Saudara-saudari Keluarga Fransiskan yang terkasih,
Semoga Tuhan memberi engkau damai!
Pada saat kami berkumpul di Assisi dalam rangka pesta Bapa Fransiskus, kami memohon dengan tulus kepada para saudara-saudari sekalian untuk memberikan perhatian sungguh pada isu perdamaian pada masa yang sangat sulit bagi seluruh umat manusia ini. Kami hendak mengungkapkan perhatian kami yang sungguh pada perdamaian, terutama karena penderitaan yang telah dirasakan oleh banyak orang dan karena risiko yang mungkin timbul karena penggunaan senjata nuklir.
Tuhan telah memberi St. Fransiskus sebuah pesan untuk diteruskan kepada semua orang, “Semoga Tuhan memberi engkau damai!” Pesan ini telah menjadi elemen penting dari kharisma Fransiskan kita. Kita menerima anugerah perdamaian melalui pertobatan batin. Kita sendiri dipanggil untuk menjadi saudara-saudari yang lemah lembut, cinta damai, sederhana, dan rendah hati, tanpa perselisihan atau persaingan. Oleh karena itu, marilah kita menjadi pewarta damai karena apa yang telah kita sendiri terima dari Tuhan.
“Tidak ada yang hilang karena perdamaian, namun segalanya akan hilang karena perang. Semoga orang-orang mulai lebih sadar untuk memahami satu sama lain. Semoga mereka sekali lagi berusaha untuk berbicara satu sama lain. Jika mereka mampu untuk berkomunikasi satu sama lain dengan keyakinan yang teguh dan dengan saling menghormati hak satu sama lain, maka mereka akan menyadari bahwa buah yang mulia dari usaha-usaha tersebut tidak akan pernah disalah sangkakan melalui negosiasi-negosiasi yang jujur dan efektif.” Pada tahun 1939, Paus Pius XII menyampaikan sebuah seruan kepada semua orang sebelum Perang Dunia II terjadi. Sekarang, kata-katanya secara dramatis menjadi relevan kembali. “Jangan lagi ada perang!” ungkap St. Paus Paulus VI dalam pidatonya di PBB. St. Yohanes Paulus II menyebut perang sebagai “sebuah petualangan tanpa jalan pulang.” Pada 25 September 2015, Paus Fransiskus menyampaikan pesan kepada PBB dengan sebuah permintaan yang selaras: “Jangan lagi ada perang; perang adalah penyangkalan atas semua hak-hak manusia.”
Dengan memberi perhatian serius pada tanda-tanda zaman ini dan pada kata-kata yang muncul dari kharisma kita dan dari para gembala kita, kami mengundang semua orang untuk secara serius dan sungguh-sungguh turut menaruh perhatian pada perdamaian dan berdoa tanpa jemu-jemu bagi perdamaian, yang adalah anugerah berharga bagi kita.
Oleh karena itu, kami mengajak anda semua bersama Keluarga Fransiskan untuk berpuasa dan berdoa pada 11 Oktober 2022. Ketika dalam kuasa jahat kita melihat misteri imortalitas sedang terjadi, maka kita perlu menjawabnya dengan laku tapa dan doa, dengan mempromosikan rekonsiliasi dan perdamaian dan dengan meningkatkan kesadaran di antara kita dan orang-orang lainnya tentang isu fundamental ini. Dalam formasi hidup dan pewartaan kita, dalam berbagai pekerjaan dan pelayanan kita, dalam kesaksian dan dalam hidup keseharian kita, semoga kita selalu mengupayakan damai dan rekonsiliasi dengan penuh kekuatan dan keyakinan.
Marilah kita mempercayakan doa kita yang agung dan mendesak ini kepada Ratu Perdamaian dan kepada para kudus yang rendah hati dan cinta damai, Fransiskus, Klara, dan Elizabeth. Sebagai penutup, kami menyampaikan segala doa dan pelukan persaudaraan kami kepada anda sekalian.
Assisi, 4 Oktober 2022
Hari Raya St. Fransiskus Assisi, Bentara Damai
Sr. Daisy Kalamparamban, AFBP
Wakil Presiden IFC-TOR
Sdr. Massimo Fusarelli, OFM
Minister General
Sdr. Carlos A. Trovarelli, OFM Conv.
Minister General
Tibor Kauser, OFS
Minister General
Sdr. Roberto Genuin, OFM Cap.
Minister General
Sdr. Amando Trujillo Cano, TOR
Minister General,
Diterjemahkan oleh: Sdr. Vincentius Gabriel, OFM
Direview oleh: Sdr. Titus Angga Restuaji, OFM
Tinggalkan Komentar