Bagi para Fransiskan di seluruh dunia tanggal 4 Oktober, yang oleh Gereja dijadikan sebagai hari peringatan Santo Fransiskus dari Assisi, menjadi hari yang sangat istimewa. Di Gardianat Greccio Yogyakarta, rangkaian acara Hari Raya St. Fransiskus Assisi diawali dengan Novena St. Fransiskus Asisi. Novena berlangsung antara 24 September – 3 Oktober 2021. Selain novena, diadakan juga Triduum Hari Raya St. Fransiskus Assisi yang berlangsung antara 30 September – 2 Oktober 2021.
Tema refleksi yang disajikan pada triduum hari pertama adalah “Persaudaraan Belas Kasih”. Pada Triduum hari pertama tersebut, para saudara diajak untuk meninjau kembali belas kasih dari berbagai aspek, yakni dari situasi pandemi Covid-19, Kisah St. Fransiskus Asisi, Konstitusi Umum, dan ajakan Paus Fransiskus Misericordes Sicut Pater.
Selanjutnya, tema refleksi pada triduum hari kedua adalah “Persaudaraan yang Membawa Damai”. Pada hari kedua ini para peserta triduum diajak untuk belajar dari Yesus Kristus yang pertama-tama menjadi teladan karena menghidupi spiritualitas nir-kekerasan. Kemudian spiritualitas damai itu juga ditemukan dalam sosok St. Fransiskus Assisi yang memandang kekerasan dan peperangan bukan sebagai jalan kristiani. Hal serupa juga ditemukan dalam ensiklik Fratelli Tutti dari Paus Fransiskus yang menekankan persaudaraan semesta.
Menilik konteks ketidakadilan dunia yang pelik pada zaman ini, maka tema refleksi yang diangkat dalam triduum hari ketiga adalah “Persaudaraan yang Adil”. Covid-19, individualisme, dan eksploitasi alam adalah masalah yang diangkat pada refleksi pada kesempatan ini. Belas kasih dan belarasa menjadi ajakan bagi para peserta untuk menanggapi masalah tersebut. Selain itu, panggilan untuk “memperbaiki rumah Tuhan” kembali digaungkan bagi para pengikut St. Fransiskus Assisi, dengan harapan agar nilai-nilai kefransiskanan tetap diperjuangkan para peserta triduum dalam hidup dan panggilan masing-masing.
Pada 3 Oktober 2021, diadakan upacara “Transitus”, yakni upacara mengenang peralihan hidup St. Fransiskus Assisi dari dunia menuju kehidupan abadi di surga. Upacara yang diadakan di Biara St. Bonaventura ini dihadiri oleh warga komunitas biara St. Bonaventura dan beberapa suster Fransiskanes dari kongregasi FSE dan DSY. Upacara diselenggarakan dengan khidmat dan khusyuk. Setelah itu, suasana silentium dibangun sebagai tanda penghormatan kami pada peristiwa “transitus” St. Fransiskus Assisi.
Pada 4 Oktober 2021, selain merayakan pesta Bapak kita St. Fransiskus Assisi, dirayakan pula pesta 40 tahun imamat sdr. Gabriel Maing, OFM dan Sdr. Vitalis Nonggur, OFM. Saudara Vitalis Nonggur, OFM yang merupakan anggota Gardianat Greccio, merayakan pesta 40 tahun imamatnya secara sederhana bersama para Saudara Dina di komunitas Biara St. Bonaventura, Yogyakarta. Perayaan ekaristi syukur 40 tahun imamat dipimpin oleh Sdr. Rikardus Selan, OFM bersama Sdr. Vitalis Nonggur, OFM. Dalam homilinya Sdr. Vitalis banyak berkisah tentang perjalanan panggilannya sebagai seorang Imam Fransiskan.
Pada awalnya, beliau tidak memiliki panggilan untuk menjadi seorang imam. Menjadi seorang Fransiskan pun sama sekali tidak terpikirkan olehnya saat mendaftar masuk ke Seminari Menengah Pius XII, Kisol. Seiring berjalannya waktu, proses yang dijalani di seminari tersebut memikat dirinya untuk menjadi seorang imam. Beliau juga tidak menyangka bahwa ia kelak menjadi seorang Saudara Dina. Sebab, sejak awal, beliau tidak mengenal sama sekali siapa itu St. Fransiskus Assisi.
Dengan kemauan dan rahmat Tuhan, kini beliau mampu menghidupi panggilannya sebagai seorang Imam Fransiskan sampai pada usia 40 tahun. “Terima kasih Sdr. Vitalis atas kesaksian hidup dan kesetiaannya menjadi seorang Imam Fransiskan hingga 40 tahun ini”, ungkap Sdr. Sipri OFM dalam sambutan singkatnya selaku Gradian di Gardianat Greccio pada akhir perayaan ekaristi tersebut. Singkat cerita, perayaan St. Fransiskus Asisi dan pesta 40 tahun imamat Sdr. Vitalis OFM dilanjutkan dengan makan malam bersama di runag makan para Saudara Muda. Setelah itu, dilanjutkan dengan acara rekreasi bersama yang diadakan di aula BITORA. Pace e bene. ***.
Juan Carlo Suban Mukin (Postulan Yogyakarta)
Tinggalkan Komentar