Prosesi Relikui dan Novena Besar Santo Antonius Padua

Sdr. Marciano, OFM yang berkarya di Timor Leste membagikan kisah tentang kemeriahan acara penghormatan terhadap St. Antonius Padua di Timor Leste. Pada bulan Juni, para Fransiskan Timor Leste menginisiasi prosesi relikui dan patung St. Antonius Padua dari Fatuberliu menuju Dili. Simak laporan selengkapnya! 

 

Bulan Juni Istimewa

Bulan Juni terasa istimewa bagi para pecinta St. Antonius Padua. Pada bulan ini, Novena Besar Santo Antonius Padua mulai dijalankan selama 9 hari selasa berturut-turut. Sejumlah paroki Fransiskan seperti Paroki Hati Kudus, Kramat, Paroki St. Paskalis, Cempaka Putih, Paroki St. Paulus, Depok, hingga Calon paroki St. Cosmas dan Damianus, Kijang serta paroki-paroki lainnya menyelenggarakan Novena Besar St. Antonius.

Keistimewaan itu bukan hanya di Indonesia tetapi juga di Timor Leste. Di Timor Leste perayaan Novena Besar Santo Antonius Padua dilakukan secara meriah. Bukan hanya novena, sejumlah kegiatan dijalankan untuk menghormati St. Antonio de Lisboa—demikian Antonius dikenal di Timor Leste. Para Saudara Dina menginisiasi prosesi relikui St. Antonius dari Fatuberliu menuju Dili, novena besar selama 9 hari, perayaan pesta Santo Antonius bersama umat Paroki Motael, serta prosesi relikui kembali dari Dili ke Fatuberliu.

Patung St. Antonius Padua dihias dengan balutan busana adat khas Timor Leste

Tema yang diangkat selama prosesi dan novena besar adalah “Bersama St. Antonio de Lisboa: Menjadi Manusia Ekaristis, Menghidupkan Semangat Ekologis dan Memperkuat Persaudaraan Universal.” Tema ini berupaya mencakup arah dasar Keuskupan Agung Dili yang selama beberapa tahun terakhir merefleksikan kaitan antara Ekologi dan Ekaristi. Pada tahun ini keuskupan merefleksikan tema besar, “Menjadi manusia ekologis dan ekarisitis”.

 

Prosesi dari Fatuberliu ke Dili

Sejak tanggal 2 Juni pagi, Biara Tiga Sahabat Fatucahi sudah ramai. Sejumlah umat datang mendekorasi ruangan dan peralatan yang dipakai untuk prosesi relikui St. Antonius Padua. Rencananya, prosesi dilakukan dengan rute Fatuberliu-Dili. Pada pukul 14.00, Biara Tiga Sahabat telah dipadati umat, para tua adat (Tetun: Katuas Adat), penari cilik tebedai (tarian tradisional Timor Leste), wartawan, unsur pemerintah daerah dan lain sebagainya. Tepat pkl. 16.00, prosesi dimulai. Prosesi pertama dimulai dengan rute Biara Tiga Sahabat menuju Gereja Fransiskus Assisi, Fatuberliu.

Prosesi dimulai dengan doa, kemudian Sara Lia (penyambutan secara adat Tetun-Terik) dari tua-tua adat Fatuberliu dan dilanjutkan dengan tebedai oleh para penari cilik. Di depan Kantor Desa Fatucahi, pasukan drumband dari Colegio Assisi siap menyambut relikui dan patung St. Antonius. Ketika tiba di Paroki para tua adat menyambut reliqui dan patung St. Antonius dengan sara lia dan tarian tradisional dari siswa-siswi SD Colegio Assisi. Setelah penyambutan meriah tersebut, relikui dan patung St. Antonius Padua ditahtakan di gedung gereja Paroki Fatuberliu. Umat diberi kesempatan berdoa dan berdevosi sepanjang malam sesuai dengan kelompok yang telah dibagi.

Semarak prosesi relikui dan patung St. Antonius Padua. Anak-anak mengenakan busana Fransiskan dan busana adat, terinspirasi St. Antonius.

Keesokan harinya, tepat pukul 06.00 pagi, diadakan perayaan ekaristi menghormati St. Antonius. Setelahnya,  prosesi kedua dilakukan menuju Dili. Rute perjalanan melewati beberapa tempat seperti Paroki Alas (via stasi Besusu), Betano, Same, Maubisi, Aileu, dan berakhir di Dili. Di setiap perhentian umat mempersiapkan beragam acara guna menyambut relikui dan patung St. Antonius. Bahkan, umat di sepanjang rute prosesi menyediakan panganan untuk para peziarah yang turut dalam prosesi. Semua bisa mengambil makanan yang disediakan dan gratis! Setelah seremoni penyambutan, diadakan doa singkat dan pemberkatan lalu rombongan melanjutkan perjalanan.

Setiba di perbatasan Aileu dan Dili, katuas adat (tua adat) dari Welaluhu mengucapkan sara lia untuk menyerahkan reliqui dan patung kepada para tua adat di Dili. Penyerahan itu diterima secara foder atau segala (penyambutan ala Suku Mambae) oleh para tua adat di Dili. Drumband dari SMA Canossa, puisi, dan tarian dari anak-anak remaja kapela Fomento II, Dili memeriahkan seremoni penjemputan. Tarian tebedai mengantar relikui dan patung menuju kapela biara OFM Fomento II. Senja hari, rombongan prosesi tiba kota Dili.

 

Novena Sembilan Hari di Fomento

Selama sembilan hari, sejak tanggal 4 hingga 12 Juni, Biara Fomento dipadati oleh umat yang berdevosi kepada St. Antonius. Setiap pkl. 18.30 diadakan Novena Besar St. Antonius Padua. Setelah novena, umat yang datang dari berbagai tempat tersebut melanjutkan doa secara pribadi. Tak ada pembagian kelompok doa tetapi hampir sepanjang malam kapela biara dipenuhi oleh pecinta St. Antonius.

Rombongan prosesi relikui dan patung St. Antonius melewati beberapa rute serta menggunakan berbagai jenis kendaraan.

Selama sembilan hari, secara bergiliran para saudara imam ditugaskan memimpin novena besar. Dalam homili mereka menerangkan tema yang diusung, “Bersama Santo Antonio De Lisboa: Menjadi Manusia Ekaristis, Menghidupkan Semangat Ekologis  dan Memperkuat Persaudaraan Universal.” Tema ini dijabarkan dalam sembilan sub tema berikut: St. Antonio Pewarta yang Rendah-Hati dan Pribadi Ekarisitis; Ekaristi: Ambil, Mengucap Syukur, Memecah-mecahkan, dan Membagi-bagikan; Spiritualitas Ekaristi Fransiskan; JPIC sebagai DNA Fransiskan; Bumi sebagai Rumah Bersama dan Segala Persoalannya dalam Laudato Si’; Menjadi Pribadi Ekaristi dan Ekologis yang Membawa Damai; Persaudaraan sebagai Karakter Gereja Perdana dan Gereja Universal; Persaudaraan Universal dalam Fratelli Tutti; dan Menghidupkan Semangat Persaudaraan di Tengah Zaman yang Dikepung oleh Media Sosial yang Kadang Memecah-Belah.

 

Novena Hari Keenam  dan Hari Kesembilan

 Ada yang berbeda pada novena hari keenam dan kesembilan. Menjelang novena hari keenam, Biara Fumento dipadati oleh anggota Polisi Nasional Timor Leste (PNTL), mulai dari Komandan General (Kepala Polisi) anggota-anggotanya. Mereka meminta untuk diadakan misa khusus bagi jajaran kepolisian. Permintaan itu bukan tanpa alasan, institusi penjaga keamanan tersebut mengangkat St. Antonius Padua sebagai pelindung institusi beserta anggotanya.

Misa khusus untuk PNTL dipimpin oleh Minister Provinsi St. Mikael Malaikat Agung, Sdr. Mikhael Peruhe, OFM. Minister Provinsi memimpin misa dalam Bahasa Tetun serta menyampaikan homili dalam Bahasa Indonesia. Pesan penting yang disampaikan oleh Minister kepada PNTL adalah belajar dari St. Antonius dari Padua untuk menjadi abdi negara yang rendah hati dan ramah terhadap rakyat kecil yang dilayani. Meniru St. Antonius yang berguru pada Fransiskus pencinta damai, para Polisi Nasional Timor Leste juga mesti menjadi penegak dan pencinta damai di Bumi Lorosae.

Foto bersama para Fransiskan bersama jajaran polisi Timor Leste (PNTL)

Sementara  itu, novena pamungkas pada hari kesembilan dipimpin oleh Uskup Agung keuskupan Dili, Mgr. Virgilio Kardinal da Silva do Carmo, SDB. Perayaan berlangsung meriah. Bapa Kardinal didampingi oleh sekitar 30 imam yang merupakan imam diosesan dan beberapa kongregasi, seperti, Salesian don Bosco (SDB), Cavanis, Claretian (CMF), Carmelit, serta para Saudara Dina. Perayaan novena hari terakhir dimeriahkan oleh tarian serta koor diiringi orkestra pimpinan Sdr. Joel Casimiro Pinto, OFM.

Dalam homilinya, Kardinal menegaskan satu hal penting yaitu memandang sesama manusia sebagai pribadi yang membawa gambar dan rupa Allah. “Belajarlah dari St. Antonius Padua yang rendah hati dalam memandang sesama sebagai ciptaan Allah yang menyandang citra dan rupa Allah, demikian juga para devotan St. Antonio de Lisboa,” ungkapnya. Seusai misa, acara dilanjutkan dengan makan malam bersama umat dan pertunjukkan musik dari beberapa grup band Timor Leste, seperti Nino Pereira Grub; Ramelau Band; Alcatraz; Lulik ba Dame; UCT Band, dan lain sebagainya. Acara berakhir dengan menari bersama hingga menjelang pergantian hari.

 

Perayaan Pesta St. Antonius Padua di Paroki Motael

Sebagaimana dalam kalender liturgi Gereja Katolik, tanggal 13 Juni merupakan peringatan St. Antonius Padua. Perayaan puncak novena dan prosesi relikui dirayakan bersama umat di Paroki St. Antonio de Lisboa, Motael. Sekaligus merupakan pesta pelindung Fundasi. Perayaan tersebut dimulai dengan prosesi patung dan relikui dari Biara Fumento menuju Paroki Motael. Rute prosesi melewati Bundaran Nicolau Lobato dan Akademi Polisi guna memberkati para Polisi yang ada di akademi, kemudian menuju ke Paroki Motael .

Umat Paroki Motael menyambut relikui dengan meriah. Tiba di Kedutaan Amerika, tempat umat menanti, relikui dan patung St. Antonius serta rombongan prosesi disambut dengan berbagai atraksi. Sara lida menjadi sambutan wajib, disusul aklamasi puisi, tarian-tarian tradisional, tarian mars St. Antonius a la Portugal, drumband tradisional, serta tarian tebedai oleh 200 peserta penari. Seluruh peserta mengikuti prosesi menuju gereja Motael dengan tertib dan rapih. Setiba di gereja Motael, patung dan relikui ditahtakan.

Penghormatan umat terhadap relikui St. Antonius padua

Perayaan ekaristi pesta St. Antonius dirayakan pada sore hari. Perayaan ekaristi dipimpin oleh Kardinal Virgilio, SDB. Dalam homilinya, Kardinal mengaskan bahwa setiap umat beriman adalah garam dan terang dunia. “Kita tidak hanya menjadi garam yang memberi rasa pada kehidupan tetapi juga menjadi pengawet kasih dan kebaikan,” jabarnya. Kehadiran para pencinta St. Antonius mesti menjadi berkat bagi sesama dan selalu berupaya merawat kasih dan kebaikan Allah dalam relasi dengan sesama dan segenap ciptaan.

Selain itu, Kardinal Virgilio, SDB juga menegaskan relikui St. Antonius merupakan  saluran berkat Allah bagi segenap umat, terutama bagi mereka yang berdoa melalui perantaraan St. Antonius. “Kehadiran relikui St. Antonius di Timor Leste sudah ada sejak tahun 2008 dan para Saudara Dina menyimpannya di Fatuberliu. Pada tahun ini, mereka memberanikan diri untuk memperkenalkannya kepada seluruh umat. Sekaligus berharap agar suatu saat nanti bisa membangun  Santuario untuk St. Antonio de Lisboa di Fatuberliu dan bagi para pecintanya sehingga bisa nyaman berdoa,” jelas beliau.

 

Perjalanan Pulang

Setelah rangkaian prosesi dan novena besar, relikui St. Antonius kembali ke Biara Tiga Sahabat Fatucahi, Fatuberliu. Perjalanan kembali melewati Kabupaten Manatuto, dengan rute Paroki Laklo, Paroki St. Antonio Manatuto dan Paroki Natar Bora. Penerimaan di jalan pulang juga tidak kalah meriah. Ketika sampai di Behedan (salah satu daerah Paroki Laklo) umat dan pastor Paroki Laklo telah bersiap menyambut. Puisi, bunga tabur, dan pengalungan tais menandai seremoni penerimaan. Di Manatuto, umat telah menanti di sepanjang jalan dengan lilin yang bernyala, air untuk diberkati, serta sikap sembah sujud sebagai penghormatan sekaligus wujud doa. Pastor Paroki Manatuto meminta agar relikui ditahtakan di dalam gereja secara singkat sehingga umat dapat berdoa dan menerima berkat dari relikui tersebut.

Semarak penyambutan umat terhadap relikui dan patung St. Antonius Padua.

Penerimaan meriah juga terjadi di Natarbora. Ibu-ibu menampilkan tarian tebedai serta sara lia oleh para tetua adat. Setelah memberkati umat  Natarbora, rombongan meneruskan perjalanan menuju Fatuberliu. Rombongan tiba malam hari di Fatuberliu. Gelap malam tidak menyurutkan semangat umat Fatuberliu untuk menerima (kembali) relikui St. Antonius Padua yang telah berkeliling memberkati umat di Timor Leste. Pasukan drumband Colegio Assisi dan penari cilik menerima relikui secara antusias. Sesampai Gereja St. Fransiskus Fatuberliu, patung dan relikui ditahtakan, dilanjutkan dengan misa yang dipimpin oleh Sdr. Nicolau Jose Florentino, OFM, presiden Fundasi St. Antonio de Lisboa.

Seusai misa, patung dan relikui diarak kembali ke Biara Tiga Sahabat, Fatucahi. Umat Fatucahi menyambut antusias dengan tarian-tarian tradisional. St. Antonius baru saja menyelesaikan perjalanan mengelilingi dan memberkati segenap umat di Timor Leste. Setelah itu, patung dan relikui diserahkan kembali kepada para Saudara Dina di Biara Tiga Sahabat untuk ditahktakan kembali pada tempatnya.

 

Sensus Fidei Umat Katolik Timor Leste

Prosesi dan Novena Besar St. Antonius Padua memberikan beberapa kesan mendalam bagi para Saudara Dina di Fundasi. Kesan tersebut berkaitan dengan umat yang dilayani dan juga kehidupan para Saudara Dina sendiri. Pertama, semangat devosional umat Timor Leste akan St. Antonio de Lisboa begitu kuat terlihat pada kemeriahan rangkaian acara prosesi yang berlangsung hampir dua minggu.

Umat setia mengikuti prosesi, mengantar relikui dan patung St. Antonius Padua mengelilingi segenap umat Timor Leste.

Kedua, devosi menunjukkan betapa beragam dan bervariasinya ekspresi dan ungkapan iman umat kepada Tuhan melalui devosi kepada St. Antonius. Mulai dari doa yang khusuk sampai pada ekspresi seni tari dan lagu. Ketiga, prosesi dan novena St. Antonius diharapkan dapat membangun kembali semangat para Saudara Dina untuk  terus bertekun dalam doa dan kebaktian suci. Tugas para Saudara Dina saat ini adalah memikirkan dan merencanakan tempat yang layak untuk devosi kepada St. Antonius (suatu sanctuario), baik untuk relikui maupun untuk para devotan dan pecinta St. Antonius.

 

Kontributor: Sdr. Marciano Almeida Soares, OFM

Ed.: Sdr. Rio, OFM

Tinggalkan Komentar