkan tangannya yang mungil itu pada jenazah bibinya yang sudah meninggal itu dan memanggil namanya. Wanita yang sudah meninggal itu pun segera membuka matanya dan mulai memeluk kemanakannya yang kecil, yang telah menghidupkannya kembali itu.
Anak kecil itu menunjukkan belas kasih yang besar kepada orang-orang miskin; dia selalu berusaha menyisihkan sebagian makanan untuk diberikan kepada orang miskin. Pada suatu hari, ketika dia meninggalkan rumah dengan beberapa bongkah roti dalam pakaian kerjanya, dia bertemu dengan ayahnya, yang bertanya kepadanya dengan keras apa yang sedang dia bawa itu. Anak yang ketakutan itu pun membuka pakaiannya dan terlihatlah kuntum-kuntum bunga mawar yang harum.
Ketika dia berumur 7 tahun, Rosa mengundurkan diri dalam sebuah kamar yang kecil dari rumah ayahnya. Di sanalah dia menghabiskan semua waktunya dalam kontemplasi dan melakukan mati raga yang berat. Dia sangat banyak berdoa bagi bertobatnya orang-orang berdosa. Sementara itu Tuhan kita yang terkasih pun mempersiapkan dia bagi suatu tugas perutusan yang luar biasa.
Rosa belum mencapai umur 10 tahun ketika Bunda Allah memerintahkannya masuk dalam Ordo Ketiga St. Fransiskus. Tidak lama sesudahnya, Tuhan kita memperlihatkan diri kepadanya pada Salib, mengenakan mahkota duri pada kepala-Nya dan dari semua luka-luka pada tubuh-Nya dengan derasnya mengalir darah. Rosa pun terperanjat menyaksikan penglihatan itu dan berseru: “Ya Tuhanku, siapakah yang telah merendahkan Dikau pada keadaan ini?” Tuhan kita menjawab: “Sayang-Ku, Cinta-Ku yang mendalam bagi manusia telah melakukan hal ini.” “Tetapi”, tanya Rosa, “siapa yang telah menusuk dan mencambuki-Mu?” “Dosa-dosa manusialah yang telah berbuat demikian itu,” jawab Tuhan. “Dosa, dosa!” teriak sang santa ini, dan dia pun mulai memukuli dirinya sendiri sebagai tanda pertobatan bagi dosa-dosa dunia.
Berkat ilham ilahi, Rosa lalu mengambil sebuah salib dalam tangannya dan pergi kesana kemari menjelajahi jalan-jalan dan lapangan-lapangan umum kotanya, sambil mewartakan kepada orang-orang yang ada di sana perihal siksaan yang mengerikan yang diderita Tuhan kita dan perihal kekejian dari dosa. Sesekali dia keluar dari persembunyiannya untuk mengajak orang-orang melakukan pertobatan.
Kota Viterbo, yang menjadi bagian dari Negara Kepausan, memberontak melawan otoritas Sri Paus. Penghinaan terhadap agama dan kemerosotan moral sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Tetapi khotbah-khotbah misionaris kecil ini telah membuahkan hasil yang menakjubkan. Orang-orang datang berkerumun untuk mendengarkan dia. Batu tempat dia duduk nampak terkangkat ke atas, dan di sana dia ditopang oleh suatu mukjizat, sementara dari bibirnya mengalir kata-kata yang membara. Ketika Rosa beserta keluarganya diusir oleh otoritas sipil, sebagian besar dari penduduk kota itu telah berhasil melakukan pertobatan dan kembali kepada kesetiaan sah pada Sri Paus.
Akibatnya ialah, bahwa dia sekarang mempunyai kegiatan yang bidangnya lebih luas. Di Soriano dan kemudian di Vitorchiano, khotbahnya memberikan hasil yang sama dan terberkati. Di kota terakhir itu, seorang dukun telah banyak merugikan penduduknya. Karena khawatir bahwa sesudah dia meninggalkan kota itu, si dukun itu akan menghancurkan buah hasil yang telah dicapainya, Rosa berkeinginan untuk menobatkan dia. Usaha pertamanya menemui kegagalan. Lalu Santa kita ini mengumpulkan batang-batang kayu sampai onggokan yang besar, siap di lapangan terbuka. Tumpukan kayu-kayu itu pun dinyalakannya dan dia melangkah menaikinya sampai pada puncak tumpukan itu. Di sana dia selama tiga jam berdiri tanpa cedera sambil melambungkan puji-pujian kepada Tuhan. Maka si dukun itu pun menelungkup pada kaki Rosa dan dengan tulus bertobat.
Sementara itu otoritas Kepausan yang sah telah dipulihkan di Viterbo, dan Rosa dapat kembali ke sana. Sekarang dia sudah berumur 15 tahun dan berhasrat besar untuk masuk biara para Klaris. Tetapi, karena dia tidak mempunyai uang masuk, dia pun tidak diizinkan masuk. “Baiklah,” kata Rosa, “engkau tidak menerima saya ketika saya masih hidup, tetapi engkau akan menerima saya kelak ketika saya sudah meninggal.” Dia dan beberapa temannya mengundurkan diri ke sebuah tempat tinggal yang terpencil. Di sanalah mereka bermaksud untuk hidup sebagai sebuah komunitas. Namun, otoritas gerejawi tidak merestui rencana itu dan Rosa pun pulang ke rumah. Dia meninggal dunia dua tahun kemudian, penuh dengan kerinduan bahagia dipersatukan dengan Allah.
Selama dua setengah tahun sesudah kematiannya, dia menampakkan diri tiga kali kepada Paus Alexander IV, yang pada waktu itu berada di Viterbo: mohon kepadanya untuk memindahkan jenazahnya ke dalam biara Santa Klara. Ketika hal ini terjadi, jenazahnya ditemukan masih utuh, tidak rusak dan tetap berada dalam keadaan demikian itu sampai hari ini. Mukjizat-mukjizat terus menerus terjadi pada makamnya itu. Paus Callistus III memberikan kanonisasi padanya pada tahun 1457.
PERIHAL KARYA ALLAH DALAM MANUSIA
- Renungkanlah karya Tuhan yang menakjubkan dalam diri St. Rosa. Seluruh kota yang telah terdampar jauh dari Tuhan dan Gereja dan yang telah diragu-ragukan bahkan oleh misionaris-misionaris yang paling besar untuk bertobat, telah dimenangkan hatinya oleh seorang anak kecil, dan dia adalah seorang anak perempuan. Seringkali terjadi bahwa Tuhan berkenan menunjukkan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya melalui ciptaan-ciptaan-Nya yang remeh dan tidak penting. Demikianlah di Milan dalam masa pencobaan, ketika nampaknya mustahil sampai pada keputusan dalam hal pemilihan seorang uskup, seorang anak kecil berteriak bahwa st. Ambrosiuslah uskup yang harus dipilih. Dan riwayat hidupnya menunjukkan bahwa tak seorang pun telah memerintah Gereja di Milan secara lebih baik. “Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, … supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” – Telah pernahkah engkau sempat berpikir perihal kenyataan bahwa Tuhanlah yang berkarya melalui umat manusia?
- Renungkanlah bahwa karya rahmat yang diungkapkan oleh Allah dalam diri anak-anak, pada umumnya juga terjadi dalam diri orang dewasa. Pada saat-saat semacam itu, Allah mempergunakan kekuatan-kekuatan dan kemampuan-kemampuan alamiah dari manusia supaya bisa berhasil dengan baik. Namun, bukanlah manusia yang membuahkan hasil-hasil yang baik itu, melainkan Allah sendiri. Demikianlah Nabi berkata kepada Tuhan: “Karena Engkau telah melakukan semua pekerjaan itu bagi kami” (Yes 26:112). “Allah telah memberi pertumbuhan” (1Kor 3:7). Karena itu, apapun juga yang baik yang dikerjakan oleh manusia, kita harus mengakui sebagai karya Allah dan bersyukurlah kepada-Nya karena hal itu. Demikian pula, kita tidaklah dapat mengakukan bagi diri kita sendiri kebaikan yang kita perbuat, ataupun hanya berpikir karena jasa kita sendiri saja, tetapi kita terlebih harus mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah melakukan kebaikan ini melalui kita. – Apakah engkau telah berbuat demikian pada masa yang silam?
- Renungkanlah bahwa kendati kenyataan bahwa Tuhanlah yang mempergunakan manusia untuk melaksanakan karya-karya-Nya di dunia ini, Dia tetap membiarkan mereka bebas dalam perbuatan-perbuatannya. Bila manusia menolak, Dia menyerahkannya pada kemauannya sendiri. Namun manusia yang menyerahkan diri sebagai sarana yang bermanfaat bagi apapun yang Tuhan kehendaki dari dirinya, dia “bagaikan tanah liat dalam tangan tukang periuk, yang akan membentuknya sesuai dengan keinginannya” (Sir 33:13). Dia akan menjadi sarana banyak rahmat. Demikian halnya dengan St Rosa. Ketika Tuhan memanggilnya untuk hidup dalam keheningan sendiri, dia menarik diri ke dalam kamarnya yang kecil itu; ketika Dia mengirimnya ke luar, dia pergi ke jalan-jalan dan lapangan-lapangan pasar; ketika Tuhan menugasi dia untuk mengajar orang-orang lain, dia pun melaksanakan pekerjaan itu; dan ketika – kendati kenyataan bahwa Tuhan sebelumnya telah mengizinkan dia membuat mukjizat-mukjizat – Allah menentang rencanyanya yang saleh, St. Rosa pun dengan sukarela menarik diri. – Betapa sering kita menentang karya rahmat Allah, dan sebagai ganti melaksanakan kehendak-Nya yang suci, kita mempergunakan semua jerih payah kita untuk mencapai tujuan-tujuan kita! Cara tindak semacam ini lebih sesuai membawa kita pada kutukan Allah daripada berkat-Nya, bukan jasa melainkan kesalahan. Semoga pengantaraan St. Rosa membuahkan pengampunan bagi kita dan teladannya mengubah kita menjadi sarana yang lebih bermanfaat di dalam tangan Tuhan.
DOA GEREJA
Ya Allah, yang berkenan mengizinkan St. Rosa masuk dalam kelompok para Perawan Suci-Mu, kami mohon, anugerahkanlah bahwa berkat pengantaraannya dan berkat jasa-jasanya, kami boleh dibersihkan dari semua kesalahan dan diizinkan masuk dalam kehadiran kekal kemuliaan-Mu. Demi Kristus Tuhan kami. Amin.
Sumber: The Franciscan Book Of Saints, ed. By Marion Habig, ofm., © 1959 Franciscan Herald Press. Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM.