Jakarta, OFM– Pembicaraan tentang selibat dan cinta selalu menggugah. Apalagi jika dibahas oleh para calon selibater sendiri. Bahasan menarik tentang selibat dan cinta ini mengemuka dalam  rekoleksi bulanan para Saudara Muda di Biara Duns Scotus, Kampung Ambon, Jaktim, Sabtu-Minggu (12-13/11/22). Dalam dua sesi pertemuan, P. Frumens Gions OFM, sebagai pemberi materi, mengajak para peserta menyadari setiap momentum perjumpaan dengan lawan jenis sebagai kesempatan penyadaran akan identitas kodrati para frater sebagai manusia. “Setiap saudara hendaknya tidak boleh mencemooh semua bentuk perasaan ketertarikan terhadap kaum perempuan. Sebab, pengalaman ketertarikan, bahkan sampai mencintai, merupakan anugerah dan pemberian Allah sendiri,” jelasnya.

Pater Frumens Gions, OFM sedang membawakan materi rekoleksi di hadapan para Saudara Muda

Sesi pertama mengulas tentang tantangan penghayatan selibat, yang antara lain dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri. Pater Frumens mengatakan, “kalau kita punya komitmen dengan panggilan kita masing-masing, niscaya segala bentuk tantangan itu mampu kita hadapi,” ungkapnya. Bagi Pater, seorang selibater mesti sampai pada corak cinta yang berani mengikhlaskan, lalu mengajak orang yang dicintai sampai pada pengenalan akan Kristus dan Gereja. Dalam konteks ini, beliau juga mengingatkan agar para Saudara Muda selalu berusaha untuk menemukan pengalaman cinta sejati dalam komunitas atau persaudaraan.

Mengakhiri rekoleksi dengan merayakan Ekaristi bersama.

Pada sesi kedua, peserta diantar ke dalam pembicaraan tentang penghargaan akan tubuh. Menurut Pater, penghayatan selibat akan utuh hanya apabila kita dapat menerima diri dan mencintai keunikan tubuh. Sebab di sana, Allah yang tidak kelihatan menampakkan diri-Nya. Dalam bingkai penghargaan terhadap tubuh itu, pemateri hendak menyadarkan semua Saudara Muda bahwa pilihan hidup selibat merupakan opsi sukarela dari diri sendiri demi Kerajaan Allah. Maka, semua pembicaraan tentang tubuh dan cinta mesti diintensikan untuk mengalami suatu transendensi diri, pelampauan akan yang kodrati demi kerajaan Allah.

Setelah rekoleksi, para Saudara Muda mengadakan pertemuan bersama dalam wadah FORKASI

Setelah melewati dua kali pertemuan di dalam ruangan, selanjutnya para peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok sharing. Rangkuman sharing kelompok dibagikan saat perayaan Ekaristi bersama sebagai pengganti homili imam. Setelah perayaan Ekaristi, kegiatan dilanjutkan dengan temu FORKASI dan selanjutnya pada pukul 16.00 WIB dilangsungkan pertandingan futsal untuk melengkapi kegembiraan.

                                                                                                         Sdr. Andre Labur, OFM.

Ed.: Sdr. Tian Gunardo, OFM

Tinggalkan Komentar