Reportase Sidang Provinsi Tahun 2025 Hari Kelima

“Menghidupi Karisma, Persekutuan, dan Misi Fransiskan di tengah Perubahan Dunia” 

 Bogor, OFM – Sidang Provinsi memasuki hari kelima (25/09). Kesejukan udara pagi di Caringin kian terasa akrab dengan para peserta sidang. Sejak pagi, aktivitas sidang dimulai. Ibadat Pagi dan Misa menjadi pembuka hari yang tidak dapat digeser. Dimulai pada pukul 06.00 WIB, Ibadat Pagi dipimpin oleh Sdr. Agustinus Nggame, OFM dan Sdr. Trimuryanto, OFM. Setelah ibadat, kegiatan dilanjutkan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Sdr. Andreas Atawolo, OFM didampingi oleh Sdr. Nicolao Jose Florentino, OFM dan Sdr. Vincentius Darmin Mbula OFM.

Dalam homilinya, bertolak dari bacaan harian dalam Perayaan Ekaristi, Sdr. Darmin, OFM menghantar para peserta pada permenungan mengenai membangun dan memelihara bumi juga merupakan usaha untuk membangun rumah Tuhan. “Dalam semangat Fransiskus dari Asisi, panggilan Fransiskan membahana seperti nyanyian angin pagi: panggilan untuk menyapa matahari sebagai saudara, bulan sebagai saudari, dan bumi sebagai Ibu yang penuh rahim. Karisma (Fransiskan) itu bukan sekadar romantika spiritual, melainkan kekuatan profetik yang mengajak kita membangun bumi ini kembali sebagai rumah perdamaian, keadilan, dan keutuhan ciptaan. Di tengah krisis yang melilit, hidup Fransiskan adalah kesaksian bahwa kemiskinan bukan kekurangan, tapi kebebasan dari ketamakan; bahwa kuasa bukan penindasan, tapi pelayanan; bahwa rumah bukan tembok, tapi relasi yang utuh dan ramah bagi semua makhluk,” jelas beliau dalam homilinya.

Perayaan ekaristi pada pagi hari dipimpin oleh Sdr. Andre Atawolo OFM sebagai selebaran utama, didampingi oleh Sdr. Nicolau OFM, dan Sdr. Darmin Mbula OFM.

Sesi yang pertama sidang pada pukul 08.00 WIB diawali dengan refleksi kilas balik yang disampaikan oleh Sdr. Frumens Gions, OFM. Beliau menghadirkan refleksi atas laporan keuangan dan harta benda serta Instrumentum Laboris yang telah dipaparkan sehari sebelumnya dalam tema “logika anugerah”. Segala kebaikan  dan berkat yang diterima adalah anugerah yang didapatkan secara cuma-cuma. Oleh karena itu, berkat tersebut mesti dibagikan secara cuma-cuma dan setulus hati. Beliau juga menyampaikan bahwa seruan dan hidup pertobatan harus dilakukan terus-menerus seraya mengutamakan transendensi diri.

Setelah refleksi, sesi berlanjut dengan pembacaan draft panduan dan arahan diskusi yang disampaikan oleh Sdr. Mateus L. Batubara, OFM. Dinamika sidang berlanjut dengan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil. Terdapat tujuh kelompok dengan tujuh tema pembahasan masing-masing: “Doa: Kebaktian Suci dan Minoritas,” “Formasi: on going dan initial formation,” “Persaudaraan, Keluarga Fransiskan, dan Fundasi,” “Struktur Pelayanan dan Asset/Keuangan,” “Misi Ad Gentes dan JPIC,” “Paroki dan Pastoral Care,” dan “Pendidikan dan Kerasulan Kitab Suci”.

Keseruan diskusi dalam kelompok membahas sejumlah pokok penting.

Melalui diskusi kelompok, para peserta mendalami tema masing-masing dengan serius. Aspek sinodal tampak pada sikap para peserta yang saling mendengarkan satu sama lain. Mereka saling berbagi cerita, pendapat, dan refleksi  perihal tema yang dibahas. Semuanya bermuara pada perumusan kebijakan dan keputusan yang semakin memperkaya hidup persaudaraan. Diskusi berlangsung dari pagi hingga siang hari.

Diskusi kelompok menjadi ajang mengumpulkan gagasan, refleksi, sembari menatap harapan yang lebih baik.

Pada sore hari diadakan rapat pleno. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya ke dalam forum bersama. Pleno berlangsung dari pukul 16.30 WIB hingga 19.30 WIB. Hasil diskusi kelompok yang padat dan ketelitian peserta dalam memahami butir-butir presentasi berdampak waktu pleno yang cukup panjang. Pleno ditutup dengan makan malam. Keseruan diskusi berdampak pada perubahan jadwal kegiatan. Berbeda pada malam sebelumnya, setelah makan malam, diskusi kembali dilanjutkan dalam kelompok-kelompok kecil. Para peserta diajak untuk kembali mendalami tema diskusi dalam kelompok masing-masing. Pendalaman berlangsung intens dan serius. Completorium pada malam ini tidak dilaksanakan bersama tetapi terjadi dalam kelompok-kelompok diskusi.

Kontributor: Sdr. Carlo OFM

Ed.: Sdr. Rio OFM

Tinggalkan Komentar