Visitasi hari kedua (06/08/2024) diwarnai dengan perjalanan panjang. Minister General bersama rombongan serta para Saudara Dina di Fundasi bertolak dari Dili menuju Fatuberliu. Sebelum meninggalkan kota Dili, Minister General menyempatkan diri bertemu dengan Mgr. Virgilio Kardinal do Carmo Silva, SDB di kediamannya, Lecidere. Dalam pertemuan singkat itu, Kardinal mengucapkan terima kasih kepada persaudaraan OFM karena mengijinkan banyak Saudara Dina terlibat dalam karya-karya keuskupan. Minsiter General dan Definitor General juga bersyukur atas kepercayaan yang diberikan pada para Saudara Dina. Seusai pertemuan singkat, rombongan menuju Fatuberliu, wilayah selatan Timor Leste.
Penyambutan Meriah di Fatuberliu
Perjalanan dari Dili menuju Fatuberliu memakan waktu 4 jam. Tengah hari, rombongan mencapai wilayah selatan. Setiba di Mota Sahen (Sungai Sahen), perbatasan Natarbora dan Fatuberliu, Minister General dan rombongan disambut oleh umat paroki Fatuberliu dan Paroki Alas serta pemerintah daerah Municipio (kabupaten) Manufahi. Penyambutan dilakukan secara meriah bak menerima kehadiran tamu agung. Minister General disambut dengan sara lia lalu diarak menuju rumah adat Uma Kai Lulik. Sesampai di sana, Minister General dikenakan pakaain adat Fatuberliu.
Dalam balutan pakaian adat lengkap, Minister General diarak menuju Gereja Fatuberliu. Sebelum tiba di Gereja, rombongan disambut lagi oleh tua adat sungai We Au dan dikalungi tais. Kemudian Minister General ditandu oleh orang muda dan para tua adat yang juga telah berpakaian adat lengkap. Sesampai di halaman Gereja, beliau disambut lagi dalam beberapa rangkaian acara seperti sara lia, dadolin dan tebe dai.
Di depan pintu Gereja, Minister disambut dengan lantunan lagu oleh paduan suara Paroki Fatuberliu. Kemudian Minister General dan rombongan berdoa sejenak di dalam Gereja. Setelah berdoa rombongan menuju aula Paroki untuk makan siang bersama umat dan para Saudara Dina lainnya.
Berjalan Bersama dalam Semangat Sinodalitas
Seperti hari sebelumnya, pada pukul 16.00 waktu setempat diadakan pertemuan. Kali ini, Minister Provinsi bertatap muka dengan para Saudara Dina yang bertugas sebagai pastor paroki, dewan paroki, serta pemerintah daerah Municipio Manufahi. Pada awal pertemuan, Minister General berterima kasih atas penyambutan umat yang meriah bagi kehadirannya. “Penyambutnya ini sangat berkesan,” komentar beliau. Penyambutan itu membuat Sdr. Massimo dan rombongan tidak merasa sebagai orang asing, tetapi merasa diterima di rumah sendiri. “Somos strangeiros mas não stranhos,” (terj.: “kita orang asing tetapi tidak asing, merasa berada di rumah”)
Gagasan sinodalitas yang sudah disampaikan pada pertemuan sehari sebelumnya kembali disampaikan. Beliau mengajak para para Pastor Paroki dan dewan paroki untuk berjalan bersama. St. Fransiskus Assisi merefleksikan Allah sebagai Bapa segenap ciptaan. Lantas, semua ciptaan adalah saudara dan para Fransiskan dipanggil untuk mewujudkan visi persaudaraan universal tersebut. Para pengikut Kristus dipanggil untuk membangun Gereja. Gereja pertama adalah gereja hidup pribadi, gereja keluarga, anak-anak dan hidup semua orang.
Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa Gereja sinodal mengisyaratkan keutamaan untuk saling mendengarkan dan berjalan bersama dalam belas kasih. Beliau menjelaskan bahwa realitas hidup manusia dewasa ini lebih mementingkan rasio sehingga rasa kemanusiaan makin berkurang. Beliau mengajak semua pihak untuk berjalan bersama, mengedepankan hati, belas kasih, serta belajar untuk saling mengasihi. “Budaya masyarakat Timor Leste adalah budaya berpartisipasi, bukan budaya individualitas,” katanya.
Setelah itu, diberikan kesempatan kepada pemerintah daerah, para Pastor Paroki dan umat untuk membagikan pengalaman iman mereka. Para Pastor Paroki mengungkapkan sukacita pelayanan mereka demikian juga para dewan paroki dan umat mengungkapkan dinamika penghayatan iman mereka di hadapan Minister General.
Misa Bersama Umat Fatuberliu, Alas, dan Fatumea
Seusai pertemuan, acara berlanjut dengan misa bersama. Misa dirayakan secara konselebrasi dalam Bahasa Indonesia dengan Sdr. John Wong OFM sebagai konselebran utama. Homili disampaikan oleh Sdr. Massimo Fusarelli OFM dalam Bahasa Portugis. Bertepatan dengan pesta transfigurasi, dalam homilinya Minister General mengajak segenap umat untuk memandang peristiwa sukacita dan penderitaan sebagai dua hal yang saling berkaitan. Kemuliaan Tuhan di atas Gunung Tabor dan penderitaan-Nya di atas Golgota berhubungan. Keduanya dialami oleh Yesus yang sama. Kadang kala kita memandang Yesus secara berbeda di antara dua peristiwa tersebut. Padahal sebenarnya dua peristiwa itu dialami oleh pribadi yang sama yakni Anak Allah yang datang ke dunia membawa terang keselamatan bagi manusia.
Lebih lanjut beliau menjelaskan, “kita juga, dalam kemanusiaan kita, sejak hari pembaptisan, adalah pembawa terang. Masing-masing kita, dalam panggilan hidup yang berbeda-beda, dapat membagikan terang ini. Terang yang yang dipupuk oleh Ekaristi, Sabda Allah, dan semangat cinta kasih.” Seusai misa, acara berlanjut dengan malam bersama di Aula Fatuberliu. Sebelum beranjak untuk beristirahat, Minister General dan para Saudara Dina menikmati dahur bersama umat. Seluruh rangkaian acara visitasi pada hari kedua berakhir pada pukul 21.00 waktu setempat.
Kontributor: Sdr.Marciano A. Soares, OFM
Ed.: Sdr. Rio OFM
Tinggalkan Komentar