Para Saudara Muda mengikuti rekoleksi bulanan pada tanggal 12-13 Februari 2022. Dalam rekoleksi yang berlangsung via daring itu, P. Rikard Selan OFM, selaku pemateri, mengajak para Saudara Muda mendalami kembali konsep kedinaan yang dihayati oleh St. Fransiskus Asissi. Selanjutnya, sebagai upaya yang dianggap relevan menghayati aspek kedinaan pada masa kini, P. Rikard OFM mengajak para Saudara Muda untuk menjadi promotor penegakkan keadilan dan perdamaian dalam kehidupan masyarakat.
Sebagai pengantar, P. Rikard OFM menjelaskan aspek kedinaan yang dihayati Fransiskus pada zamannya. Terdapat dua makna kedinaan yang diyakini Santo Fransiskus, yakni sebagai suatu sikap iman di hadapan Allah dan sebagai laku hidup dalam relasi dengan sesama. Seseorang yang menyebut diri sebagai “Saudara Dina” hendaknya selalu bersikap rendah hati, terbuka terhadap sesama, dan tidak bekerja semata demi imbalan (baca: uang).
Pemaknaan terhadap dimensi kedinaan yang demikian menjadi dasar bagi perjuangan menegakkan keadilan dan perdamaian pada masa kini. Dalam mengambil peran yang tidak mudah itu, terdapat tiga hal yang mesti diusahakan secara terus menerus, yakni rekonsiliasi (dalam suasana pertikaian), keaktifan membangun perdamaian, serta menghayati kemiskinan dan kesederhanaan secara radikal.
Setelah memenuhi ruang kognitif dengan pengetahuan yang memadai tentang makna kedinaan seturut konteks dan masa kini, para Saudara Muda diajak untuk menyatakan kekayaan nilai kedinaan itu pasca rekoleksi dalam kehidupan sehari-hari. Meski masih dalam suasana pandemi, para Saudara Muda tetap semangat untuk mengikuti rekoleksi daring. Rekoleksi ditutup dengan perayaan ekaristi di komunitas masing-masing.
Kontributor: Sdr. Simforianus Goa, OFM dan Sdr. Bona Jebarus, OFM.
Ed: Sdr. Rio, OFM.