Tiba di Labuan Bajo
Selepas Timor Leste, Minister General dan rombongan melanjutkan rangkaian visitasi ke Flores. Rangkaian visitasi dimulai di Labuan Bajo. Seluruh rangkaian acara berpusat di Pagal. Sejenak transit di Bali, rombongan visitasi yang terdiri dari Sdr. Massimo Fusarelli OFM (Minister General), Sdr. John Wong OFM (Definitor General untuk Asia-Oceania), Sdr. Baptist De’Souza OFM (Tim Development Curia Generalat), dan Sdr. Daniel Nahak OFM (Vikaris Provinsi) tiba di Labuan Bajo pada hari Kamis sore (08/08/24), sekitar pukul 18.30 WITA.
Kedatangan rombongan disambut hangat oleh pelayan Gardianat Fonte Colombo, Sdr. Patris Mbete OFM dan segenap anggota komunitas OFM di Labuan Bajo. Turut hadir dalam kesempatan ini kaum religius dan beberapa umat. Penerimaan di komunitas Labuan Bajo diawali dengan ibadat penerimaan yang dipimpin oleh Gardian dan Uskup Emeritus Keuskupan Bogor, Mgr. Mikhael C. Angkur OFM. Setelah penerimaan secara liturgis, Minister General beserta rombongan diterima secara adat dalam balutan adat Manggarai, dan dilanjutkan dengan makan malam bersama.
Selepas makan malam, Minister General bersama Sdr. John Wong dan Sdr. Baptist mengadakan pertemuan bersama Uskup Emeritus, Mgr. Mikhael Angkur OFM. Dalam pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit tersebut, Mgr. Mikhael menjelaskan perihal komunitas OFM di Labuan Bajo. Sedikit bernostalgia, beliau juga menceritakan perihal sejarah berdirinya OFM Provinsi St. Michael Malaikat Agung.
Kunjungan ke komunitas Labuan Bajo berakhir pada hari Jumat pagi (9/08/24). Pada pukul 08.30 WITA, Minister General dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju Pagal. Gardian Fonte Colombo dan beberapa anggota komunitas Labuan Bajo menjadi pemandu sekaligus penunjuk jalan bagi rombongan.
Sukacita Penyambutan di Pagal
Meninggalkan Labuan Bajo, Minister General dan rombongan menuju Pagal. Para Saudara Dina sedaratan Flores telah menanti di Pagal. Sejumlah persiapan penerimaan kedatangan Minister General sudah matang. Tengah hari, tepatnya pukul 12.39 WITA, rombongan tiba di Pagal.
Kedatangan Minister General dan rombongan disambut meriah. Para Saudara Dina, perwakilan umat, orang muda, serta anak-anak turut menyambut kehadiran Minister General. Tuak Curu, ritual adat Manggarai dalam menerima tamu, menandai kedatangan Minister General. Beliau mesti mencicipi tuak bakok khas Manggarai. Setelah diterima secara adat, rombongan diantar menuju Gereja Kristus Raja Pagal dengan iringan tari-tarian tradisional khas Manggarai-Ngada-Nagekeo, seperti tarian Ronda dan Ja’i.
Acara penerimaan secara liturgis berlanjut di dalam Gereja. Ibadat penerimaan yang dipimpin oleh Sdr. Philip Sulistyo OFM dan didampingi Sdr. Abba Lazar OFM, pastor paroki Kristus Raja Pagal. Pada bagian akhir ibadat, Minister General berkesempatan menyampaikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau menyapa segenap umat yang hadir. Beliau berterimakasih atas penerimaan yang penuh kehangatan dan sarat akan nilai-nilai budaya. Beliau merasa sangat di terima dan berharap kehadirannya membawa sukacita. Selepas ibadat, acara berlanjut dengan ramah-tamah dan makan siang bersama.
Pada sore hari, tepat pukul 16.00 WIB, Minister General mengadakan audiensi dengan Orang Muda Katolik dari paroki-paroki yang dilayani para Fransiskan di daratan Flores. Kegiatan tersebut berlangsung di aula St. Fransiskus Assisi. Pertemuan tahunan OMK sedaratan Flores pada tahun 2024 sengaja diatur untuk diadakan di Pagal sehingga Minister General dan kaum muda dapat berjumpa. Dalam audiensi, Sdr. Massimo menyatakan kegembiraannya bisa berjumpa dengan orang-orang muda. Beliau mengapresiasi semangat dan kegembiraan yang dialami dari kaum muda di tempat ini. Orang-orang muda yang hadir juga diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing dan mengemukakan kesan mereka tentang Fransiskus Assisi.
Beliau mengajak orang-orang muda yang hadir untuk meniru St. Fransiskus dalam mengikuti Kristus. Beliau mengajak orang muda untuk berani bermimpi dan menghidupi mimpi seperti St. Fransiskus serta berani keluar dari egoisme diri dan menjadikan Yesus sebagai pusat hidup. Hanya dengan menjadikan Yesus sebagai pusat hidup, mereka dapat mengemban misi mereka, yakni menjadi saudara bagi sesama, khususnya bagi orang-orang kecil dan terpinggirkan. Beliau menggarisbawahi tiga kata yang hendaknya selalu mereka ingat dari pertemuan ini, yakni “Yesus, Orang Miskin, dan Mimpi”. Pertemuan ini diikuti oleh para peserta secara antusias. Pertemuan berakhir pada pukul 17.14 WITA. Sebelum bubar, Minister General berkesempatan berfoto bersama kaum muda.
Setelah audiensi bersama orang muda, acara berlanjut dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Rm. Manfred Habur, Sekretaris Jenderal Keuskupan Ruteng. Beliau didampingi oleh Sdr. Patris Mbete OFM dan Sdr. Philip Sulistiyo OFM. Dalam homilinya. Rm Manfred mengangkat isu krisis ekologi yang juga menjadi perhatian pastoral Keuskupan Ruteng. Beliau mengajak segenap umat yang hadir untuk belajar dari pribadi St. Fransiskus Assisi yang menaruh hormat mendalam pada segenap ciptaan. Setelah perayaan ekaristi acara berlanjut dengan makan malam bersama. Seluruh rangkaian acara kemudian diakhiri dengan rekreasi bersama di unit Postulat.
Misi Seumur Hidup Saudara Dina
Visitasi hari kedua Minister General (10/11/2024) ditandai dengan pertemuan. Rangkaian kegiatan diawali dengan misa dan ibadat pagi bersama pada pkl. 06.00 WITA di Gereja Paroki. Pertemuan pertama dimulai pada pukul 08.00 WITA. Bertempat di ruang kelas, Minister General mengadakan pertemuan dengan para Postulan. Beliau dampinggi oleh Sdr. John Wong OFM. Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana persaudaraan dan penuh sukacita. Dalam pertemuan tersebut Minister General banyak memberi wejangan dan peneguhan bagi para postulant yang baru mulai menapak panggilan mereka sebagai Fransiskan.
Selanjutnya, tanpa jeda yang panjang, pada pukul 09.35 WITA, Minister General mengadakan pertemuan bersama prra Saudara Dina. Dalam pertemuan tersebut beliau menggarisbawahi tantangan terbesar para Saudara Dina dewasa ini, yaitu menghidupi dan menghayati iman sebagai seorang Fransiskan. Beliau menjelaskan bahwa kerapkali para saudara dilanda kebingungan dalam menghidupi identitasnya sebagai Saudara Dina.
Oleh karena itu, beliau mengajukan beberapa usulan yang dapat membantu seorang Saudara Dina menghidupi identitasnya. Pertama, menghidupi aspek kontemplatif dengan menjadi ‘contemplative brother’. Melalui cara ini seseorang dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam realitas hidup dan dalam ciptaan. Kedua, menghayati hidup sebagai misi atau perutusan. Seluruh hidup Saudara Dina adalah misi. Menjadi saudara bagi orang miskin di tengah ketidakadilan dan ketidaksetaraan adalah long life mission para Saudara Dina.
Dalam sesi ini, Minister General juga memberi kesempatan bagi para saudara untuk berdiskusi. Topik diskusi adalah perihal cara para Saudara Dina menghidupi kemiskinan dan upaya menghadapi tantangan yang menghalangi visi tersebut. Menurut beliau, salah satu skandal terbesar dalam ordo adalah skandal keuangan. Para saudara tidak mengelola keuangan secara transparan. Para saudara menimbun uang untuk kepentingan pribadi, bukan untuk komunitas. Skandal keuangan ini juga berpotensi menciptakan jurang ketidakadilan antara saudara imam dan saudara bruder sebab imam punya lebih banyak peluang untuk mendapatkan uang melalui pelayanan sakramental. Skandal keuangan bisa jadi bermula ketika para saudara belum menganggap ordo sebagai suatu keluarga.
Beliau juga membahas persoalan panggilan sebagai bruder yang menurun drastis. Salah satu hal yang disoroti berkaitan dengan persoalan tersebut adalah klerikalisme. Beliau mengingatkan identitas kita sebagai “saudara”. Pada akhir pertemuan, sebagaimana dalam pertemuan dengan para Saudara Dina di Timor Leste, beliau menegaskan kembali perihal proses formasi para saudara. Persaudaraan OFM Indonesia dipenuhi dengan orang muda. Lantas, perlu adanya proses formasi yang mengedepankan peningkatan kualitas hidup sebagai Saudara Dina. Kualitas mesti diutamakan di atas kuantitas.
Setelah pertemuan, Minister General bersama para saudara bergerak menuju area Ekopastoral Fransiskan untuk mengikuti ibadat ekologi. Ibadat ekologi dimulai pada pukul 12.00 WITA, dipimpin oleh Sdr. Andre Bisa OFM. Selain para Saudara Dina, ibadat ini juga diikuti oleh para staf Ekopastoral Fransiskan dan segenap orang muda. Dalam renungannya, Sdr. Andre mengajak segenap umat yang hadir untuk melihat kembali relasi dengan alam ciptaan. Beliau mengajak umat untuk secara bijak membangun relasi dengan alam. Dalam ibadat ini juga diadakan penanaman pohon oleh Minister General dan rombongan sebagai simbol kecintaan dan kepedulian pada ibu bumi.
Sore hari, pada pukul 16.00 WITA, Minister General kembali mengadakan audiensi. Kali ini, beliau beraudiensi dengan para Saudara Dina yang berkarya di paroki, anggota DPP (Dewan Pastoral Paroki), serta anggota Ordo Ketiga Sekular dan Regular. Audiensi diadakan di ruang kelas postulan dan berjalan dengan penuh kehangatan. Para peserta terlihat antusias berdialog dengan Minister General. Pertemuan tersebut berlangsung cukup lama dan berakhir pada pukul 18.35 WITA. Audiensi ditutup dengan acara makan malam bersama.
Selepas makan malam, pada pukul 20.00 WITA bertempat di Aula St. Fransiskus Assisi, Minister General dan rombongan turut serta menyaksikan pentas seni OMK Fransiskan. Dalam pentas seni tersebut ditampilkan beragam kreativitas OMK, seperti tarian Sanda dari OMK Tentang, Ja’i dari OMK Kurubhoko, tarian Rangkuk Alu dari OMK Karot, Modern Dance dari OMK Pagal, tarian Dero dari OMK Aeramo, lagu dari SEKAMI Pagal, dan beragam kreativitas lainnya. Minister General menikmati beragam pertunjukan tersebut sekaligus turut merasakan gairah dan semangat orang-orang muda. Pentas seni berakhir pada pukul 21.20 WITA sekaligus mengakhiri visitasi Minister General pada hari kedua.
Menjadi Roti Hidup
Rangkaian kegiatan visitasi Minister General di Pagal berakhir pada hari Minggu (11/08/24). Visitasi ditutup dengan misa hari Minggu bersama umat Paroki Pagal di Gereja Kristus Raja. Misa dimulai pada pukul 08.00 WITA serta dihadiri ratusan umat beriman. Sdr. John Wong OFM bertindak sebagai selebran utama dan homili disampaikan oleh Minister General.
Dalam homilinya, beliau mengajak segenap umat yang hadir untuk mencontohi Yesus sebagaimana ditampilkan dalam injil Yohanes, yaitu menjadi “roti hidup”. Umat diajak bukan saja untuk “memberi” roti, namun juga secara spiritual “menjadi” roti. Artinya, menjadi sumber kehidupan bagi mereka yang membutuhkan. Seusai misa Minister General menyempatkan diri untuk menyapa dan foto bersama umat yang hadir.
Setelah makan siang bersama para Saudara Dina di aula Paroki, Minister General dan rombongan meninggalkan Pagal. Perjalanan dilanjutkan menuju Labuan Bajo untuk seterusnya menuju Jakarta. Dalam perjalanan, beliau menyempatkan waktu untuk singgah di Paroki St. Fransiskus Assisi Karot. Minister General dan rombongan meninggalkan tanah Flores pada hari Senin (12/08/2024) pagi.
Kontributor: Sdr. Ambrosius S. Haward OFM
Ed.: Sdr. Rio OFM
Foto: Komsos Paroki Pagal
Tinggalkan Komentar