[tab name=”Berita”] GA 186 yang menjauhi Bandara Cengkareng pk 10.45 telah mengantar saya mendarat di Bandara Kualanamu, Medan, pada Minggu, 6 Oktober 2013. Bandara yang terbilang anyar dan gagah ini masih menyisakan sejumlah pekerjaan yang perlu diselesaikan. Terlihat bandara ini dilengkapi dengan sarana transpor, seperti bis (DAMRI), kereta api, dan (yang sudah biasa, yakni) taksi.
Vikaris SFD (Suster Fransiskus Dina, yang dulu disebut Suster Fransiskanes Dongen), Sr. M. Fransiska, sudah siap menjemput di Kualanamu. Beliau mengantar saya ke Rumah Induk SFD di Jl. Bunga Terompet VII, No. 40, Medan dengan mobil lebar, Mitsubhisi L300.
Selama sepekan, tepatnya 6 hari, SFD di Sumatera Utara, akan dibagi dalam 2 kelompok: A dan B. Kelompok A melaksanakan hajatnya, 7-9 Oktober, sedangkan Kelompok lainnya, 10-12 Oktober. Kepada kedua kelompok itulah saya diundang untuk melakukan sosialisasi gagasan di bawah tema: “Sosialisasi tentang Hasil Riset Historis mengenai para Pendahulu SFD Berdasarkan Kajian P. Gerlach OFMCap, “Geschiedenis der Penitent-Recollectinen van Dongen”, 1940.
Kelompok A terdiri atas 40an Suster SFD. Selebihnya, 58 Suster SFD masuk dalam Kelompok B. Saya pribadi belajar banyak sekali bukan hanya dari materi historis yang dibawakan oleh P. Gerlach OFMCap, tetapi juga spirit yang dihidupi dengan bernyala-nyala oleh Yohana Yesus, Canstance van der Linden (Pendiri SFD), Augustine Janssens, Aldegondis Smits, Therese Bosmans, Odile Classen, Bertille van Helvoort, Isabella Laane, bahkan seorang Bonaventura van Dijk.
Saya meninggalkan Medan pada Sabtu, 12 Oktober, dan kembali ke Jakarta begitu menyelesaikan rangkaian sesi sosialisasi kepada Kelompok B. Sudah barang tentu, tangan ini tidak bisa lenggang kangkung ke Jakarta tanpa menyangking teri Medan yang terkenal itu.
Di tengah gerakan dan usaha pembaruan berkelanjutan hidup bakti berilhamkan Fransiskus Assisi, SFD Sumatera Utara tak mau tertinggal. Ada gairah baru untuk maju dan mencintai dengan penuh syukur cara hidup ini, yang terkandung antara lain dalam hamparan historis, agar kesaksian injili, di mana pun SFD menjalankan misi dan penginjilan, menjadi ciri khas SFD.
Kontributor: Sdr. A. Eddy Kristiyanto, OFM
[/tab]
[tab name=”Foto-foto”]

Sebagian peserta Hari Studi SFD Sumatera Utara Kelompok B, 10-12 Oktober 2013 di Rumah Induk SFD, Jl. Bunga Terompet VII, No. 40, Medan

Rumah untuk SFD yang sudah purna karya dan SFD yang masih menempuh pendidikan formal di perguruan tinggi. Dalam kompleks yang sama dengan bangunan baru inilah Hari Studi 7-9 Oktober, 10-12 Oktober 2013 berlangsung.

“Yang muda, yang diandalkan” untuk menyegarkan di sela Hari Studi SFD Sumatera Utara.
[/tab][end_tabset]
Pastor, bolehkah saya tahu sejarah Suster SFD di Medan ? Mohon bantuannya. Trimaksih.
selamat jumpa pater melalui tulisan ini,kami masih terngiang-ngiang akan suara dan masukan dari pater tentang kisah para pendahulu SFD itu, maka dengan semangat pada tanggal 28 okt 2013 komunitas kami mencoba mendalami tentang nilai rohani pendahulu SFd tercinta ini. yaa pokoknya serulah Pater, ternyata kami semua haus, rindu akan nilai-nilai rohani itu dan siap untk mewujudkanya dalam hidup sehari-hari. Terimakasih ya Pater atas semuanya yang diberikan pada kami , kami senang dan bangga punya pater yang selalu bersedia membantu kami yang dina ini. kami ingin menjadi dina seperti saudara dina. he he he ………
Dimuliakanlah Tuhan, dan semoga semua diperbarui di dalam Kristus, Putera-Nya. Salam hangat dari perjalanan ke Jogja untuk dilatih menjadi Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Semoga semuanya berjalan baik, lancar, dan berdaya guna. Amin.
Terima kasih Romo, karena saya boleh membaca pengalaman Romo selama mendampingi pertemuan di Medan.
Sangat menarik, dan mungkin akan lebih menarik lagi kalau saya dan (teman-teman) dapat mendengarkan dan terlibat langsung dalam pertemuan dan pendalaman spiritualitas tersebut.
Harapan besar, bahwa semakin banyak yang kami dengar dan kami ketahui tantang perjuangan para pendahulu Kongregasi SFD, semakin besar pula keingingan dan usaha para suster untuk melakukan pembaharuan ke arah yang lebih baik seturut teladan mereka.
Semakin menjadi suster SFD yang sejati.
Wah, jadi ada usulan:
Apakah mungkin tema pertemuan di Medan ini menjadi bahan pendalaman dan permenungan para suster pada waktu retret SFD di Kalimantan tanggal 2 (malam)-8 (malam)Agustus 2013 mendatang?
Romo, terima kasih.
Salam dari Borneo.
Suster Gaudentia SFD dan semua Suster Fransiskus Dina di Borneo yang terhormat,
Berhubungan dengan usulan Suster Gaudentia SFD tentang pilihan tema untuk pendalaman pada Agustus 2014, bisa dipertimbangkan. Saya perlu menambah materi, supaya dapat dipresentasikan secara lengkap, lebih detail, sehingga nuansa-nuansanya juga terlihat. Benarlah, bahwa karya P. Gerlach sangat inspiratif, memuat data yang komplit. Meskipun demikian sebagai karya manusia, tulisan P. Gerlach tidak kalis (baca: tidak bebas) dari kekurangan, bahkan kekaburan. Akan tetapi, bisa jadi kekurangan dan kekaburan itu disebabkan a.l. oleh ketidaktepatan pemilihan kata oleh penerjemah. Salam dari Wisma Syantikara, Jogjakarta, tempat para Teolog Katolik Indonesia mengadakan Kongres Nasional.
Terima kasih Romo.
Sampai jumpa tahun depan.
Trimmaksih ya Pastor, atas masukan dan pengalaman hidup. Cukup menarik cara menyajikan sehingga materi yang sungguh mendalam dapat kami pahami dengan baik. Semoga teladan , khususnya dalam perjuangan mereka dapat kami ikuti.
Wah…hebat juga semua perjalanan mulai dari Jakarta sampai Medan dapat dilukiskan…. selamat bertugas. Doakan kami…
Sr Florensia SFD,
Terimakasih atas sambutan yang sejuk pada akhir pertemuan Gelombang II. Sebagaimana sambutan Gelombang I, yang dibawakan a.l. oleh Sr. Bernadet SFD yang kini terbilang dalam SFD Indonesia Senior yang masih dianugerahi kesehatan mencukupi, kami merasakan getaran jiwa yang menandakan kerinduan mendalam untuk belajar dari warisan rohani, teladan konkret, arah yang tegas dari para pendahulu SFD. Kita paham, bahwa para pendahulu SFD tidak pernah berdiri sendiri, atau berjuang tanpa teman. Tidak! Mereka berhasil mengarahkan biduk ke pelabuhan yang masih jauh tempatnya, hanya karena dukungan dan keterlibatan penuh cinta ilahi dari masing-masing SFD dalam kebersamaan. Semoga spirit ini tetap bernyala di lingkungan. SFD dan mitra-mitra karya apostolisnya.
Terimakasih banyak Pater atas kerelaan hati untuk senantiasa membantu kami, para Sr SFD, secara khusus dlm pertemuan kali ini di Medan.di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa, masih ada waktu untuk kami.
Para suster yang ikut pertemuan senang, mendapat pencerahan rohani. Kita berharap n yakin materi-materi yang diterima n permenungan-permenungan semakin menyuburkan hidup rohani para saudari.Dan pertemuan ini berbuah nyata dalam hidup dan karya.
Berkah Dalem
Pencerahan yang diterima juga dapat berbagi dengan sesama alias meningkatkan kualitas hidup.
Sr Adriana SFD yang terhormat,
Kita semua, tanpa kecuali, berharap agar usaha-usaha baik kita semua merupakan cara kita mencintai panggilan kita sebagai religius Kristiani. Semoga cara-cara kita mengasah diri dalam formasio-berkelanjutan kian mengarahkan semua yang terlibat dengan entusiasme tinggi pada cita-cita pendiri yang masih hidup dalam diri setiap religius kini dan di sini. Salam dari Wisma Syantikara, Jogjakarta.
Terimakasih Rm Eddy atas kesetiaan, kesabaran dan kesiapsediaannya bersama kami dalam studi dan mendalami semangat para pendahulu SFD. Semoga tidak berhenti sampai di sini tetapi terus berkelanjutan agar semangat dan nilai- nilai rohani pendiri Mdr Constance van der Linden dan para pendahulu dapat kami hidupi di dunia masa kini.
Kamipun siap dan terbuka terhadap pembaharuan hidup religius secara terus menerus mengikuti jejak Kristus sesuai dengan semangat Bapa kita St Fransiskus Assisi dan para pendahulu kami.
Pace e Bene
Luar biasa kali sikap seperti itu, Suster: siap dan terbuka untuk pembaruan. Semoga, ya semoga! Salam di malam Idul Adha.
Semoga semangat pendahulu senantiasa menjadi semangat SFD Indonesia dalam karya pelayanan mewartakan karya keselamatan. Makasih ya pater atas usaha dan kerja kerasnya untuk membuka hati dan budi kami SFD yang tidak mau ketinggalan ini.
Sr Raynelda SFD yth.,
Selama sepekan di Jl. Bunga Terompet VII, No. 40 dalam rangka Hari Studi, saya sendiri melihat dengan mata kepala dan hati, bahwasanyapara SFD penuh perhatian, terlibat aktif dalam seluruh proses pembabaran KISAH PARA PENDAHULU”. Hal itu kiranya memerlihatkan, bahwa para SFD ingin tahu lebih banyak, lebih dalam tentang PARA PENDAHULU, dan dalam pembacaan saya,hal itu disebabkan oleh kerinduan untuk mengungkapkan rasa cinta SFD pada para tokoh termaksud. Semoga, keinginan itu tetap hidup, dan mengantar SFD Indonesia ke pintu gerbang pembaruan hidup religius yang kian intens demi mengikuti jejak Kristus Injili dan memenuhi asa Gereja-Nya. Semoga, ya semoga.