Fransiskan Muda, Menyala Cokelatku!

Depok, OFM -Dalam semangat persaudaraan dan kedinaan, para Saudara Muda OFM Indonesia menggelar temu akbar tahunan di Novisiat Transitus, Depok pada hari Senin sampai Rabu (20-22/01/2025) dengan tema “Fransiskan Muda Menyala Cokelatku, Forkasi Sehat OFM Kuat”. Tema yang lahir dari semangat kebersamaan dalam kegiatan bersepeda sebagai program rutin bulanan ini, mengajak para Saudara Muda untuk menggali lebih dalam nilai-nilai fransiskan di tengah perubahan zaman. Warna cokelat, simbol kesederhanaan dan kerendahan hati, menjadi pengingat akan panggilan untuk hidup selaras dengan Injil seturut teladan St. Fransiskus Assisi. Dalam era digital yang serba cepat, para Saudara Muda diajak untuk menyalakan kembali semangat “cokelat” fransiskan, yaitu semangat untuk melayani, berbagi, dan membangun relasi yang otentik.

Mengawali temu akbar FORKASI 2025 dengan rekoleksi yang diberikan oleh Sdr. Kristo Tara OFM.

Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam temu akbar ini. Mulai dari kegiatan rohani seperti rekoleksi, doa bersama, perayaan ekaristi, hingga aktivitas fisik dan hiburan seperti olahraga dan pementasan seni. Kegiatan menjadi semakin menarik dengan kehadiran Orang Muda Katolik (OMK) dari paroki fransiskan di sekitaran wilayah Jakarta-Depok. Bahkan, rombongan OMK dari Paroki St. Petrus, Cianjur juga turut hadir.

Men sana in corpore sano. Olahraga menjadi sarana memupuk persaudaraan dan membina fisik. Saudara Muda sehat, cerah masa depan tarekat.

Refleksi perihal tantangan menghidupi spirit fraternitas dan minoritas di tengah perubahan zaman ini mewarnai seluruh dinamika kegiatan temu akbar. Kegiatan ini dibuka dengan rekoleksi bersama yang dibawakan oleh Sdr. Kristo Tara OFM. Melalui ulasan menarik tentang karisma-karisma fransiskan, beliau mengajak para Saudara Muda untuk terus merawat identitas fransiskan di zaman ini. “Kita harus bangga menjadi fransiskan dan menjadi fransiskan itu harus rendah hati, penuh sukacita, dan spirit finoritas serta fraternitas fransiskan harus menjadi bagian dari diri kita ketika hendak bermisi dan diutus kemana pun. Kita harus selalu siap ketika diutus ke wilayah-wilayah periferi agar semua orang dapat mengalami sukacita Injil, “ kata Sdr. Kristo Tara OFM.

Mengekspresikan kreativitas dalam pertunjukan Malam Budaya.

Dalam orasi malam budaya, Sdr. Stefan Nampung OFM juga menekankan hal serupa serta mengaitkannya dengan tema tahun Yubileum 2025, “Peziarah Pengharapan” serta maskot resmi dari Yubileum 2025, yakni Luce (bhs. Italia: ‘cahaya’). “Sama seperti handphone, agar terus menyala harus mengisi ulang daya, begitu pun kita para fransiskan, Novisiat menjadi tempat kita kembali dan menimba inspirasi terutama untuk “recharge” semangat kita sebagai fransiskan. Tujuannya supaya spirit minoritas dan fraternitas itu terus ‘menyala’ dan menjadi sumber pengharapan serta terang bagi sesama di sekitar kita,” kata Sdr. Stefan OFM.

Mengakhiri rangkaian acara dengan merayakan Ekaristi. Persaudaraan sejati terbentuk dan terjalin dalam Kristus

Temu akbar yang dihadiri 52 Saudara Muda dan 12 Saudara Novis ini berjalan dengan baik dan penuh sukacita. Meski terhambat oleh kondisi cuaca yang kurang bersahabat, seluruh kegiatan tetap berjalan dengan lancar. Kegiatan temu akbar ini diakhiri dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Vikaris Provinsi, Sdr. Daniel Klau Nahak OFM. Dalam homilinya, Sdr. Daniel OFM menekankan tiga hal penting dari refleksi para Saudara Muda tentang tema FORKASI tahun ini. “Cokelat itu terus ‘menyala’ di zaman ini kalau kita mendasarkan diri pada nilai-nilai fransiskan seperti perhatian terhadap orang kecil dan miskin, menjunjung tinggi semangat persaudaraan, dan kecintaan terhadap lingkungan hidup. Ketiga hal ini harus kita mulai dari diri kita sendiri serta di komunitas kita masing-masing,” terang Sdr. Daniel OFM. Lebih lanjut, dalam sambutan mewakili Dewan Pendidikan dan Studi, Sdr. Asep Cahyono OFM, Magister Saudara Muda Komunitas Duns Scotus mengungkapkan harapannya. “Harapannya, setelah mengikuti kegiatan Forkasi ini para Saudara Muda semakin ‘menyala,’ tidak hanya ‘menyala’ dalam kegiatan yang bernuansa rekreatif tetapi juga ‘menyala’ dalam aspek rohani.” Setelah makan siang bersama, para Saudara Muda kembali ke komunitas masing-masing.

Kontributor: Sdr. Andre Labur OFM

Ed.: Sdr. Rio OFM

Tinggalkan Komentar