Pembukaan Perayaan 800 Tahun Kidung Segenap Ciptaan dan Tahun Yubileum 2025

Jakarta, OFM Pada hari Selasa, 5 Februari 2025, para Saudara Dina di Provinsi St. Michael Malaikat Agung, Indonesia dan Fundasi St. Antonio de Lisboa, Timor Leste berjumpa dalam ruang virtual. Bertajuk “Pembukaan 800 Tahun Kidung Segenap Ciptaan dan Tahun Yubileum 2025, para Saudara Dina yang berkarya di berbagai wilayah di Bumi Nusantara dan Timor Lorosa’e berjumpa dalam suasana persaudaraan. Antusiasme perjumpaan tampak pada jumlah kehadiran yang banyak – mencapai 90 akun – serta lalu lintas percakapan antarakun pada kolom komentar aplikasi ZOOM yang lancar.

Minister Provinsi sedang menyampaikan refleksi perihal 800 Tahun Kidung Segenap Ciptaan.

Rangkaian acara yang dimulai pada pukul 16.00 WIB tersebut dipandu oleh Sdr. Alanersase Vanri, OFM. Doa pembukaan dipimpin oleh Sdr. Urbanus Tangi, OFM. Dua agenda inti dalam pertemuan ini adalah refleksi Minister Provinsi, Sdr. Mikhael Peruhe OFM perihal 800 Tahun Kidung Segenap Ciptaan dan Tahun Yubileum 2025 serta pemaparan dari tim DPS (Dapur Penginjilan dan Spiritualitas) mengenai agenda provinsi dan gardianat guna merayakan dua momen penting tersebut. Dalam refleksinya, Minister Provinsi mengajak para Saudara Dina untuk meneladani Santo Fransiskus Assisi yang tidak melupakan aspek alam ciptaan dalam penghayatan iman akan Allah. Sang Santo mengkontemplasikan keindahan alam ciptaan dan menerima kehadiran Sang Pencipta sebagai pemberi makna pada keberadaan alam ciptaan. Keindahan alam ciptaan menjadi cermin kesempurnaan Sang Pencipta.

Beliau juga mengajak para saudara untuk menaruh perhatian pada persoalan-persoalan ekologi. “Kita juga diajak untuk semakin sadar terlibat aktif bersama semua orang lain dalam rangka memulihkan dan merawat segenap ciptaan, memelihara ibu dan saudari kita, bumi ini, yang saat ini sedang menjerit kesakitan karena penderitaan yang telah kita timpakan ke atasnya,” jelas beliau. Lebih lanjut, beliau menyoroti persoalan sampah, baik di Jakarta maupun Timor Leste, yang menjadi tantangan ekologi dewasa ini. Sebuah pertanyaan beliau lontarkan pada bagian akhir refleksinya. “Sebagai Saudara Dina, apakah saya telah berbuat adil terhadap ciptaan?”

Sdr. Gusti Nggame OFM sedang memaparkan materi dari DPS tentang Perayaan 800 Tahun Kidung Segenap Ciptaan dan Tahun Yubileum 2025.

Setelah refleksi Minister Provinsi, acara dilanjutkan dengan pemaparan agenda provinsi dan gardianat tahun 2025 oleh tim DPS. Sejumlah agenda tingkat provinsi diadakan untuk merayakan dua momen penting ini. Beberapa diantaranya adalah Seri Animasi Safe Guarding, Pertemuan Pemuda Lintas Agama, Seminar Akademis, dan lain sebagainya.  Pemaparan materi dilakukan oleh Sdr. Agustinus Laurensius Nggame, OFM.

Dalam penjelasannya, beliau menyampaikan bahwa kata “peziarah” identik dengan konsep spiritualitas Fransiskan yang melihat seorang saudara sebagai musafir dan perantau. Seorang musafir dan perantau melakukan perjalanan dan tidak membawa apa-apa dalam perjalanannya. Konsep ini hendak menjelaskan perihal penghayatan nilai sine proprio atau hidup tanpa milik bagi seorang Fransiskan.

Memulai dan mengakhiri pertemuan dengan doa. Sdr. Banus Tangi OFM menjadi pendoa dalam hajatan virtual ini.

Setelah penjelasan DPS, acara berlanjut dengan agenda sapa-salam. Ini adalah acara yang paling dinantikan semua saudara. Pada sesi ini, setiap gardian meenceritakan keadaan para Saudara Dina di gardianat masing-masing beserta kesibukan pastoralnya. Setiap gardian berbagi cerita dengan cara kreatif. Beberapa di antaranya dengan upaya sungguh-sungguh menyediakan tampilan video kreatif. Para saudara yang berkarya sebagai misionaris juga turut terlibat dalam pertemuan ini. Acara berakhir pada pukul 19.00 WIB dan ditutup dengan doa oleh Sdr. Urbanus Tangi, OFM dan berkat penutup oleh Sdr. Mikael Peruhe, OFM.

Kontributor: Sdr. Juan Carlo OFM

Ed.: Sdr. Rio OFM

Tinggalkan Komentar