Gardian bukan Superman

   Jakarta, OFM — Bertempat di Hotel Sari Pacific, Jakarta, para Gardian terpilih yang akan menjadi pelayan di komunitas-komunitas lokal persaudaraan OFM Indonesia menjalani pembekalan selama tiga hari (28/02/2023-02/03/2023). Pembekalan ini dijalankan pasca pemilihan di tingkat gardianat dan tingkat provinsi serta diumumkan pada tanggal 15 Februari 2023 lalu. Terdapat 12 Gardian yang hadir dalam pembekalan, mulai dari wilayah barat hingga timur Indonesia.

Para Gardian berfoto bersama dengan Minister Provinsi dan Dewan Pimpinan.

    Adapun para gardian terpilih tersebut adalah Sdr. Stanislaus Suharyanto, OFM (Gardian Assisi, Jakarta), Sdr. Ignasius Widiaryoso, OFM (Gardian Damieta, Jakarta), Sdr. Antonius Bimo Prakoso, OFM, (Gardian Portiuncula, Jakarta), Sdr. Rahmat Simamora, OFM, (Gardian Spoleto, Jakarta), Sdr. Damai Wasono, OFM, (Gardian Monte Cassale, Lampung) Sdr. Leon Hambur, OFM, (Gardian Foligno, Badau-Nangakantuk), Sdr. Wolf Apriliano, OFM (Gardian Greccio, Jogjakarta), Sdr. Patris Mbete, OFM (Gardian Fonte Colombo, Manggarai), Sdr. Philipus Adi Sulistyo, OFM (Gardian Rieti, Bajawa-Nagekeo), Sdr. Virgilius Hezron, OFM (Gardian La Verna, Atambua), Sdr. Nazarius Trimuryanto, OFM (Gardian Carceri, Puncak), dan Sdr. Yustinus Agung Setiadi, OFM (Gardian Carceri, Puncak). Selain itu, turut hadir President Fundasi San Antonio de Lisboa, Timor Leste, Sdr. Nicolau Jose, OFM dalam pertemuan ini. Beliau mewakili para Gardian di Timor Leste.

Mengawali kegiatan pembekalan dengan perayaan ekaristi dan ibadat pagi bersama.

    Pada kegiatan pembekalan ini, para Gardian terpilih disuguhi berbagai materi yang diberikan oleh Minister Provinsi dan dewan pimpinan (definitor). Pada sesi perdana, Minister Provinsi menjelaskan urgensi kegiatan pembekalan bagi para Gardian. Berlandaskan Konsitusi Umum art. 185, Minister menjelaskan tujuan kegiatan, yakni untuk mendukung pelayanan para Gardian sehingga kehidupan persaudaraan yang semakin bermutu bertumbuh dalam komunitas dan gardianat. Tema persaudaraan menjadi penekanan Minister Provinsi karena selain selain kedinaan, persaudaraan juga merupakan salah satu paru-paru yang menjadi ciri khas cara hidup para Fransiskan. Para gardian bertanggung jawab mengembangkan persaudaraan khas Fransiskan dalam kehidupan bersama, entah melalui kegiatan rohani ataupun kegiatan-kegiatan lainnya. Oleh karena itu, para Gardian mesti mengembangkan pola komunikasi yang dapat membantu serta menunjang para saudara dalam cara hidup dan tugas pelayanannya.

Minister Provinsi, Sdr. Mike Peruhe, OFM sedang menjelaskan perihal urgensi diadakannya kegiatan pembekalan bagi para Gardian. Aspek persaudaraan menjadi penekanan serta mesti diperhatikan oleh para Gardian yang baru.

    Selanjutnya, Vikaris Provinsi, Sdr. Daniel Nahak OFM menjelaskan perihal spiritualitas para Gardian. Para gardian bertugas sebagai pelayan dan hamba para bagi saudara-saudari yang lain. Pelayanan bukan saja terkait tugas formal dalam ordo tetapi juga mencakup bidang rohani. “Para gardian mesti menyediakan waktu dan telinga untuk mendengarkan saudara lain. Bukan sekadar mendengar tetapi juga mendengarkan dengan hati (baca: penuh perhatian)”, ungkapnya.

    Pada sesi berikutnya, Sdr. Mateus Batubara, OFM memberikan pembekalan terkait aturan yuridis terkait tugas dan peran para gardian. “Para gardian bukan superman”, ungkapnya. “Gardian tidak dapat menyelesaikan persoalan dan tantangan yang dihadapi oleh persaudaraan lokal seorang diri. Oleh karena itu, butuh kerja sama dan kolaborasi dengan saudara lain dalam gardianat yang dilayani,” jelasnya. Sdr. Mateus menitikberatkan pada kerja sama dan kolaborasi para gardian dengan saudara lain yang dilayaninya.

“Gardian bukan Superman,” ungkap Sdr. Mateus. Para gardian mesti membangun kerja sama dan sinergitas dengan saudara lain yang dilayani.

    Materi pembekalan juga disampaikan oleh Sdr. Titus Angga Restuaji, OFM. Sdr. Titus memberikan penekanan peranan gardian dalam kaitannya dengan komunitas sebagai wadah formasi bagi para Saudara Dina. Selanjutnya, tampil dalam grup trio, Sdr. Laurens Tueng, OFM, Sdr. Deddie Kurniadi, OFM, dan Sdr. Bastian Gaguk, OFM dari Dewan Keuangan Provinsi (DKP) memberikan pembekalan seputar kehidupan bersama dari perspektif manajemen keuangan. Prinsip subsidiaritas dan solidaritas serta transparansi ditekankan kepada para Gardian dalam mengatur keuangan dalam komunitas-komunitas dan gardianat.

Sdr. Bastian Gaguk, OFM bersama dengan Dewan Keuangan Provinsi (DKP) memberikan penjelasan perihal manajemen keuangan komunitas dan gardianat kepada para Gardian terpilih.

   Hari terakhir pembekalan diisi oleh materi dari Dewan Penginjilan dan Spiritualitas (DPS) yang disampaikan oleh Sdr. Gusti Nggame, OFM serta rangkuman yang disampaikan oleh Minister Provinsi. Sdr. Gusti menjelaskan manfaat dan fungsi roadmap yang telah disusun mulai di tingkat gardianat sejak tahun 2020. Menurutnya, roadmap merupakan instrumen yang dipakai untuk membantu para Saudara Dina mementukan fokus karya yang dijalankan serta membangun sinergitas dan kerja sama antarkarya pastoral yang dijalankan.

Minister Provinsi, Sdr. Mike Peruhe, OFM dalam sesi tanya jawab bersama para gardian. Beliau tampak sedang menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh para peserta pembekalan.

    Minister Provinsi menutup pertemuan pada hari terakhir dengan menegaskan peranan roadmap sebagai instrumen yang dipakai untuk mengimplementasikan hasil kapitel. “Agar kita setia melaksanakan rencana yang telah dibuat dan agar ada evaluasi dan monitoring terhadap rencana atau program yang telah dibuat,” jelas beliau.  Tak lupa juga beliau mengucapkan terima kasih kepada panitia yang telah terlibat dalam pelaksanaan kegiatan pembekalan. Seluruh rangkaian acara berakhir dengan sesi foto bersama.

 

Ed.: Sdr. Rio Edison, OFM

Post navigation