Kursus Formasi Berkarakter Fransiskan Seri 2

Ambarawa, OFM — Selama sepekan (9-15/10/2023), 28 Fransiskan-Fransiskanes yang bertugas sebagai formator dan pimpinan komunitas berkumpul di Rumah Retret Pangesti Wening, Ambarawa. Mereka mengikuti kegiatan Kursus Formasi Berkarakter Fransiskan yang diadakan oleh Dewan Penginjilan dan Spiritual (DPS) OFM Indonesia. Mereka berasal dari berbagai tarekat Fransiskan seperti OFM, OSF Semarang, OSF Sibolga, FMM, FCJM, FCh, dan MCFSM. Ini adalah kursus angkatan kedua. Pada tahun lalu, kursus serupa diadakan di Jakarta pada bulan yang sama.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sdr. Gusti Nggame OFM, ketua DPS OFM Indonesia sekaligus ketua panitia, kursus kali kedua ini terbilang unik. Para peserta yang bergabung bukan hanya para formator yang bertugas di rumah pembinaan calon religius tetapi juga para pimpinan komunitas. Mereka ingin memperdalam arti dan makna menjadi pemimpin seturut spiritualitas Fransiskan. Dalam arti tertentu, pimpinan komunitas juga adalah formator bagi calon religius yang tinggal bersama dengannya.

Misa pembukaan Kursus Formasi Berkarakter Fransiskan Tahun 2023 dipimpin oleh Sdr. Mike Peruhe OFM.

Kursus dimulai pada hari Senin petang (09/10/23) dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Minister Provinsi OFM Indonesia, Sdr. Mikael Peruhe OFM. Dalam homilinya beliau mengutarakan dua sikap penting yang dibutuhkan para formator, yakni kepekaan dan kesetiaan. Kepekaan berguna untuk mendengarkan dengan sungguh seluruh realitas formasi dan dunia. “Kesetiaan juga berguna untuk mendengar suara-suara formandi dan dunia dengan penuh kesabaran,” ungkapnya. Pada sesi pertama setelah makan malam, Sdr. Mikael Peruhe, OFM memberikan introduksi singkat perihal latar belakang diadakannya kursus. Introduksi dilanjutkan dengan penegasan jadwal oleh Sdr. Gusti.

Selanjutnya, pada hari Selasa hingga Minggu, para peserta disajikan berbagai materi seputar formasi yang berkarakter Fransiskan. Sejumlah pembicara terlibat dalam menyajikan materi. Pembicara pertama pada hari selasa adalah Sdr. Gusti. Beliau menjelaskan perihal pedagogi hidup religius dan pedagogi fransiskan. Dalam salah satu slide presentasinya beliau menulis demikian, “(dengan) Mengikuti Kristus, Sang Guru, Fransiskus menginternalisasi pedagogi Injili. Ia hidup menurut Injil dan mengajarkan para saudara untuk menghidupinya juga,”

Sdr. Gusti sedang menyajikan materi perihal pegagogi hidup religius di hadapan para peserta kursus

Pada hari Rabu, Sdr. Oki Dwihatmanto OFM menjadi pembicara. Berpijak pada sumber-sumber spiritualitas Fransiskan, beliau menyajikan materi perihal formasi khas fransiskan. Memanfaatkan perkembangan teknologi, pada akhir sesi di sore hari diadakan permainan kuis daring. Tujuan permainan adalah agar para peserta dapat mengingat kembali materi yang telah disampaikan.

Mengingat pada saat ini para calon religius berasal dari generasi Z, maka pada hari Kamis, Ibu Angela Suryani, seorang psikolog yang bertugas di Universitas Atma Jaya Jakarta diundang sebagai pembicara. Selain mengulas perihal perkembangan psikologi manusia secara umum, beliau menyajikan secara rinci ulasan mengenai generasi Z. Benarkah generasi Z problematik? Tema tentang generasi Z memantik diskusi hangat di kalangan peserta. Pada sore hari para peserta berdiskusi dalam kelompok untuk membahas sejumlah persoalan yang kerap dihadapi oleh generasi Z, seperti mental health, FOMO, dan lain sebagainya.

Ibu Angela Suryani sedang menyajikan materi perihal perkembangan psikologi manusia dan karakteristik generasi Z. Tampak peserta mendengarkan dengan serius.

Pada hari Jumat, Sr. M. Fransita FCh, ahli psikologi hidup Rohani, menjadi pembicara. Beliau memberikan materi seputar pendampingan rohani kepada para calon religius ataupun religius muda dan tuntunan untuk melakukan discernment kepada para calon religius. Pokok penting yang digarisbawahi adalah peranan Roh Kudus sebagai formator utama yang mengarahkan hidup formandi.

Meskipun secara intens mempelajari materi kursus yang diberikan, pada hari Sabtu para peserta diberi kesempatan menjalankan outing dengan mengunjungi sejumlah obyek wisata yang ada di sekitar wilayah Ambarawa. Tiga tempat yang kunjungi, yaitu Taman Bunga New Celosia-Bandungan, Dusun Semilir dan Eling Bening di Bawen. Melalui outing para peserta dapat semakin mengakrabkan relasi satu dengan yang lain.

Saling memperkaya perspektif melalui diskusi kelompok.

Materi terakhir disampaikan oleh Sdr. Oki pada hari Minggu siang perihal Kepemimpinan Fransiskus. Dalam materinya, Sdr. Oki menjelaskan corak pemimpin bagi Fransiskus berarti menjadi seorang saudara, pelayan, serta pelindung bagi yang lain. Kursus berakhir pada Minggu (15/09) siang dengan sesi evaluasi bersama dan pemberian sertifikat oleh panitia kepada peserta. Sr. Matildis, FMM, salah satu peserta kursus dan mewakili seluruh peserta kursus, mengucapkan terima kasih kepada para panitia dan para pembicara yang mendukung berjalannya dinamika kursus. Menjelang petang, satu per satu peserta meninggalkan Rumah Retret Pangesti Wening.

Kontributor: Sdr. Rio OFM dan Sdr. Vincent OFM

Tinggalkan Komentar