Salah satu nilai yang ditanamkan oleh asrama St. Fransiskus Asisi dan St. Clara kepada anak-anak dampingannya adalah mengasah kesadaran mereka untuk membangun semangat kerjasama dan hidup bersaudara satu sama lain, bagi diantara anak-anak yang tinggal di asrama maupun dengan masyarakat atau anak-anak yang tinggal di asrama sekitarnya. Ini merupakan semangat yang diwariskan oleh bapa Fransiskus sebagai pelindung asrama.
Untuk meningkatkan semangat persaudaraan itu, anak-anak asrama St. Fransiskus Asisi dan St. Clara, yang dikoordinasi oleh suster Siska SFSC bersama suster Yelci SFSC, mengundang anak asrama Gunawan yang dikelola oleh bapa Largus Batas, dalam kegiatan perjumpaan persaudaraan di bawah tema “membangun semangat persaudaraan.” Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari, mulai hari Sabtu sampai Minggu (2/9/2018), di halaman SMP kemasyarakatan Ndoso, Tentang.
Anak-anak dari kedua asrama dibagi dalam beberapa kelompok. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk mengasa kemampuan anak-anak untuk bekerja sama dan membangun semangat persaudaraan. Hal tersebut ditegaskan oleh suster Siska SFSC dan suster Yelci SFSC sebagai pendamping dalam melaksanakan kegiatan tersebut.
“Kegiatan ini sebenarnya dimaksudkan supaya anak-anak bisa saling mengenal, bisa merasakan kebersamaan, tidak memandang usia dan golongan. Mereka bisa lebih mengenal arti persahabatan. Karena dalam pembagian kelompok tersebut, kami menggabungkan anak-anak dari kedua asrama itu supaya mereka bisa bekerja sama,” ungkap suster Siska SFSC.
Lebih lanjut suster Yelci SFSC merasa senang karena keaktifan anak-anak. “Mereka sangat antusias dan terlibat secara aktif. Di antara mereka juga ada kerja sama, lebih khusus ketika mereka bekerja dengan saya di dapur. Kan satu kelompok itu gabungan dari asrama om largus dan asrama kita. Saya melihat mereka bisa bekerjasama. Banyak juga pertanyaan dari mereka tentang bagaimana membuat kue. Dan rasa ingin tahu dari mereka sangat tinggi, misalnya bagaimana cara membuatnya, bahan-bahannya apa, cara mengolahnya seperti apa dan saya menjelaskan,” ungkap suster Yelci SFSC.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, mulai dari pertandingan bola volli yang dilaksanakan pada hari pertama, hari sabtu. Dan malamnya dilanjutkan dengan menonton film Merry Riana di ruang belajar asrama st. Fransiskus Asissi dan st. Clara.
“Film Merry Riana yang kita nonton itu berisi bagaimana perjuangan Merry Riana setelah dia sampai di Australia. Dia bekerja keras untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan sekaligus bisa menyelsaikan pendidikannya. Dan mengajak kita semua untuk selalu semangat dalam melakukan apapun, khususnya dalam mencari pendidikan, sehingga saya merasa senang karena Merry Riana selalu semangat dan tidak pernah lelah dalam mencari pekerajaan,” ungkap Kristin, salah satu asuhan asrama st. Clara, Tentang.
Sedangkan, pada hari Minggunya dilanjutkan dengan pertandingan volly dan beberapa permainan kreatif seperti over kelereng, goyang di atas koran, mencari koin di dalam terigu, over karet menggunakan pipet dan sebagainya. Semua anak sangat antusias mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.
“Saya merasa bahwa kegiatan tersebut sangat berguna, khususnya dalam mempererat tali persaudaraan dan juga kerja sama di antara anak asrama misi dan anak asrama om Largus. Misalnya di dalam kelompok itu, ada yang namanya kerja sama dan juga melatih diri kita untuk mengetahui permainan tersebut. Selain itu juga saya mendapat nilai kerja sama dan semangat persaudaraan,” ungkap Kristin.
Dan juga “Ketika saya mengikuti dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan tersebut, saya merasa sangat bahagia dan tidak ada rasa bosan karena kami baru dua kali mengikuti kegiatan seperti ini,” ungkap siswi kelas dua SMP Kemasyarakatan Ndoso ini dengan penuh semangat.
Selain itu, bapa asrama Gunawan merasa bangga dengan kegiatan perjumpaan persaudaraan tersebut, karena dapat memberikan motivasi kepada anak-anak, khususnya anak-anak asuhannya.
“Kegiatan-kegiatan seperti ini sangat bagus karena dapat membangun semangat persaudaraan di antara mereka dan juga melatih mereka untuk bekerjasama dengan orang lain,” tegas bapa Largus Batas selaku bapa Asrama Gunawan.
Lebih lanjut, karyawan biara dan pastoran paroki Tentang ini mengungkapkan keprihatinannya terhadap anak asrama asuhannya, yang kurang terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan itu karena masih merasa malu.
“Menurut saya, banyak anak yang tidak aktif, khususnya anak-anak dari asrama saya, karena banyak duduk dan tidak mau bergabung dengan anak asrama misi. Itu yang membuat saya merasa kecewa, mereka masih ada rasa malu,” ungkapnya lagi.
“Mungkin kendalanya karena mereka di sekolah tidak pernah melakukan kegiatan seperti itu sehingga mereka menjadi malu. Saya juga tidak tahu, apakah mereka di sekolah pernah tampil berbicara di depan kelas, misalnya melatih nyanyi,” tegasnya lagi.
Walapun demikian, “harapan saya seperti anak asrama misi yang mempunyai mental bagus, disiplin, ramah, aktif mengikuti kegiatan. Semoga dengan kegiatan seperti ini, anak-anak asrama saya dapat lebih berani lagi dan memiliki mental yang baik,” ungkapnya dengan penuh harapan.
Kontributor : Albertus Dino OFM
Tinggalkan Komentar