“Orang yang mendidik anak-anak itu lebih dihormati daripada orang tua, jika orang tua hanya memberikan nafkah hidup, maka pendidik memberikan seni kehidupan yang baik.”
Hari ini, di bawah koordinir Sdr. Ando dan Sdr. Juan, Komunitas Biara St. Bonaventura, Gardianat Greccio Yogyakarta, mengadakan kunjungan ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara. Pemakaman ini berlokasi di jalan Kusumanegara di Semaki, Umbulharjom Yogyakarta. Taman Makam Pahlawan yang didirikan pada 07 Oktober 1945 ini, dikhususkan bagi mereka yang telah berjasa kepada NKRI termaksud pra pahlawan nasional, anggota militer, dan pejabat tinggi negara. Pahlawan Nasional yang dimakamkan di sana antara lain; Jendral Besar Republik Indonesia era Revolusi, Jendral Soedirman. Oerip Soemarhardjo yang adalah seorang pelopor terbentuknya Tentara Keamanan Rakyat. Brigjen Anumerta Katamso Darmokusumo, Pahlawan Revolusi, 1965. Menteri Pembangunan Pemuda era pemerintahan Soekarno, Bapak Soepeno. Selain itu, ada juga Irjen (Pol) F.X. Sumardi-Kapolda Irian Jaya.
Pagi yang Indah
Aktivitas hari ini diawali dengan perayaan yang cukup meriah. Kapel Biara St. Bonaventura nampak berbeda dari hari-hari sebelum. Kapel ini dihiasi dengan begitu indah oleh tangan-tangan handal para generasi muda Fransiskan. Selain kunjungan ke taman makan pahlawan, komunitas juga mengadakan misa inkulturasi di mana semua saudara nampak lebih cakep dengan busana daerahnya masing-masing.
Sesudah misa, para saudara bergegas mengurus sarapannya masing-masing lalu bersiap untuk perjalanan ke Tempat Pemakaman Pahlawan. Dari kejauhan, para saudara postulat nampak sibuk mempersiapkan sepedanya. Sayangnya, tidak semua sepeda dalam kondisi yang cukup baik. Sehingga, ada beberap saudara yang tidak bisa bersepeda bersama. Walaupun begitu, mereka tetap ikut serta ke TMP dengan mengendarai mobil bersama Sdr. Wolf.
Ketika semuanya telah siap, Sdr. Sipri segera memimpin perjalanan mengingat waktu telah menunjukkan pukul 08:10. Para saudara lain pun menyusul dari belakang. Semuanya tetap menjaga jarak dengan laju sepedanya agar tidak tertinggal dari rombongan. Akhirnya, lebih kurang 30 menit berlalu, kompleks makam pahlawan pun terlihat jelas, dengan patung Jendral Soedirman tampak di depannya. Para saudara pun segera memasuki kompleks TMP tesebut. Suasana di dalamnya sangat sejuk dan bersih. Tamannya dipenuhi dengan pohon dan bunga yang indah. Nampak jelas bahwa taman ini dirawat dengan sangat baik oleh para penjaga taman makam ini.
Rumah Sang Pahlawan
Kurang lebih pukul 08:30 WIB, Para Saudara tiba di kompleks pemakaman Wijabrata. Masing-masing saudara dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku di sana, yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, dan bermasker. Setelah itu, seperti yang direncanakan, setiap saudara pun mulai mengenakan jubahnya masing-masing, lalu, berkumpul di depan pintu TMP. Di bawah instruksi petugas penjaga makam, kami membentuk tiga baris untuk melakukan penghormatan kepada para pahlawan. Saudara Juan dipilih sebagai pemimpin barisan, yang akan memberikan aba-aba kepada semua saudara untuk memberikan penghormatan kepada para arwah para pahlawan yang telah gugur mempertahankan tegaknya NKRI dan Pendidikan di Indonesia. Aba-aba dimulai: “Kepada arwah para pahlawan, hormat… gerak”, kata Sdr. Juan. Para saudara pun memberi penghormatan dan setelah itu, dengan ramahnya para penjaga makam mempersilakan kami masuk. Penjaga makamnya sangat ramah dan bersahabat. Mereka selalu siap untuk dimintai bantuan terkait informasi taman makam ini.
Lagi-lagi, sesuai dengan jadwal yang tersusun, para saudara berarak menuju makam Jendral Soedirman untuk berdoa rosario bersama. Setelah semuanya berkumpul di sekitar makam, saudara Krisan mulai memimpin doa Rosario. Para saudara menggunakan peristiwa mulia dalam doa rosario bersama. Setiap peristiwa mulia tersebut dipimpin oleh beberapa saudara. Pada peristiwa mulia yang pertama, dipimpin oleh Sdr. Luis. OFM.Cap dengan ujud untuk arwah para pahlawan nasional. Peristiwa mulia kedua dipimpin oleh Sdr. Ramly dengan ujud bagi arwah para guru, dan peristiwa ketiga dipimpin Sdr. Sipri dengan ujud bagi arwah para pejuang pendidikan nasional maupun lokal. Pada kesempatan tersebut, para saudara berdoa agar generasi penerus bangsa dapat meneladani semangat para pahlawan yang begitu tulus mengorbankan nyawanya demi bangsa. Semoga semangat mereka tidak pernah mati dan merasuki setiap generasi penerus bangsa. Setelah berdoa rosario, Sdr. Juan mempersilakan Sdr. Sipri, Sdr. Wolf, Sdr. Ando, dan Sdr. Ryan sebagai perwakilan para saudara untuk menaburkan bunga di atas makam para pahlawan Nasional yang ada di hadapan kami.
Selanjutnya, kami semua berfoto bersama di depan monumen pusat. Setelah foto bersama, kami masing-masing dipersilakan menyebar untuk mengujungi sambil berdoa di makam para pahlawan tersebut. Dengan bunga tabur yang masih tersisa, Sdr. Juan dan Sdr. Jordi membagikan kepada para saudara agar dapat ditaburkan ke setiap makam para pahlawan tersebut. Setiap saudara bebas memilih makam mana yang hendak didoakan. Pada kesempatan tersebut, terihat ada makam yang statusnya masih ‘tidak di kenal’. Selain itu juga, ternyata ada makan seorang romo yang dimakam di sana. Di sana terlihat juga makam seorang profesor yang baru saja dikuburkan.
Tak terasa, waktu sudah menujukkan pukul 10.00. Kami semua saling memberikan isyarat satu sama lain untuk segera meninggalkan tempat pemakaman tersebut dan kembali. Pukul 10.15 kami akhirnya memutuskan untuk pulang ke biara tercinta St. Bonaventura. Namun, sebelum kembali, atas nama para saudara semuanya, Sdr. Sipri mengisi buku tamu dan memberikan sedikit kenang-kenangan kepada para penjaga makam sebagai tanda ucapan terima kasih kepada mereka. Akhirnya, sebagai ujud bersama, kami berharap semoga kami dapat berguru pada para pahlawan yang telah gugur untuk senatiasa menjadi “HUMUS” bagi semua orang demi kemajuan bangsa, negara, gereja, dan masyarakat pada masa ini. Selamat hari Pendidikan untuk kita semua. Pace e Bene.
Laporan Sdr. Hierovani Christian Kopong Kelen Likusait (Postulan Yogyakarta)
Tinggalkan Komentar