Rangkaian Acara Gardianat Greccio dalam Memperingati Hari Raya Santo Fransiskus

Transistus – 3 Oktober 2020

Hari ini merupakan hari yang spesial bagi kami, sebab pada kesempatan ini komunitas kami  (Komunitas Gardianat Greccio, Yogyakarta) mengenangkan transitus bapa kami, Santo Fransiskus dari Assisi. Acara transitus pada hari ini kami awali dengan ibadat pagi. Kemudian kami lanjutkan dengan ibadat transitus yang dipimpin oleh Sdr. Abril, OFM. Ibadat transitus yang kami jalankan dilaksanakan secara khidmat dan penuh dengan suka cita. Ibadat transitus dimulai dengan pembacaan riwayat Santo Fransiskus. Setelah mendengar riwayat Santo Fransiskus yang begitu menakjubkan, kemudian kami mendengarkan renungan yang diberikan Sdr. Abril, OFM.

Renungan ini bertemakan “kerinduan”. Kerinduan yang dimaksud ialah kerinduan seperti yang dimiliki oleh Santo Fransiskus. Santo Fransiskus memiliki kerinduan sangat besar untuk selalu berjumpa dengan Allah. Ada hal menarik yang disampaikan oleh Sdr. Abril tentang kerinduan ini. Bahwa jika seseorang mengatakan rindu kepada Allah namun dia tidak pernah berusaha untuk memberikan atau meluangkan waktu untuk berjumpa dengan Allah, maka itu adalah sebuah kebohongan. Jika seseorang sungguh merindukan Allah maka dalam kondisi atau situasi apa pun, Ia pasti bisa menyediakan waktu untuk berjumpa dengan Allah. Setelah renungan, kami kemudian melakukan penghormatan kepada Santo Fransiskus. Penghormatan ini dilakukan dengan cara menghormati relikui Santo Fransiskus yang diletakkan di tegah Kapel. Setelah itu, ibadat transitus ditutup dengan berkat yang diberikan oleh Sdr. Wolf, OFM

Hari Raya – 4 Oktober 2020

Selamat Pesta St. Fransiskus Assisi! Hari ini suasana pagi amat indah. Kami mengawali acara hari ini dengan perayaan ekaristi yang dipimpin Sdr. Wolf. Pkl 09.00 WIB, kami berkumpul di lapangan untuk membuka acara perlombaan. Acara Perlombaan ini dipandu oleh Sdr. Krisan, OFM dan Sdr. Sandro. Perlombaan ini diawali dengan pemanasan yang diiringi lagu “kewer-kewer”, dan dipandu oleh Sdr. Rian. Setelah itu, Sdr. Krisan membagi setiap anggota komunitas ke dalam empat kelompok, yaitu kelompok Assisi, Rietti, Fonte Colombo, dan Spoleto. Kelompok-kelompok ini akan mengikuti serangkaian perlombaan yang telah disiapkan oleh panitia.

Perlombaan pertama ialah pingpong tepung. Permainan ini dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Cara memainkannya, masing-masing anggota kelompok secara bergantian meniup bola pingpong yang berada di gelas yang berisikan tepung. Dalam permainan ini, Kelompok Assisi keluar sebagai juara. Permainan kedua ialah Ekor Naga. Dalam permainan ini, setiap kelompok bermain dengan semangat, namun harus diakui semangat magis Fonte Colombo menjadikan mereka juara. Setelah itu, dilanjutkan dengan permainan Tusuk Balon. Lagi –lagi dalam permainan ini, kelompok Fonte Colombo keluar sebagai pemenang. Permainan ketiga ialah balap pingpong menggunakan sendok. Permainan ini diwakili oleh satu orang dari setiap kelompok. Dari perwakilan setiap kelompok, Sdr. Wiglis, perwakilan kelompok Rietti, keluar sebagai pemenang. Permainan terakhir sebelum makan siang ialah permainan memasukan paku ke dalam botol. Permainan ini dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh kelompok. Masing- masing kelompok diberi waktu 10 menit untuk memasukan paku ke dalam botol. Dengan kecepatan dan kekompakan, kelompok Rietti keluar sebagai pemenang. Setelah permainan ini, setiap saudara diberi waktu untuk istirahat sejenak sebelum makan siang.

Makan siang dengan suasana outdoor diringi canda tawa setiap saudara sungguh membuat santap siang kami terasa lebih spesial. Lelah, ngantuk, dan kekenyangan adalah kondisi yang kami alami pasca makan siang. Kendati demikian semua kondisi itu tidak menyurutkan semangat kami untuk tetap melanjutkan semua permainan sampai selesai. Permainan selanjutnya adalah Voli Balon Air, permainan ini dimainkan dalam tim dengan menggunakan karung dan balon berisi air sebagai media permainan. Dalam permainan ini kelompok Asisi dinyatakan sebagai juara. Dari Voli Balon Air kami beralih ke Futsal Karung yang merupakan permainan penutup rangkaian perlombaan kami hari ini. Permainan ini dimainkan layaknya permainan futsal pada umumnya, hanya saja gerak para pemain dibatasi dengan karung yang mereka kenakan. Dari semua permainan yang dilombakan, futsal karung adalah permainan yang paling menguras tenaga dan emosi para pemain; tersandung, terjatuh, terbatas dalam gerak adalah penyebabnya. Setelah berjuang dengan mengerahkan segala teknik dan usaha akhirya kelompok Asisi kembali dinyatakan sebagai juara. Selesainya permainan Futsal Karung menjadi petanda berakhirnya rangkaian acara perlombaan di Gardianat Greccio. Acara selanjutnya adalah acara bebas, meski rasa lelah menghinggapi para saudara, namun raut kebahagiaan dan sukacita dalam suasana persaudaraan masih terpancar dari wajah para saudara.

Selesai ibadat sore, semua saudara berkumpul di refter saudara muda untuk melakukan acara makan malam bersama. Menu makanan yang dihidangkan pun sederhana.  “Menu makanan boleh sederhana, akan tetapi nilai persaudaraan harus tetap kaya” Celetuk saudara Ando Gadong saat menatap menu di atas meja.  Setelah makan malam, seacara dilanjutkan dengan rekreasi bersama di aula.  Rekreasi dimulai pkl. 20.00 WIB. Kegiatan rekreasi dipandu oleh saudara Candra dan saudara Sandro (postulan OFM 20/21). Mata acara pada rekreasi kali ini sangat menarik. Para saudara postulan menampilkan acara wayang kreatif dan iklan. Sementara itu, saudara muda membawakan acara beat box. Berdasarkan kesaksian dari beberapa penonton, para aktor yang membawakan acara sukses membuat penonton terhibur. Hal itu dibuktikan dengan penonton yang merasa kecewa saat pementasan acara selesai lebih cepat.

Setelah pementasan acara, para saudara melakukan joget bersama. Goyang tobelo, kaka enda, dan ja’i menjadi ragam favorit. Tepat pukul 21.30 WIB rekreasi selesai. Seluruh rangkaian acara pada hari tersebut ditutup dengan penerimaan berkat penutup dari pater Wolf. Pace e Bene.    

Tinggalkan Komentar