
Potret bersama Minister General dan Definitor General. Turut hadir Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM (Uskup Keuskupan Bogor) dan Mgr. Adrianus Sunarko OFM (Uskup Keuskupan Pangkal Pinang). Keduanya pernah bertugas sebagai Minister Provinsi.
Jakarta, OFM – Pasca kunjungan ke Timor Leste (5-8/08/2024) dan Flores (9-11/08/2024), Minister General, Sdr. Massimo Fusarelli OFM, bersama Definitor General untuk Asia-Oceania, Sdr. John Wong OFM, dan Tim Development Curia Generalat, Sdr. Baptist D’souza OFM, kembali ke Jakarta guna memulai rangkaian visitasi di daerah Jakarta dan sekitarnya (12-15/08/2024). Pada Senin sore (12/08/2024), bertempat di Ballroom Vitra, Kramat, Minister General bersama rombongan mengadakan pertemuan dengan para Saudara Dina berkaul kekal. Selain para saudara yang berada di wilayah Jakarta, Depok, dan Bogor, turut hadir dalam pertemuan ini para pelayan Gardianat Foligno, Gardianat Monte Cassale, Gardianat Greccio, dan Utusan Komunitas Magalau.

Sdr. Eddy sedang memberikan presentasi terkait panorama sejarah OFM di Nusantara.
Pertemuan yang diadakan pada pukul 16.00WIB ini diawali dengan presentasi dari Sdr. A. Eddy Kristiyanto OFM perihal panorama sejarah kehadiran para Saudara Dina di Bumi Nusantara. Dosen Sejarah Gereja di STF Driyarkara, Jakarta ini mempresentasikan kehadiran para Saudara Dina yang secara sporadis terjadi pada abad ke-14 dan kehadiran baru sejak 21 Desember 1929 dengan kedatangan lima misionaris dari Belanda. Sejak saat itu, beliau menjelaskan, terdapat pola yang telah terbentuk. Para Saudara Dina di Nusantara menjalani misi dengan bergerak dari (wilayah) pusat menuju ke daerah pinggiran, baik dalam pelayanan pastoral, sosial karitatif, maupun dalam pengembangan spiritualitas melalui retret dan kursus-kursus. Mengakhiri pemaparannya, Sdr. Eddy menegaskan pentingnya kolaborasi dan inkulturasi iman Kristiani dan semangat kedinaan dalam pola hidup para Saudara Dina. “Ketika iman Kristen belum dirayakan dengan dan dalam budaya kita, cara berpikir kita, cara berada kita, maka ia belum berakar dan belum menjadi bagian integral dari diri kita. Oleh karena itu, kita perlu memperkuat kolaborasi, semangat solidaritas dalam saling membantu, dan memiliki belas kasih terhadap sesama seperti yang dilakukan St. Fransiskus Assisi. Maka, kita berani bersyukur kepada Tuhan karena Dia memberi kita semangat Persaudaraan dan Kedinaan, khususnya melalui cara hidup ini,” jelas Sdr. Eddy pada bagian akhir presentasinya.

Minister Provinsi, Sdr. Mikhael Peruhe OFM sedang mempresentasikan situasi dan komposisi persaudaraan di hadapan Minister General.
Sementara itu, Minister Provinsi, Sdr. Mikhael Peruhe OFM, pada kesempatan ini mempresentasikan gambaran umum Persaudaraan Provinsi St. Michael Malaikat Agung Indonesia dan Fundasi St. António de Lisboa Timor Leste. Dalam presentasinya, Sdr. Mike menampilkan statistik persaudaraan dengan beragam pelayanan di 10 Keuskupan di Indonesia dan 2 Keuskupan di Timor Leste. “Pelayanan Persaudaran di Indonesia dan Timor Leste cukup beragam, mencakup pastoral parokial, panti asuhan, pendidikan, Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (JPIC) serta kerja pastoral ekologi, Kerasulan Kitab Suci, Pendidikan Seminari Tinggi (berkolaborasi dengan Keuskupan Agung Jakarta dan Serikat Yesus), pelayanan kesehatan, dan sosial karitatif, terutama bagi kaum miskin dan lanjut usia” jelas Sdr. Mike. Selain menginformasikan beberapa kebijakan provinsi, Sdr. Mike juga menyampaikan harapan, tantangan dan usulan-usulan seperti meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris bagi para Saudara Dina, memperkuat formasi, dan memupuk ikatan persaudaraan.

Minister General memberikan masukkan kepada para Saudara Dina yang hadir dalam pertemuan.
Menanggapi materi yang disampaikan oleh Sdr. Eddy dan Sdr. Mike, juga pengalaman kunjungannya di Flores, Minister General, Sdr. Massimo mengatakan bahwa dia sangat tertarik dengan budaya dan bahasa yang amat plural di Indonesia. “Para Saudara hidup dalam persatuan dan keberagaman. Maka, teruslah hidup dalam harmoni itu. Di tempat lain, tidak seperti Indonesia, masih terjadi kekacauan, perang, pengungsian, dan lain-lain. Tantangan kita sebagai seorang Saudara Dina adalah bagaimana mewujudkan karisma Fransiskan dalam budaya Indonesia yang plural,” jelas Sdr. Massimo. Ia mengingatkan para Saudara untuk terbuka bekerja sama dengan banyak orang dalam mendengarkan dan menyentuh secara langsung persoalan-persoalan sosial. Lebih lanjut, beliau mengatakan, “spiritual quest” yang menampakkan karisma Fransiskan kita bukan saja di Paroki, Panti Asuhan, Sekolah, dan lain-lain tetapi dalam kehadiran Ilahi secara baru melalui hidup kita dan alam ciptaan di sekitar kita.” Beliau juga memberikan semangat kepada saudara. “Saudara tidak sendirian karena ada saudara lain yang berjalan bersamamu. Kembangkanlah kualitas komunikasi satu sama lain, libatkan saudara lain dalam hidup bersama dan dalam komunitas, dan bangunlah kepekaan terhadap orang miskin dan yang tersingkirkan. Ingatlah bahwa we are pilgrims, we are still on the way.”

Apa spiritual quest anda sebagai Saudara Dina? Pertanyaan Minister General ini memantik diskusi dan sharing di antara para peserta pertemuan.
Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Sdr. Massimo, Sdr. John juga mengungkapkan pentingnya menjaga the spiritual quest. “Kita dapat berusaha untuk mengenali tanda-tanda zaman yang berkembang, membangun semangat pelayan yang tulus kepada orang miskin, mengikis pendangkalan cara berpikir dalam diri setiap saudara di mana hal yang buruk berusaha disembunyikan dan akan menampilkan hal yang baik-baik saja, dan berusahalah untuk mengalahkan ego yang menghancurkan persaudaraan.” Pertemuan persaudaraan ini diakhiri dengan santap malam bersama. Dalam santap malam ini, hadir pula kedua mantan Minister Provinsi OFM Indonesia yang kini menjadi Uskup yaitu Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM (Uskup Keuskupan Bogor) dan Mgr. Adrianus Sunarko OFM (Uskup Keuskupan Pangkalpinang).
Kontributor: Sdr. Jimmy HR Tnomat OFM
Ed.: Sdr. Rio OFM
Tinggalkan Komentar