Asa untuk Lewotobi

Larantuka, OFM – Menanggapi erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur yang telah berlangsung sejak tanggal 4 November 2024 lalu, para Saudara Dina Provinsi St. Michael Malaikat Agung, Indonesia bergerak membantu para korban. Bekerja sama dengan The Fondazione OFM Fraternitas ONLUS — suatu badan amal OFM untuk aksi solidaritas universal, JPIC OFM Indonesia, serta keluarga Fransiskan-Fransiskanes Flores (Kofares), para Saudara Dina membentuk tim bantuan kemanusiaan guna bergerak membantu para korban bencana. Para Saudara Dina di wilayah Flores menjadi petugas lapangan yang memantau situasi sekaligus menyalurkan bantuan. Gardian Fonte Colombo, Sdr. Abba Lasar OFM ditunjuk menjadi koordinator aksi kemanusiaan ini.

Tahap awal yang dilakukan adalah survei dan pemetaan lokasi penyebaran para pengungsi serta kondisi yang mereka alami. Pada tanggal 21 November 2024, tim bantuan yang terdiri dari Sdr. Abba OFM, Sdr. Marsel OFM, Sdr. Thobias OFM, Sr. Lenti SFSC, Sr. Ansila PACR, Sr. Klara FSL, Sr. Yasinta, FSL, Sr. Serin IFOC, Sdr. Ano dan Sdr. Ama dari KOMSOS Paroki Kurubhoko, berangkat menuju Flores Timur guna melakukan survei awal dan koordinasi dengan pihak berwenang serta otoritas setempat.

Sdr. Abba sedang berbincang-bincang dengan ibu-ibu pengungsi erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki. Survey dan dialog adalah langkah pertama dalam upaya menyalurkan bantuan.

Sdr. Toby dan rombongan berkoordinasi dengan pihak Caritas Keuskupan Larantuka di Konga. Sementara itu, Sdr. Abba berkoordinasi dengan Pastor Paroki Lato dan otoritas lokal (Camat dan Kepada Desa) tempat para pengungsi ditampung. Kehadiran para Fransiskan-Fransiskanes Flores dalam upaya penanganan para pengungsi diterima dengan baik. Hasil survei menetapkan penyaluran bantuan dipusatkan bagi para pengungsi yang di wilayah Lewolaga dan Ile Gerong.

Setelah berkoordinasi dengan pihak berwenang dan otoritas lokal, rombongan berjumpa dan berdialog dengan para pengungsi di dua tempat tersebut. Di Lewolaga, sebanyak 206 orang pengungsi ditampung di bangunan sekolah dasar (SDK Lewolaga) dan di Ile Gerong, 256 orang pengungsi ditampung di gedung kantor desa. Dalam dialog tersebut, tim mendata jenis bantuan awal yang dibutuhkan para pengungsi. Bantuan sederhana berupa roti dan permen bagi anak-anak dibagikan selama survei. Kegiatan survei berakhir dengan doa bersama dan berkat dari Sdr. Abba kepada para pengungsi.

Penyaluran bantuan mendesak dibutuhkan para pengungsi. Sdr. Toby (kiri) dan Sdr. Marsel (kanan) menyerahkan bantuan peralatan masak kepada para pengungsi.

Pada tanggal 23 November 2024, bantuan mulai disalurkan kepada para pengungsi. Bantuan yang dibagikan berdasarkan hasil dialog dalam survei, berupa sembako, perlengkapan makan, kebutuhan dasar bagi bayi, perlengkapan sanitasi (penampung air berkapasitas 1100 liter), dan lain sebagainya. Setelah penyaluran bantuan, tim kembali berdialog dengan para pengungsi. Fokus dialog, selain terkait kebutuhan hidup, adalah rencana pendampingan yang perlu dijalankan di tempat pengungsian. Selain untuk mengisi waktu selama berada di lokasi pengungsian, kegiatan pendampingan dapat menjadi kesempatan untuk mengasah skill para pengungsi. Beberapa kegiatan diusulkan oleh para pengungsi, seperti pelatihan membuat rosario, latihan membuat taplak meja, latihan membuat keset, latihan membuat pot bunga dan latihan pengolahan pangan/membuat kue.

Kegiatan penyaluran bantuan ditutup dengan doa bersama dan berkat dari Sdr. Toby dan Sdr. Marsel.

Sampai saat ini, proses penanganan para pengungsi masih berlanjut. Pendataan kebutuhan dan persiapan proses pendampingan berkelanjutan masih dilakukan sambil menunggu datangnya bantuan yang lain yang diharapkan. Sdr. Haward OFM dan Sdr. Abba OFM dibantu sejumlah Fransiskanes berada di lokasi guna melanjutkan proses penyaluran bantuan .

Kontributor: Tim Bantuan Kemanusiaan Saudara Dina Flores

Ed.: Sdr. Rio OFM

Tinggalkan Komentar