Pembuka
Kamis, 25 Januari 2024 adalah kesempatan berahmat bagi para Saudara di komunitas Stasi São Miguel Arcanjo, Fatumea, juga bagi segenap umat di stasi ini. Angka dua puluh (25) menjadi angka istimewa karena pada tanggal ini genap lima (5) bulan para Saudara Dina memulai misi di Stasi Fatumea, Keuskupan Maliana. Pada 25 Agustus 2023 silam, Presiden Fundasi dan para Saudara mengantar dua misionaris pertama dari Fundasi ke stasi ini. Lima bulan kemudian, Sdr. Mikael Peruhe, OFM, Minister Provinsi Santo Michael Malaikat Agung Indonesia dan Fundasi Timor Leste, untuk pertama kalinya mengunjungi misi baru ini. Segala situasi dan kondisi yang selama ini hanya terdengar di telinga, dapat dilihat sendiri oleh Minister Provinsi.
Sambutan Hangat Umat Fatumea
Dinginnya udara Fatumea, kondisi hujan, dan angin tidak mendinginkan hati serta keramahan umat Fatumea untuk menyambut tamu-tamu istimewa yang berkunjung ke sana. Kali ini yang mengunjungi umat Fatumea adalah Sdr. Mikael Peruhe, OFM, Minister Provinsi St. Michael Malaikat Agung Indonesia dan Fundasi Timor Leste. Hal ini didasarkan titah Sang Pastor Kepala Stasi, Frei Eugenio Pereira, OFM yang mengatakan: “Kalau uskup itu hanya mengepalai satu keuskupan, Minister Provinsi OFM mengepalai dua negara, yaitu Indonesia dan Timor Leste.”
Kata-kata Pastor Kepala stasi ini menyemangati umat untuk mempersiapkan segala hal untuk menyambut Minister Provinsi dan para Saudara. Mereka mempersiapkan segala hal, mulai dari dapur hingga altar; penyambutan dari perbatasan Timor Leste-Indonesia hingga Kapela Stasi São Miguel Arcanjo, Fatumea. Singkatnya, umat Fatumea menyiapkan segala hal dan perayaan-perayaan untuk menyambut Minister Provinsi dengan totalitas. Selain Frei Eugenio yang hadir sebagai imam untuk menguduskan umat melalui perayaan-perayaan sakramental, hadir juga Sdr. Simão Nono yang dapat membantu umat dalam hal pertanian dan pembangunan ekonomi umat.
Pagi hari, pukul 09.00 WTL, Frei Eugenio Pereira, OFM, Frei Simão Nono, OFM, Xefi de Posto (Bapak Camat) Fatumea, xefi suku (Kepala Desa), komandante squadra (Kapolsek), Unidade Policia Pronterira-UPF (Komandan Polisi Perbatasan), sebagian umat, dan anak-anak sekolah telah menunggu di Perbatasan Fatumea dan Laktutus. Satu jam kemudian, Sdr. Mike, Frei Marciano, dan Frei Alex yang diantar oleh Sdr. Papin dan Bapak Aldo tiba di perbatasan Laktutus Indonesia dan Fatumea Timor Leste. Setelah melaporkan diri di pos TNI, rombongan menuju wilayah Timor Leste.
Sesuai berjabat tangan dengan Pastor Kepala, para kepala daerah, aparat keamanan, dan umat, Minister Provinsi mengikuti perarakan konvoi motor dan mobil menuju Kapela Stasi Fatumea. Sekitar lima mobil dan puluhan motor yang melakukan konvoi dari tapal batas menuju Stasi São Miguel Arcanjo Fatumea. Sesampainya di gerbang stasi, para tua adat, para penari likurai penyambutan, dan umat telah menunggu. Hawaka–haseta, sebuah nyanian indah ala Fatumea, menyambut tamu-tamu istimewa dan terhormat pada bagian pertama. Setelah itu, Minister Provinsi diterima dengan pengalungan dan tarian tebe likurai mengantar Minister Pronvisi beserta rombongan menuju Kapela Estação Fatumea. Sesampainya di depan altar, Minister Provinsi berdoa sejenak dan kemudian memberkati umat yang sudah berkumpul di dalam kapela tersebut.
Misa bersama Umat Fatumea
Setelah mendapatkan kesegaran dari secangkir kopi dan sepotong pão (roti) serta fehuk (ubi), para Saudara merayakan Ekaristi bersama umat. Hari ini, rupanya kegiatan pembelajaran sekolah di wilayah pusat Fatumea diliburkan agar seluruh warga sekolah dapat berpartisipasi dalam perayaan ini. Misa dipimpin oleh Sdr. Mikael Peruhe, OFM. Ia didampingi oleh Sdr. Eugenio Pereira, OFM, Pastor Kepala Estação São Miguel Arcanjo Fatumea dan Sdr. Marciano Almeida Soares, OFM, Pelayan Gardianat Rivotorto.
Bersama dengan seluruh Gereja Universal, para Saudara dan umat merayakan Pesta Bertobatnya Rasul Paulus. Perayaan dilangsungkan dengan bahasa Tetun dan berjalan degan meriah. Ketika rombongan imam keluar dari pastoran, para penari likurai telah menanti untuk mengantar para misdinar dan para imam ke altar. Paduan suara Stasi Fatumea melantunkan suara yang merdu. Kemudian, para penari cilik menari untuk mengatar persembahan ke altar. Umat mengekspresikan pujian kepada Allah melalui budaya mereka dalam sebuah kolaborasi dan inkulturasi yang indah.
Dalam homilinya, Minister Provinsi mengajak umat dan para Saudara Dina untuk belajar dari Paulus yang melakukan pertobatan dengan sungguh-sungguh dan menjadi misionaris ulung dalam mewartakan kabar sukacita kepada semua orang. Seusai misa, rangkaian acara dilanjutkan dengan makan siang bersama para aparat pemerintah, tua adat, dan keamanan di residensi Kapela Stasi Fatumea.
Setelah makan siang bersama, Sdr. Mike diundang ke bukit tertinggi di Fatumea untuk menikmati keindahan daerah tersebut. Di atas bukit ini kita mencicipi jejak Sang Keindahan Sejati. Selain keindahan yang diberikan, kita juga dapat memandang ke seluruh penjuru untuk melihat wilayah kecamatan dan Stasi Fatumea serta daerah-daerah sekitarnya seperti Laktutus, Suai, dan Maliana. Maka dari itu, kiranya tepatlah apa dikatakan oleh Abraham bahwa “di atas gunung, Allah akan menyedikan.” Di atas Bukit Fatumea, Allah menyuguhkan keindahan luar biasa dan alam sekitar bagi para Saudara dan umat.
Kebun Luas Pekerja Sedikit
Setelah menyaksikan luas wilayah Fatumea dari atas bukit, dapat disimpulkan bahwa kebunnya luas, tetapi pekerjanya sedikit (bdk. Luk. 10:2). Topografi daerah perbukitan membuat pelayanan para Saudara juga tidak mudah. Para Saudara mesti melewati pebukitan dan menghadapi angin yang begitu dashyat. Dalam kesaksiannya, Frei Eugenio, OFM mengatakan bahwa ia pernah terguling ketika mengendarai motor sebanyak dua kali oleh karena tertiup angin di Fatumea.
Stasi ini memiliki tujuh kapela yang masing-masing berada di bawah kaki-kaki bukit ini. Stasi-stasi ini tidak mudah untuk digapai dalam tempo yang singkat, terutama di musim hujan dan musim angin. Dalam hal ini, tenaga dibutuhkan untuk pelayanan di Fatumea. Kendati demikian, hal yang menyemangati para Saudara di tempat misi ini adalah semangat dan antusiasme umat untuk terlibat dalam kehidupan menggereja dan kehidupan bersama.
Selain itu, kekuatan yang mesti terus dirawat adalah kerja sama yang baik antar para tua adat, pihak pemerintah, dan Gereja. Tiga pilar ini menjadi kekuatan untuk berjalan bersama dalam merawat hidup, membangun hidup beriman dan juga hidup sosial yang lebih baik di wilayah ini.
Kesetiaan pada Iman
Pada hari kedua, bertepatan dengan peringatan wajib St. Timotius dan Titus, dalam Perayaan Ekatisti, Minister Provinsi mengajak umat untuk teguh dan setia dalam iman mereka. Semua orang dapat belajar dari Timotius dan Titus yang setia dan bepegang teguh pada iman mereka. Oleh karenanya, dua orang kudus ini dapat memberikan diri secara total untuk mewartakan kabar sukacita kepada semua orang. Akhirnya, para Saudara dan umat juga mesti setia dalam iman mereka.
Sdr. Mike juga mengatakan: “Semoga kehadiran para Saudara OFM membawa sukacita, persaudaraan, dan perdamaian di tengah umat dan masyarakat.” Selain itu, ia juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam membangun hidup yang lebih baik. Ia menegaskan pentingnya penghargaan terhadap budaya setempat yang sudah ada sejak semula, sebelum budaya-budaya besar seperti agama-agama masuk. Kehadiran Gereja berfungsi untuk mempertegas dan membuat nilai-nilai luhur dalam budaya-budaya itu menjadi lebih jelas bagi seluruh umat dan kemudian dapat dihayati dengan sungguh.
Selain itu, Minister Provinsi menegaskan bahwa sering kali orang Katolik lari dari imannya hanya karena masalah-masalah sepele; orang beriman sering menggadaikan imannya demi perut, jabatan, nama baik, uang, dan lain-lain. Oleh karena itu, ia mengajak umat Fatumea untuk mencontoh Timotius dan Titus, terutama dalam kesetiaan iman pada Kristus. Sdr. Mikael Peruhe meyakinkan umat bahwa dengan iman yang teguh pada Allah, Allah menyanggupkan kita untuk mengatasi rintangan, cobaan, dan segala kesulitan yang kita hadapi dalam hidup ini.
Setelah doa post–communio, Bapak Camat Fatumea mengucapkan terima kasih untuk kunjungan Minister Provinsi yang menurutnya sangat bermakna. Ia berharap bahwa kehadiran Pater Minister Provinsi yang melihat realitas dan keadaan umat di Fatumea dapat membawa berkat bagi para Saudara dan umat di Fatumea. Sementara itu, Sdr. Marciano mengucapkan terima kasih atas kesediaan Minister Provinsi untuk mengunjungi umat Fatumea dan para Saudara. Ia juga berterima kasih kepada umat Fatumea yang selama lima bulan telah membuka hati untuk menerima kedua Saudara OFM di Fatumea dan merawat mereka. Akhirnya, Sdr. Mike mengucapkan terima kasih atas keterbukaan dan keramahan umat bagi kedua Saudara yang bertugas di tempat ini. Ia berharap bahwa kedua Saudara dapat membawa kabar sukacita bagi semua umat Fatumea melalui pelayanan-pelayanan sakramental dan juga pembangunan hidup sosial-ekonomi umat.
Penutup
Perayaan Ekaristi menandakan akhir kunjungan Minister Provinsi ke Fatumea. Oleh karena itu, acara diakhiri dengan sesi foto bersama dengan para anggota likurai, para tua adat, para penari persembahan, anggota kor, dan umat yang meminta dokumentasi secara pribadi. Setelah itu, Sdr. Mike menyempatkan diri untuk dahur (pesta) bersama umat di halaman gereja. Acara dilanjutkan dengan makan siang dan sayonara. Rombongan umat dengan konvoi motor dan mobil mengantar kembali Minister Provinsi dan para Saudara ke perbatasan Timor Leste-Indonesia. Kali ini, Minister Provinsi tidak hanya membawa selendang yang dikalungkan pada lehernya, tetapi juga mendapatkan buah tangan berupa buah alpukat dari kebun umat di Fatumea. Selamat jalan Saudara Minister Provinsi dan selamat tinggal umat Fatumea serta Frei Eugenio-Frei Simao! Sampai jumpa di lain waktu jika Tuhan berkenan.***
Kontributor: Sdr. Marciano Almeida Soares, OFM
Ed.: Sdr. Vincent, OFM
Tinggalkan Komentar