[tab name= “berita”] Kehidupan bermasyarakat dan berparoki, tidak pernah lepas dari berbagai tantangan dan masalah. Salah satu masalah yang klasik dan selalu muncul adalah orang takut keluar dari zona nyaman dan sulitnya sebuah regenerasi. Para senior merasa belum yakin menyerahkan tanggung jawab kepada yang muda dan yang muda masih belum memiliki kepercayaan diri yang cukup. Hal ini menimbulkan eksklusifitas antar kelompok. Hampir sama seperti itulah yang dihadapi dalam proses regenerasi kepengurusan Orang Muda Katolik Hati Kudus Kramat.
Dalam situasi seperti itu, Pater Satur yang dikenal sebagai saudara Chiko dalam persaudaraan mencoba mengambil langkah pemecahan. Awalnya langkah ini ditanggapi dengan sikap pesimis dari beberapa orang dan termasuk beberapa orang muda. Namun setelah mendapat persetujuan dari Pastor kepala: Pater Niko, maka langkah pembentukan kepengurusan baru pun dimulai. Segala pesimisme dari berbagai pihak dihadapi dengan langkah-langkah konkrit untuk menjaring orang muda yang mau dan bersemangat untuk bergabung. Lebih lanjut Pater Nico mengingatkan tidak ada OMK lama atau baru, yang terpenting adalah kebersamaan harus dibangun di antara orang muda baik antara yang sudah lebih dahulu maupun yang baru muncul.
Kepada OMK yang baru terbentuk tersebut, disadarkan terus menerus oleh Pater pendamping Sdr. Satur agar jangan menjadi eksklusif dan teruslah berani membuka diri kepada yang lain, sehingga yang terlibat semakin banyak. Berkumpul dalam OMK merupakan sarana melatih diri dan membina diri agar dapat bergaul dengan siapa saja serta tidak terkungkung dalam zona aman masing-masing. Mereka kemudian mengambil pepatah: “Per Aspera Ad Astra !” sebagai pegangan bersama.
Moto bersama ini bagi mereka sangat simbolik, karena langkah kebersamaan pertama, mereka awali dengan mementaskan tablo sengsara Kristus Yesus. Mereka berharap bahwa seperti kesulitan dan penderitaan Kristus yang tidak berhenti pada penderitaan tetapi membawa menuju kebangkitan dan kemuliaan, mereka juga bermimpi bahwa OMK yang memulai langkah barunya ini akan membawa sumbangan dan pembaharuan bagi gerak umat Gereja Hati Kudus Kramat. Namun mereka menyadari bahwa kebangkitan itu tidak mungkin terjadi jika tanpa saling melayani, saling terbuka, saling membasuh kaki, dan saling berkorban seperti yang sudah diteladankan Yesus sendiri. Maka, semboyan bersama Per Aspera Ad Astra!, selain mencerminkan situasi mereka sendiri tetapi juga menunjukkan harapan bahwa kesulitan yang dihadapi dengan tekun dan dalam kebersamaan akan membawa kita mencapai bintang kebahagiaan bersama.
Dari situasi orang muda ini kita belajar mengenai keberanian untuk keluar dari situasi aman masing-masing dan berani melebarkan sayap kepada persaudaraan yang lebih luas. Dalam kebersamaan segala kesulitan bisa dihadapi dengan mudah. Selain itu kita juga belajar mengenai pentingnya sebuah regenerasi yang tersistimatis sehingga perjalanan sebuah organisasi bisa berjalan penuh keharmonisan dan keterbukaan antara yang sudah lebih dahulu dan yang baru muncul. Di sini keberanian melepas dan memberi kepercayaan kepada yang lain sangat ditantang. Hal ini sekali lagi mengandaikan kita berani keluar dari zona aman kita masing-masing dan mau menjadi tidak penting lagi atau rela bekerja di belakang layar. Untuk sampai pada tahap ini kerendahan hati menjadi sarana yang mutlak. Langkah yang gagah berani harus terus diayunkan di tengah segala situasi dan tantangan yang ada.
Ini cerita kami dari Paroki Hati Kudus Kramat yang mungkin tidak ada apa-apanya dengan pengalaman saudara-saudara. Cerita ini hanya untuk berbagi pengalaman, dan semoga “disahut” oleh pengalaman saudara-saudara supaya kita saling memperkaya dalam pelayanan kita. Teriring SELAMAT PASKAH kami (Sdr. Nico, Sdr. Satur, Sdr. Sadji, Sdr. Alex, dan Sdr. Bovan) ucapkan untuk semua saudara, semoga kebangkitan Kristus membangkitkan kita semua…Pax et Bonum…
Kontributor: Sdr. Bovan Lelo
[/tab][tab name=”Foto-foto”]
[/tab][end_tabset]
Tinggalkan Komentar