Pada malam kunci tahun 2001 anggota komunitas S. Fransiskus di A.P.O. diundang untuk makan malam pada suatu keluarga yang tinggal dekat biara; begitu dekatnya rumah itu sehingga Sdr. Alfons van Nunen dapat tempuh dengan jalan kaki. Sdr.Herman Münninghoff tiba dengan mobilnya dari Dok V atas, ketika anggota komunitas sudah ke rumah keluarga tersebut. Setelah memarkir mobilnya di depan biara, ia berjalan ke rumah keluarga itu.Acara yang diisi dengan makan dan minum sambil ngobrol selesai satu jam kemudian. Saudara-saudara kita kembali ke komunitas. Ketika masuk kintal Biara S. Fransiskus, Sdr. Herman sangat kecewa. “Mobil saya hilang!”, katanya. Sdr. Alfons meragukannya. Dia berpikir, “Mungkin Sdr. Herman lupa taruh di mana!”. Tetapi Sdr. Herman yakin sekali, “Saya yakin sekali saya parkir mobil di sana!”, sambil menunjukkan tepat dengan gerak tangannya di mana ia meninggalkan mobilnya. Namun demikian, ia masih pergi lihat di tempat yang lain. Namun, tanpa hasil… Apa yang dapat dibuat? Menilpon polisi? Sdr. Herman menunggu beberapa menit sambil memikirkan tindakan yang tepat. Tiba-tiba Sdr. Frans Roozen datang. “Sdr. Herman, mobil you sudah ada di tempatnya dan saya lihat seorang pemuda lari keluar dari kintal biara… “Sdr. Herman baru ingat bahwa satu anak kunci dari mobilnya hilang dan bahwa ia duga salah satu anak buahnya yang simpan. “Pasti anak itu yang pakai mobil saya untuk ‘joy riding’”, pikirnya. Setelah Sdr. Herman menyaksikan sendiri mobilnya sudah di tempat, dengan lega ia dapat main yatze bersama Sdr. Alfons.
Malam hari Sdr. Herman pulang mengemudi dengan joy Anaknya tidak ada di rumah, karena takut… Sdr. Herman sulit dapat tidur: mengapakah saya dapat joy riding terus menerus, dan rasa gelisah apabila anak buah saya – hanya beberapa menit saja – menikmati stir mobilku? Dalam mimpi ia bertemu dengan anaknya dan dapat membaca hatinya; “Ah . . . saya boleh ‘joy riding’ sedikit to!’
Sumber: TAUFAN, Februari 2002
Tinggalkan Komentar