Jangan Memakai Sarana Liturgi Secara Sembarangan

Cipanas, OFM – Pada hari Kamis sore,  (24/10/2024), bertempat di Gereja St. Maria Para Malaikat, Paroki Cipanas diadakan Ibadat Pemberkatan Peralatan Liturgi. Peralatan liturgi tersebut akan  digunakan oleh para imam baru yang akan ditahbiskan pada hari Jumat (25/10/2024). Ibadat dilaksanakan tepat pada pukul 17.00 WIB dan dipimpin oleh Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM, Uskup Keukupan Sufragan Bogor. Ibadat ini dihadiri oleh keempat Diakon yang akan ditahbiskan, keluarga, para Saudara Dina, serta umat Paroki Cipanas.

Mgr. Paskalis OFM sedang menyampaikan homili dalam Ibadat Pemberkatan Peralatan Liturgi.

Dalam homilinya, Mgr. Paskalis menegaskan bahwa peralatan liturgi yang diberkati merupakan sarana yang akan digunakan dalam setiap perayaan ekaristi yang dirayakan oleh seorang imam. Berkaca pada ajakan St. Fransiskus Assisi kepada para pengikutnya agar menjaga kebersihan rumah Tuhan dan sarana-sarana liturgi yang digunakan pada perayaan ekaristi, Mgr. Paskalis menekankan pentingnya kepedulian dalam menjaga sarana-sarana liturgi tersebut. “Perlu menjaga alat-alat yang digunakan dalam Ekaristi agar selalu bersih termasuk corporale, purificatorium, pala, kasula-kasula, meja altar, dan lain-lain. Kadang para Fransiskan kurang begitu peduli dengan hal ini,” tandasnya.

“Kita juga perlu menjaga kaliks dan patena sebab di dalamnya Allah mengubah roti dan anggur menjadi Tubuh dan DarahNya. Kita hendaknya tidak boleh memakai perlengkapan liturgi secara sembarangan dalam Ekaristi. Kita ingin sungguh menghayati makna ibadat pemberkatan ini dan mengimani Kristus yang hadir secara nyata dalam Ekaristi. Dan Fransiskus amat memperhatikan hal ini karena dia mengimani dengan sungguh bahwa Tuhan hadir dalam Ekaristi kudus” tambah Uskup yang ditahbiskan menjadi uskup pada 22 Februari 2014.

Pemberkatan peralatan liturgi, meliputi piala, sibori, kasula, stola, dan lain sebagainya.

Selain itu, beliau menekankan pula pentingnya seorang imam mempersiapkan diri dengan baik sebelum merayakan ekaristi kudus. Persiapan diri seorang imam bukan secara batiniah saja tetapi juga secara lahiriah. Oleh karena itu, seorang imam tidak boleh mengenakan kasula secara sembarangan . Hal ini mau mengingatkan kita bahwa Allah yang Mahabesar itu hadir secara nyata dan sederhana di dalam Ekaristi. Usai ibadat, acara berlanjut dengan santap malam bersama dan general repetition untuk perayaan Tahbisan Imamat.

Kontributor: Sdr. Irfan Afriyanto OFM dan Sdr. Jimmy HR Tnomat OFM

Ed.: Sdr. Rio OFM

Tinggalkan Komentar