Pada tanggal 26 Januari 2022, tepat pukul 16.00 WIB, para Saudara Dina Provinsi St. Mikael Malaikat Agung, Indonesia – Fundasi San Antonio da Lisboa, Timor Leste mengadakan pembukaan Tahun Kedinaan secara virtual. Acara ini merupakan program yang dicanangkan oleh Dapur Penginjilan dan Spiritualitas (DPS) sebagai tindak lanjut atas hasil Kapitel Provinsi OFM Indonesia pada tahun 2019 dalam rangka menyongsong 100 tahun Kehadiran OFM di Indonesia. Setelah menetapkan tahun 2020 sebagai Tahun Evangelisasi dan tahun 2021 sebagai Tahun Persaudaraan, di awal tahun 2022 tim DPS menjadikan “Kedinaan” sebagai tema penting dalam refleksi, cara hidup, dan karya para Saudara Dina di medan pelayanan masing-masing selama setahun yang akan datang. Acara ini menggunakan aplikasi Zoom serta difasilitasi oleh tim Franciscan Media Centre (FMC). Tampil sebagai pemandu acara Sdr. Iki Santrio, OFM. Walaupun dilakukan secara virtual, para Saudara Dina di Indonesia dan Timor Lestep mengikuti rangkaian acara yang berlangsung selama dua setengah jam secara antusias dan penuh semangat.
Acara ini diawali dengan sambutan Minister Provinsi OFM Indonesia, Sdr. Mikhael Peruhe, OFM. Dalam sambutannya beliau mengatakan demikian. “Kita sadar bahwa apa yang kita dapatkan dan miliki merupakan anugerah Tuhan semata. Oleh karena itu, hidup dalam kedinaan memungkinkan kita untuk ada bersama orang-orang miskin dan terpinggirkan. Berkaitan dengan hal ini, tentu saja pembaharuan di provinsi kita baik di gardianat-gardianat dan komunitas-komunitas dan juga di fundasi menjadi tantangan nyata. Butuh komitmen kita semua untuk ada bersama orang miskin, terpinggirkan, diabaikan, dianggap hina, dan yang dilupakan dalam masyarakat. Sebagai musafir dan perantau, kita selalu ada dalam peziarahan. Kesediaan dan keterbukaan untuk bergerak menuju yang lain tanpa terikat ruang dan waktu merupakan ungkapan kedinaan kita sebagaimana diteladankan oleh Yesus Kristus dan Bapa Serafik St. Fransiskus dari Assisi.” Pada akhir sambutannya, Sdr. Mike mengajak para saudara mempertahankan persatuan dan kekompakan dalam komunitas dan gardianat guna menghadirkan identitas kedinaan dalam konteks persaudaraan.
Setelah sambutan dari Minister Provinsi, acara dilanjutkan dengan peluncuran lagu Tahun Kedinaan yang berjudul ‘Sang Musafir’. Menurut pencipta lagu, Sdr. Yornes Panggur, OFM, syair dalam lagu diinspirasi dari AngBul Pasal VI no. 1-4 perihal kemiskinan materiil tetapi melambung tinggi dalam keutamaan. Lagu dinyanyikan oleh 3 saudara, yaitu Sdr. Papin, OFM, Sdr. Alfred, OFM, serta Sdr. Yornes, OFM dengan genre pop-rap. Setelah peluncuran lagu, para saudara diajak untuk mendengarkan penjelasan tentang Tahun Kedinaan dari Direktur DPS, Sdr. Agustinus Nggame, OFM. Menurut Sdr. Gusti, ada dua hal yang perlu ditegaskan terkait Tahun Kedinaan.
Pertama, Refleksi tentang Tahun Kedinaan (Lih. 1 Cel 38; 2 Cel 18). Kedinaan merupakan cara hidup St. Fransiskus dari Assisi. Fransiskus tahu perihal kedinaan dan dia menghayati kedinaan dengan sukacita. Fransiskus dan para pengikutnya memilih cara hidup yang dina karena dua alasan, yaitu 1) segala sesuatu (yang dimiliki manusia) merupakan anugerah Tuhan dan 2) Kristus sendiri sebagai cermin kedinaan (Bdk. Fil 2:6). Jika kedinaan yang dihayati para Saudara Dina bercermin pada Kristus, maka sebenarnya kedinaan menjadi berita utama Injil yang mesti diwartakan (Bdk. Mat 18:3). Kedua, perihal menghayati Tahun Kedinaan. Melalui panduan yang akan dibagikan kepada setiap komunitas, tim DPS menawarkan beberapa kegiatan untuk merayakan Tahun Kedinaan, seperti doa khas tahun kedinaan, hari studi, rekoleksi, serta ret-ret perihal kedinaan hidup sebagai Fransiskan dan aksi-aksi nyata (yang kreatif) untuk menghayati dan menunjukkan kedinaan hidup sebagai Fransiskan. Dalam kaitannya dengan hari studi dan rekoleksi, tim DPS menganjurkan para saudara untuk membaca dan merefleksikan dokumen Pilgrims and Strangers (2008) yang membahas khusus tema kedinaan.
Bagian akhir acara diisi dengan saling sapa antargardianat. Setiap gardian diberikan kesempatan selama lima menit untuk membagikan cerita terkait keadaan gardianat masing-masing. Sejumlah gardianat secara kreatif menyapa peserta menggunakan media video pendek. Turut hadir dalam pertemuan ini para saudara yang bertugas menjadi misionaris di luar negeri, (Italia, Turki, Israel). Mereka turut membagikan cerita misi walaupun secara singkat. Acara ditutup dengan doa dan berkat penutup dari Sdr. Hans Udi, OFM serta foto bersama secara virtual.
Kontributor: Sdr. Felisian N. Ambal, OFM
Ed. Sdr. Rio Edison, OFM