Jakarta, OFM – Pada 4-9 November 2024, bertempat di Ballroom Vitra, Jakarta Pusat, diadakan Kapitel Tikar (Chapter of Mats) tingkat Provinsi St. Michael Malaikat Agung Indonesia. Kapitel Tikar ini dihadiri oleh para Gardian bersama Definitorium, Presiden Fundasi dan Dewan Konsilium Fundasi, Dewan dan Komisi Provinsi, Direktur JPIC Indonesia, dan para utusan formator. Turut hadir juga Visitator General, Sdr. Kons Bahang OFM. Sebelumnya, pelaksanaan Kapitel Tikar telah dilakukan di tingkat gardianat dengan mengundang narasumber dari Ordo Fransiskan Sekular, Ordo Ketiga Regular, dan Awam Katolik. Para peserta hadir membawa hasil Kapitel Tikar tingkat gardianat masing-masing.
Kegiatan Kapitel Tikar tingkat Provinsi dibuka oleh Minister Provinsi, Sdr. Mikhael Peruhe OFM. Dalam sambutannya, beliau membacakan Surat dari Minister General, Sdr. Massimo Fusarelli OFM perihal visitasinya ke Indonesia dan Timor Leste pada bulan Agustus 2024 lalu. Sdr. Mike menggarisbawahi beberapa pokok surat yang dapat menginspirasi para peserta kapitel. Mengutip tema Kapitel Tikar 2024, “Menghidupi Karisma, Persekutuan, dan Misi Fransiskan di Tengah Perubahan Dunia,” beliau juga menegaskan bahwa Kapitel Tikar menjadi momen berahmat bagi para saudara untuk melakukan discernment bersama terkait corak hidup sebagai Fransiskan di Indonesia dan Timor Leste.
Kapitel Tikar merujuk pada tradisi yang dimulai sejak zaman St. Fransiskus Assisi. Pada saat itu, para Saudara Dina diutus ke berbagai wilayah untuk bermisi. Setiap tahun, pada Hari Raya Pentakosta dan pesta St. Mikael Malaikat Agung, para Saudara Dina mengadakan kapitel. Mereka berkumpul di Portiuncula untuk berjumpa, saling meneguhkan, dan “membagikan pengalaman misi” . Salah satu pertemuan itu disebut sebagai Kapitel Tikar. para Saudara Dina tinggal dalam pondok-pondok sederhana beralaskan tikar alang-alang. Informasi mengenai awal pelaksanaan kapitel tikar tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi, tercatat pada kapitel tikar tahun 1221 sekitar lima ribu Saudara Dina hadir di Portiuncula. Pada tahun yang sama, St. Fransiskus menulis aturan hidup bersama, meneruskan Proto Regula (1209) yang disetujui oleh Paus Innocentius III secara lisan. Aturan tersebut dikenal dengan nama Anggaran Dasar Tanpa Bula (Regula non bullata).
Setelah pembukaan, pada hari kedua (5/11), tiga narasumber hadir memberikan input terkait tema kapitel. Mereka adalah Sr. Bernadeta Budi Juliati FMM, Sdri. Angela Oktavia Suryani OFS, dan Sdri. Francisia Saveria Ery Seda. Ketiganya memberikan input terkait hidup dan karya para Fransiskan. Input tersebut meliputi keunggulan dan kelemahan dari corak hidup para Fransiskan (di Indonesia) serta situasi dunia kiwari yang dapat menjadi tantangan.
Dinamika kapitel pada hari ketiga hingga kelima (6-8/11) diwarnai dengan diskusi. Input dari para narasumber dan hasil kapitel tikar tingkat gardianat menjadi materi diskusi. Diskusi dijalankan dengan menggunakan metode World Cafe. Setiap hari, pagi hingga siang, satu dari tiga subtema (karisma, persekutuan, misi) didiskusikan dalam dua tahap. Sore hari, hasil diskusi dibahas dalam pleno. Metode diskusi ini menjadi perwujudan semangat sinodalitas. Dalam diskusi, para peserta saling mendengarkan dan meneguhkan. Alur diskusi dirangkum oleh para fasilitator dengan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Pada hari Jumat (8/11) malam, keputusan Kapitel Tikar dibacakan di hadapan para peserta. Keputusan ini sekaligus menjadi panduan strategis dan penegasan (kembali) bagi para Saudara Dina di seluruh Provinsi untuk terus menghidupi karisma, persaudaraan, dan misi di tengah perubahan dunia dalam konteks masing-masing karya. Dalam sambutan penutup, Minister Provinsi menjelaskan dinamika Kapitel Tikar sebagai upaya untuk membarui visi hidup sebagai Fransiskan dan upaya adaptif untuk tetap eksis di tengah perubahan dunia yang terjadi semakin cepat.
“Tentu kita tidak mampu menyelesaikan semua masukan dan catatan kritis dibicarakan dalam Kapitel Tikar ini dalam waktu yang singkat dan cepat, seperti juga yang diharapkan oleh orang lain bahwa semua hal mesti ditangani oleh OFM. Tetapi sesuai dengan kharisma kita, kita juga akan melakukan dengan setia bagaimana kita mewujudkan karisma itu dalam karya-karya yang kita anggap penting. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo dalam pesannya pada pertemuan para Pimpinan Tarekat, bahwa “bukan karya-karya besar yang membuat tarekat itu berkibar, tapi kesetiaan pada karya-karya kecil dan sederhana dalam mewujudkan nilai karisma tarekat itu,” ungkap Minister Provinsi dalam sambutan menutup rangkaian Kapitel Tikar.
Selain itu, dinamika Kapitel Tikar ini menjadi materi penting bagi Sdr. Kons Bahang OFM. Dalam rangka Kapitel Provinsi tahun 2025 mendatang, beliau ditunjuk oleh Curia Generalat OFM menjadi Visitator General. “Sharing bersama pada tingkat gardianat yang dikembangkan dan direfleksikan lagi dalam kapitel ini merupakan hal yang bagus dan dapat menjadi catatan dasar bagi saya dalam visitasi ke komunitas-komunitas, gardianat-gardianat, maupun setiap saudara,”ungkap beliau. Kapitel Tikar 2024 ditutup dengan doa bersama dan saling memberkati antar saudara.
Kontributor: Sdr. Jimmy HR Tnomat OFM
Ed.: Sdr. Rio OFM
Tinggalkan Komentar