“Mengenal Agar Diperhatikan”: Antara Indonesia dan Portugal

“Mengenal agar diperhatikan” merupakan salah satu jalan mewujudkan amanat Kapitel Provinsi Indonesia dari 23-29 September 2013. Dalam rangka Formasi awal dan Bina lanjut, unsur mengenal dan memberi perhatian satu kepada yang lain menjadi penting. Formasi Fransiskan mesti membantu kita agar kita mampu menghayati hal-hal esensial dari Karisma Fransiskan: Fraternitas (mampu dan mau hidup bersama dalam suatu wadah persaudaraan konkret) dan Minoritas (mampu dan mau menghayati hidup dalam semangat kedinaan). Atas dasar semangat kedinaan inilah, orang mampu mewujudkan secara konkret tuntutan injili dari kaul ketaatan, hidup tanpa milik dan kaul kemurnian. Maka dalam konteks inilah, Kapitel Provinsi antara lain memutuskan agar saudara-saudara di Provinsi yang tinggal permanen sendirian di rumah lain (bukan dalam komunitas religius yang ditetapkan oleh Provinsi) tanpa alasan atau izin Minister Provinsial perlu diatur kembali seturut Konstitusi Umum, Statuta Umum serta Statuta Provinsi. Demikian juga ajakan dari Kapitel untuk saling membantu sama lain, berkomunikasi secara transparan antar para saudara perlu ditingkatkan. Sesudah Kapitel berlangsung, kini tiba saatnya kita ditantang untuk mengimplementasikan pada tataran hidup berkomunitas sehari-hari hasil keputusannya.

Pokok yang berkaitan dengan komunikasi antara para saudara itulah mendorong kami untuk mensharingkan hal yang kami jumpai selama kunjungan kami ke Portugal dari tanggal 13-20 Oktober 2013.

Kerjasama antara Provinsi Indonesia – Provinsi Portugal
Pokok ini hampir tidak mendapat perhatian dalam pembicaraan pada Kapitel yang lalu. Mungkin juga luput dari agenda pembicaraan di tingkat rapat Dewan Pendidikan dan Studi Provinsi Indonesia. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya komunikasi. Dapat pula terjadi karena tidak mengenal proses yang sedang dialami oleh 14 anggota provinsi Indonesia asal Fundasi Timor Lorosae.

Mereka berempat belas sedang menjalani masa Formasi Awal di Portugal. Konferensi Provinsi-provinsi Fransiskan di Spanyol dan Portugal melaporkan melalui Sekretaris Pendidikan dan Studi Konferensi bahwa ada 14 anggota provinsi Indonesia yang sedang menjalani masa Formasi Awal di Portugal. Dalam laporan itu, tidak ditulis bahwa mereka berasal dari Fundasi Timor Lorosae, tetapi dicatat berasal dari Provinsi Indonesia. Suatu jumlah yang tidak sedikit untuk ukuran para saudara muda di provinsi-provinsi di Eropa yang panggilannya menurun bahkan tak ada dalam kurun waktu yang sudah cukup lama. Catatannya ialah apakah Sekretaris Dewan Pendidikan dan Studi Provinsi Indonesia “mengenal dan memperhatikan” realita ini.

Hasil kunjungan kami memperlihatkan bahwa aspek memperhatikan amat minim selama ini. Hampir tidak ada komunikasi resmi secara berkala dari Provinsi Indonesia melalui Presiden Fundasi Timor Lorosae yang mengutus mereka ataupun dari Sekretaris Pendidikan dan Studi. Sebagai contoh saja, hampir tidak ada sapaan yang bersaudara tatkala mereka mengucapkan profesi religius mereka atau tatkala tiba masa pembaruan kaul religiusnya. Sapaan bersaudara seperti itulah yang mereka harapkan dapat terjadi di hari-hari mendatang. Tentu saja syarat pertama ialah “mengenal” agar dapat dan mau “memberi perhatian”.

Wajah mereka dan tahap-tahap Formasi di Portugal
Para saudara muda ini tetap bergembira dan mempunyai komitmen untuk menekuni panggilan Fransiskan mereka. Penerimaan dari Provincial, para formatores di Portugal juga amat positif terhadap kehadiran 14 saudara ini. Secara tertentu mereka menampilkan wajah-wajah muda hidup Fransiskan di tengah gejolak proses penuaan provinsi Portugal.

Dari ke 14 saudara ini, ada tujuh saudara yang berprofesi sementara; mereka sedang belajar filsafat dan teologi di Seminari Tinggi Braga – Portugal; dari Provinsi Portugal sendiri hanya mempunyai 2 saudara profesi sementara.

Tujuh Saudara Muda di Monteriol - Braga

Tujuh Saudara Muda di Monteriol – Braga

Lantas ada 4 novis bersamaan dengan 2 novis asal Portugal, 3 novis asal Mozambique; tahun novisiat dijalankan di Vartojo;

Empat Novis Asal Tilos Di Vartojo - Portugal

Empat Novis Asal Tilos Di Vartojo – Portugal

sedangkan para postulan asal Timor Lorosae berjumlah 3 orang dan yang berasal dari Portugal belum diketahui berapa orang akan masuk.

Tiga Postulan Asal Tilos Di Leira - Portugal

Tiga Postulan Asal Tilos Di Leira – Portugal

Tahap-tahap formasi mereka adalah sbb: Masa Postulat (1 tahun), Masa Novisiat (1 tahun), Masa Pasca-Novisiat (profesi sementara) dijalani selama 5 tahun yang diisi dengan belajar Filsafat dan Teologi; tahap ini mereka jalan di rumah pendidikan Monteriol-Braga. Sesudah tahap akademis ini selesai, Provinsial Portugal mengatakan bahwa mereka menjalani masa Orientasi Pastoral, persiapan Kaul Kekal dan masa Diakonat. Pada tahap ini mereka akan jalankan proses formasinya di Provinsi Indonesia, khususnya Fundasi Timor Lorosae, tentu tergantung kebijakan Dewan Pendidikan dan Studi Provinsi dalam kerjasama dengan Presiden Fundasi beserta Konsiliarisnya.

Itulah bentuk kerjasama antara Provinsi Portugal dan Provinsi Indonesia. Minister Provincial Portugal, Sdr. Victor Melicias, OFM mengatakan kepada saya saat bertemu di Lisboa: “Kami mau membantu Provinsi Indonesia dalam rangka terwujudnya proses implantatio ordinis di bumi Timor Lorosae”. OBRIGADO

Provincial Portugal Sdr. Victor Melicias OFM dan Minister General

Provincial Portugal Sdr. Victor Melicias OFM dan Minister General

Kontributor: Sdr. Paskalis B. Syukur OFM

4 Comments

  • Thanks Pater Paskalis, kami semua sangat berterima kasih atas keprihatinan dan senang dengan kunjungannya pater. Semoga ke depan tidak terjadi lagi kesalahpahaman dan kami senang dalam tempo yang dekat bisa dikunjung oleh minister provincial atau dewan pendidikan dan studi.

    Pax et bonum

  • Terima kasih Sdr. Paskalis, atas sharing tentang kerja sama dan masa pembinaan saudara-saudara kita dari provinsi Indonesia asal Timor Lorosae yang sedang menjalani pendidikan mereka di Provinsi ofm Portugal. Semoga ke depan kerja sama ini semakin diperhatikan dan diperkuat untuk saling mendukung satu sama lain dalam menghayati dan meningkatkan semangat kefransiskanan kita. Semoga ke depan kekurangan dan kesalahpahaman yang sudah terjadi selama ini, diperhatikan dan diperbaiki agar semangat persaudaraan kita semakin kuat dan tumbuh subur di antara kita, sehingga tidak ada lagi pihak yang merasa diabaikan atau dianak tirikan dalam Persaudaraan kita ini. “Mari kita mulai lagi…” PAZ E BEM !

Tinggalkan Komentar