Diutus Menjadi Rekan Penziarahan

[Index Berita]

“Semoga dengan ditahbiskannya kelima frater ini, wajah gereja yang melayani semakin tampak dan dirasakan dewasa ini” demikian harapan Mgr Ignatius Suharyo dalam homili misa pentahbisan kelima diakon baru sore itu, Senin 20/2/12 di Gereja St. Bonaventura Pulomas, Jakarta. Peristiwa agung sore itu patut mendapat decak syukur dari kita semua. Sebab Empat dari lima saudara yang ditahbiskan adalah Fransiskan yakni Sdr. Ophin, Sdr. Leon, Sdr. Felly, dan Sdr. Rikard.

Lebih lanjut Mgr. Suharyo menegaskan tiga periode dalam hidup nabi Yeremia. Periode pertama (usia19-36 tahun) ditandai semangat yang berapi-api. Kepercayaannya sangat kuat dan dengan penuh semangat ia menjalankan tugas kenabiannya. Segala sesuatu berjalan baik. Ia benar-benar mengalami kasih Allah. Periode kedua (usia 36-47 tahun). Periode ini cukup berat baginya. Ia merasa sendirian dan lelah dalam pelayanannya. Ia sampai pada perasaan dimana Allah tidak bisa diandalkan. Ia tidak bisa dimengerti. Gugatan dan pemberontakan mencuat sampai – sampai ia mengutuki hari kelahirannya. Ini periode sulit baginya. Lantas pada periode ketiga (usia 47-56 tahun) penderitaan tidak berkurang. Tetapi ia tampil tenang menampilkan kesetiaan mutlak kepada Allah. Ia mengandalkan Dia yang sulit dimengertinya. Dalam ketakberdayaannya ia bersimpuh dalam penyerahan total kepada-Nya.

Kutipan bacaan pertama dari Kitab Yeremia yang dipilih kelima calon diakon adalah berasal dari periode kedua. Demikianlah Allah membentuk Yeremia untuk menjadi kawan bagi bangsanya yang kehabisan pengharapan. Allah membentuknya dalam penderitaan agar ia sungguh-sungguh bisa menjadi kawan dari orang-orang yang menderita. Tersemat harapan agar kelima diakon yang ditahbiskan sore itu sungguh-sungguh menjadi rekan sepenziarahan bagi umat yang terus mencari keadilan dan perdamaian.

Moment yang menakjubkan dan menggetarkan ini, sebagaimana diakui saudara Ophin dalam sambutannya mewakili diakon tertahbis, menjadi awal untuk masuk dalam tugas pelayanan yang tidak ringan. Untuk itu ia tidak lupa mengharapkan dukungan dan bantuan saudara dan saudari serta seluruh umat yang dilayani. Dalam tekad yang kuat dan kerendahan hati untuk melayani, ia menyatakan kesiapannya, “ Mari kita mulai lagi sebab kita belum berbuat apa-apa!” ajaknya sambil menoleh keempat diakon yang tampak sumringah. Ada optimisme terpancar dari wajah mereka!

Begitulah mereka menunjukkan kesiapan menjalankan tugas baru dalam kesadaran sebagai orang yang belum berbuat apa-apa dan mau melakukan sesuatu. Saudra Felly akan menjalankan masa diakonat di paroki Hati Kudus Kramat, Jakarta; Sdr. Ophin melanjutkan tugas pelayanan di Depok sebagai Socius Magister Novis dan juga mungkin tugas pelayanan di paroki St. Paulus Depok; Sdr. Rikard diutus menjadi Socius Magister Postulan Yggyakarta; dan Sdr. Leon menjalani tugas perutusan baru di Paroki Laktutus, Atambua. Sedang diakon Sony, Pr akan menjalankan tugas perutusan sebagai diakon yang akan menyelesaikan program S-2 Teologi di FTW Kentungan Yogyakarta. Selamat bertugas diakon! God be with you all!

Kontributor: Mateus Batubara OFM

diutus-menjadi-rekan-penziarahan1
diutus-menjadi-rekan-penziarahan2
diutus-menjadi-rekan-penziarahan3
diutus-menjadi-rekan-penziarahan4

2 Comments

  • Jadi ingat nasihat uskup setiap tahbisan diakon: berusahalah supaya apa yg anda bacakan (Injil), anda percayai; yang anda percayai, anda ajarkan; dan yang anda ajarkan, anda laksanakan…
    profisiat para saudara…

  • Kotbah Mgr. Suharyo, Pr (yg pernah saya dengar) memang mendalam, tidak sempit, tetapi disajikan dgn sederhana sehingga mudah masuk ke kepala dan hati, sungguh menggetarkan hati.
    Pujian kpd penulis laporan di atas, karena telah menyajikannya dgn lengkap dan benar.
    Para Sdr Diakon, selamat melaksanakan tugas pelayanan kalian dgn sepenuh hati, kesederhanaan, “dgn murni” (seturut istilah bapa kita Fransiskus): “Tuhanlah yg mewahyukan kepadaku…”
    Alfons ofm

Tinggalkan Komentar