Gendang, OFM – Selama 3 hari (27-29/09/2024), bertempat di Paroki St. Fransiskus Assisi, Gendang, Keuskupan Banjarmasin, diadakan kegiatan orang muda dengan tema “OMK Let’s Go Green. Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama antara Unit Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau Keuskupan Banjarmasin, PSE-Caritas, Komisi Kepemudaan, dan Pemberdayaan Dayak Meratus, serta melibatkan OMK se-Keuskupan Banjarmasin.
Pada hari pertama (27/08), kegiatan dimulai dengan registrasi peserta dari siang hingga sore hari. Mereka datang dari berbagai paroki di Keuskupan Banjarmasin. Sebagai tuan rumah, Paroki Gendang mengundang peserta dari stasi-stasi, seperti Stasi Matalok, Charly, Semanggang, Gendang, Magalau, Sangkoh, dan lain sebagainya untuk ikut dalam kegiatan ini. Para pendamping (Romo, Suster, Bapak/Ibu) turut menyertai peserta.
Pukul 18.00 WITA, kegiatan resmi dibuka dalam perayaan ekaristi. Misa dipimpin oleh Vikjen Keuskupan Banjarmasin, RP. Albertus Jamlean, MSC, didampingi delapan imam. Dalam homili dijelaskan alasan tema “OMK Let’s Go Green” dipillih. Tema ini terinspirasi dari ensiklik Laudato Si’ yang berisi ajakan untuk merawat dan menjaga Bumi sebagai rumah kita bersama. Isi ensiklik ini bersesuaian dengan situasi krisis ekologi yang terjadi di wilayah Kalimantan Selatan, ibu Bumi sekaligus rumah bagi kaum muda Keuskupan Banjarmasin.
Penjelasan tema ini sekaligus memberi gambaran tentang tujuan diadakannya kegiatan ini. Selain untuk mengeratkan relasi antarkaum muda, hajatan ini menjadi kesempatan untuk semakin mencintai ibu Bumi. Berbagai kegiatan yang akan diadakan merupakan sarana yang disiapkan agar para peserta makin memiliki perhatian terhadap alam ciptaan. Iman kepada Tuhan tidak dapat dilepaskan dari perhatian pada alam ciptaan. Acara hari pertama ditutup dengan sesi perkenalan antarpeserta, dan pembagian kelompok serta sharing bersama.
Acara pada hari kedua (28/08) diawali dengan meditasi kesadaran yang dipimpin oleh P. Tarjo, OFM. Melalui meditasi, P. Tarjo OFM mengajak kaum muda untuk semakin menyadari kehidupan dan alam ciptaan sebagai anugerah Tuhan. Selanjutnya, para peserta menyimak pemaparan materi ekologi yang dibawakan oleh P. Tarjo, OFM dan P. Edi Taran, MSC, Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Banjarmasin.
Tarjo, OFM memaparkan isi ensiklik Laudato Si’. Beliau mengajak kaum muda untuk peduli pada ibu Bumi. Kepedulian dapat diwujudkan secara sederhana dan konkret seperti menanam pohon. “Kegiatan menanam pohon yang dimulai dari sekarang merupakan suatu investasi jangka panjang. Jika kita menanam pohon sekarang, maka beberapa tahun ke depan kita dapat menikmati hasil dari pohon yang kita tanam sendiri,” jelas P. Tarjo OFM. Sementara itu, P. Edi Taran, MSC memaparkan materi tentang peran kaum muda sebagai motor penggerak perubahan dalam kehidupan menggereja dan bermasyarakat. “Semangat yang dimiliki oleh orang-orang muda Katolik kiranya semakin bernyala dan berkobar dalam kesaksian. Perhatian pada alam ciptaan juga merupakan bentuk kesaksian iman,” terang beliau.
Setelah sesi pendalaman materi, para peserta diajak untuk menyatu dengan alam melalui kegiatan hiking Gita Sang Surya (GSS). Dinamakan hiking Gita Sang Surya sebab dalam kegiatan ini, sembari bersatu dengan alam para peserta diajak merenungkan keagungan Allah yang tampak dalam alam ciptaan melalui syair lagu Gita Sang Surya dari St. Fransiskus Assisi. Terdapat tujuh pos perhentian yang dilalui. Setiap pos diberi nama sesuai dengan unsur alam yang terdapat pada syair lagu, seperti pos air, api, serta matahari. Pada setiap pos, para peserta dibimbing untuk merefleksikan kemahakuasaan Allah melalui unsur alam.
Setelah kegiatan hiking GSS, acara berlanjut dengan misa bernuansa ekologi di alam terbuka dan penanaman pohon. Misa dipimpin oleh P. Sulaiman Otor, OFM. Dalam misa, para peserta diajak untuk merenungkan kembali hiking yang telah dilalui. Semuanya itu disatukan dalam aksi konkret, yakni penanaman pohon. Setiap peserta mendapatkan satu bibit tanaman/pohon yang ditanam di tempat yang telah disediakan. Hal ini menjadi langkah awal dari gerakan kepedulian pada lingkungan.
Pada malam hari, diadakan acara Api Unggun Laudato Si’. Di tengah dinginnya malam dan kabut yang menyelimuti daerah Gendang, para peserta berkumpul mengelilingi api unggun. Acara dipimpin oleh P. Tarjo OFM. Para peserta diajak untuk sharing dalam kelompok perihal kegiatan selama hari kedua. Setelah sharing, acara berlanjut dengan pentas seni dan menari bersama. Setiap kelompok menampilkan kreativitas yang telah siapkan.
Pada hari ketiga, rangkaian acara temu orang muda berakhir. Seluruh rangkaian acara ditutup dalam perayaan ekaristi (29/08/2024) yang dipimpin oleh Rm. Jojo, Pr. Sembari bersyukur atas kelancaran acara, dalam perayaan ekaristi para peserta diingatkan kembali untuk menjaga dan merawat alam ciptaan. Upaya merawat alam ciptaan merupakan bagian dari perwujudan iman. Setelah perayaan ekaristi, sebagai bentuk nyata perhatian terhadap ibu Bumi, diberikan bibit/anakan pohon Ulin kepada perwakilan orang muda tiap paroki. Pemberian ini menjadi ajakan sekaligus perutusan untuk “menghijaukan” alam ciptaan. Setelah perayaan ekaristi, para peserta dan pendamping meninggalkan Paroki Gendang dengan membawa harapan akan alam ciptaan yang semakin baik.
Kontributor: Sdr. Paulus Y. Musrilan OFM
Ed.: Sdr. Rio OFM
Tinggalkan Komentar